"Aku sebenarnya bingung dengan perasaanku sendiri," cerita Danish kepada Mentari pada pukul 2 pagi bahkan sedari tadi perempuan itu menguap beberapa kali tetapi Danish buru-buru menegurnya dan mengajaknya makan-makan pedas dulu agar tak mengantuk.
"Kenapa lagi?!" ketus Mentari heran, tak henti-hentinya cerita yang dibuat Danish tetapi untungnya saat ini Danish tidak membawa kamera.
Ia selalu menyebarkan privasi orang lain akan tetapi privasinya sendiri tak mau di umbar-umbar.
"Di satu sisi ada Kanaya dan di sisi lain ada Raika... Tapi kan aku sukanya pada--" Danish menggantung kan kalimatnya.
"Pada ku?" Mentari tampak percaya diri, sebab rasa mengantuk nya yang terus ada membuat gadis itu kesal.
"Hm..." Danish malah terlihat berpikir, "sepertinya bukan,"
"Lalu siapa?! Katakan!" kesalnya.
"Sabar lah, aku masih berpikir--"
"Kenapa harus di pikirkan?! Jika itu kan tentang perasaan mu! Jadi siapa yang kau sukai?!" gemas Mentari seraya mencubit keras pipi Danish hingga memerah.
"Perih," keluh Danish seraya mengeluh pipinya yang memerah.
"Cepat katakan! Kau membuang-buang waktuku!" paksa Mentari.
"Baiklah, menurutmu aku suka pada siapa?" tanya Danish.
Mentari menatap Danish datar; yang punya perasaannya siapa? Lalu malah dirinya yang ditanya?
"Kau suka padaku!" sahut Mentari tak mau banyak bertingkah.
"Ayolah Matahari! Katakan! Aku sukanya pada siapa?!" paksa Danish.
Mentari semakin heran. "Aku pun tak tahu! Yang punya perasaan kan kau!"
"Jadi kau tak punya perasaan, maksudnya?"
"Bukan begitu juga, tapi kan ini tentang perasaan mu!"
"Tapi ku bingung..." keluh Danish.
"Jika kau bingung maka aku apa?! Lebih bingung dari mu!" timpal Mentari.
Rasa ingin memukul Danish semakin menjadi; mengapa ada pria sepertinya di dunia ini, apakah ia tidak bisa merasakan cintanya? Atau memang cintanya hanya untuk kamera makanya tak merasakan apapun pada mereka.
"Oke, kau tebak, aku sukanya pada--"
"Pada ku," sela Mentari.
"Serius lah Matahari!" kesal Danish lama-lama.
"Hanya menebak," santai Mentari.
"Lagipula jika aku suka padamu, kau kan calon kakak iparku!"
Mentari menghela nafas. "Dengar, aku dan Rehaan hanya melakukan hubungan kekasih percobaan saja, aku tak memiliki perasaan apa-apa padanya bahkan dia pun, bisa ku tebak, beberapa hari atau minggu juga Rehaan akan menyerah sendiri dan memutuskan hubungan nya denganku,"
Mendengar itu Danish tak terima. Walaupun Rehaan menyebalkan akan tetapi dia tetap kakaknya.
"Kakak ku itu orangnya serius dan setia! Kau jangan remehkan kakakku yah!"
Mentari masih berekspresi santai seraya menjawab. "Karena itulah, kakak mu pasti akan memutuskan hubungan nya denganku, karena dia serius dan setia itu,"
Danish semakin tak mengerti. "Yang ada jika dia setia dan serius, maka dia akan bertahan!"
"Rehaan masih mencintai seseorang yang ada di masa-lalu nya!" jelas Mentari tak ingin rumit; berbicara dengan Danish memang selalu rumit.
KAMU SEDANG MEMBACA
INSOLETN HEART [Lengkap]
RomanceSaat itu Rehaan meninggalkan Alena dengan sebuah 'surat' hubungan mereka berakhir begitu saja. Beberapa tahun kemudian mereka bertemu lagi dengan keadaan yang berbeda. Ya, Alena malah di jodohkan dengan kakak dari Rehaan sendiri. Dev Dirgantara seor...