Alena dan Rehaan berhasil keluar atas bantuan Mentari juga, dan saat ini mereka hendak menaiki mobil berwarna hitam milik Rehaan sendiri namun sebelum benar-benar masuk––Dev datang dengan wajahnya yang terlihat lemas.
"Mau kemana Alena?!" tanya Dev terlihat marah apalagi kala melihat Rehaan yang membawa barang-barang Alena.
"Aku batalkan pernikahan ini," terang Alena datar.
"Kenapa begitu?" lagi-lagi Dev tak terima. "Pernikahan nya di lakukan lusa! Kau tidak bisa membatalkan seenaknya seperti ini!" tambahnya dengan nada tegas.
Alena tersenyum kecut. "Aku membatalkan pernikahan sebelum hari H, oke? Aku juga membatalkan ini semua gara-gara kau! Dan seharusnya kau menyadari kesalahan mu itu! Bahkan seharusnya juga kau tak menunjukkan dirimu di hadapan ku!"
Dev menatap Alena tak percaya. "Alena... Apakah salah jika aku peduli pada orang lain? Hidupku bukan hanya tentang kau saja, kau seharusnya tidak bersikap kekanak-kanakan begini," timpal Dev.
Alena ternganga tak percaya dengan respon Dev. "Aku menyalahkan mu karena kesalahanmu, dan kau menyalakan aku karena aku menyalahkan mu?"
Dev tampak menghela nafas berkali-kali. "Jadi kau mau kemana saat ini? Bersama Rehaan pula?!"
"Mau selingkuh!" ketus Alena sebelum masuk ke dalam sedangkan Rehaan tampak yang sudah sangat malas dengan Dev memilih diam.
"Cukup ya Alena! Jangan kekanak-kanakan seperti ini!" ujar Dev tegas.
Kali ini Rehaan menghampiri Dev. "Kali ini kau maunya apa?" tanyanya dengan nada datar.
"Kau tidak perlu ikut campur urusan ku!" jelas Dev sambil mendorong tubuh Rehaan agar menyingkirkan darinya.
"Urusan Alena, adalah urusan ku juga!" timpal Rehaan sambil menekan kata-katanya.
Dev tertawa renyah. "Haha, percuma saja kau berkata seperti itu! Kalian tidak pernah di takdir kan untuk bersama!"
Rehaan mengernyitkan dahinya. "Maksudnya?"
"Rehaan! Ayo masuk saja sini, biarkan dia!" celetuk Alena yang ingin cepat-cepat pergi dari sini.
Dev malah tersenyum penuh kesenangan. "Pergi saja sana, lalu kau akan mendengar berita buruknya, haha..."
Rehaan sama sekali tidak mengerti dengan apa yang dikatakan Dev. Berita buruk? Dan mengapa pria itu membiarkannya pergi bersama Alena? Sepertinya ada yang tidak beres.
"Rehaan ayo!"
Lantas Rehaan pun segera masuk ke dalam mobilnya, meninggalkan Dev disana sendirian yang masih tersenyum penuh kesenangan.
"Kalian ingin kabur? Kalian ingin hidup bersama? Haha! Jangan bermimpi!" gumam Dev sebelum masuk ke dalam sana.
Dev menyalakan alarm agar semuanya berkumpul di tempat yang sudah di sediakan. Semuanya bangun dengan keadaan yang masih mengantuk, dan kebingungan melihat Dev menyalakan alarm itu.
"Ada apa Dev?" tanya Dirgantara sambil sesekali menguap.
Dev memasang wajah sedihnya. "Alena kabur bersama Rehaan..."
"Ha?!" Semuanya ternganga, kecuali Mentari yang memang sudah tahu.
"Iya... Aku sudah memohon-mohon pada Alena untuk tidak meninggalkan ku, tapi dia. Dia malah menampar ku, dan berkata bahwa dia hanya ingin bersama Rehaan. Dia meninggalkan ku demi pria lain..." ujar Dev dengan pura-pura terisak.
Orangtuanya Dev dan orangtuanya Alena tampak terkejut bukan main––Danish dan yang lainnya juga sama terkejutnya tapi di dalam hati mereka ada sedikit rasa senang, walaupun tak percaya dengan penuturan Dev.
KAMU SEDANG MEMBACA
INSOLETN HEART [Lengkap]
RomanceSaat itu Rehaan meninggalkan Alena dengan sebuah 'surat' hubungan mereka berakhir begitu saja. Beberapa tahun kemudian mereka bertemu lagi dengan keadaan yang berbeda. Ya, Alena malah di jodohkan dengan kakak dari Rehaan sendiri. Dev Dirgantara seor...