Part 26 -Kabur?

28 6 269
                                    

Pagi-pagi seperti ini Alena hendak pergi lari di sekitar sini saja, jadi orang-orang tak perlu mencarinya jauh-jauh namun kala kakinya melangkah hendak keluar dari rumah, ia malah mendapati Dev yang sudah sangat rapih, terlihat seperti hendak pergi ke suatu tempat pagi-pagi seperti ini, bahkan menggunakan mobil. Hal itu menimbulkan banyak tanya bagi Alena. Kemana perginya Dev?

Dari pada penasaran sendiri––Alena memilih mengikuti Dev dengan menggunakan mobil kakaknya. Ia ingin tahu pasti sebenarnya Dev sering menghilang karena pergi kemana.

Mobil Dev sampai di sebuah rumah sakit, tetapi ini bukan rumah sakit tempatnya bekerja. Perlahan tapi pasti Alena mengikuti Dev lagi sampai ke dalam.

Dev berjalan menuju satu ruangan, tangannya juga membawa seikat bunga, dan buah-buahan.

Ketika Dev masuk; Alena buru-buru berlari menghampiri ruangan itu dan mengintip di jendela.

Deg!

"Bagaimana? Sudah lebih baik?" tanya Dev pada gadis yang ia kunjungi, wajahnya belum terlihat jelas karena tubuh Dev menghalangi nya.

"Kau pagi-pagi buta sudah kesini?" balas gadis itu dengan suara seraknya.

Dev mengelus rambut perempuan itu. "Aku akan menjenguk mu setiap hari sampai kau sembuh," terangnya sambil memasang senyuman nya dengan penuh perhatian.

"Dev tidak perlu seperti ini terus, kau akan menikah!" perempuan itu tampak tak suka dengan perhatian Dev tapi sejujurnya, ia ingin tapi keadaan nya menyadarkan nya.

"Memang apa hubungannya Kanaya?"

Deg!

Hati Alena langsung celos, mendengar kalimat Dev.

"Apa hubungannya?!" marah Kanaya. "Kau selalu datang kepadaku bahkan saat aku baik-baik saja pun kau selalu datang ke rumahku. Apakah kau tak bisa menghargai calon istrimu?" terangnya yang merasa lemah.

"Aku juga menghargainya, aku selalu ada untuknya--"

"...dan kau sering berbohong kalau kau pergi ke luar kota! Padahal kau pergi ke rumahku! Itu yang di maksud menghargai?" sela Kanaya tajam.

"Aku hanya khawatir padamu," tutur Dev.

"Aku mohon Dev! Kau pergi dari kehidupan ku!!" pekik Kanaya yang sudah tak tahan. Ia hanya manusia biasa yang mudah jatuh cinta apalagi terlalu di perhatikan seperti ini oleh seseorang, walaupun pada kenyataannya Dev hanya milik Alena. Jadi ia tak mau sakit hati berlarut-larut.

"Aku hanya ingin menjagamu, memastikan keadaan mu! Apakah itu salah?" terang Dev tak mengerti.

"Itu salah--" Kanaya menghentikan ucapannya ketika ia tak sengaja melihat Alena di jendela kecil itu.

"Alena..." gumam Kanaya segera bangkit, melepaskan infusan di tangannya dengan paksa hingga tangannya berdarah-darah.

Dev yang melihat itu panik. "Hei, Kanaya mau ke--" Dev menghentikan ucapannya dan termangu kala melihat Alena tengah berdiri di hadapannya.

"Maaf aku mengikuti mu," lirih Alena sebelum pergi berlari menjauh dari mereka.

Kanaya dan Dev lantas hendak menyusul tapi Dev menghentikan Kanaya dulu. "Kau istirahat saja!"

"Aku harus mengejar Alena! Aku tetap bersalah walaupun kau yang memulainya!" geram Kanaya sebelum berlari mengejar Alena lagi.

Dev frustasi lantas memilih mengejar juga, sebelum itu dia sempat memukul tembok berkali-kali.

Kesedihannya hari ini membuat Alena melupakan mobil yang dia bawa, ia hanya terus berlari tanpa mempedulikan orang-orang. Sampai akhirnya ia lelah sendiri.

INSOLETN HEART [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang