Part 22 -Putus

34 6 290
                                    

Alena dan Rehaan bangun lebih dulu dari pada yang lain hingga mereka bertemu dengan keadaan khas bangun tidur. Keduanya sudah keluar dari tenda dan memilih duduk di pinggir Danau sambil menghirup udara segar di pagi hari walaupun sebenarnya agak dingin untuk keluar saat ini.

"Hubungan mu dengan Dev bagaimana?" tanya Rehaan memulai pembicaraan setelah keheningan yang cukup panjang di antara mereka.

Alena menaikan kedua pundaknya. "Tak tahu,"

"Kalau tak ada niat berhubungan dengan seseorang, jangan dilakukan," ujar Rehaan mengingatkan.

"Sudah terlanjur," timpal Alena santai.

"Jadi mau dibawa kemana hubungan kalian itu?" tanya Rehaan yang geregetan––ingin sekali Alena dan Dev berpisah secepatnya.

"Aku ingin membatalkan perjodohannya tapi mama dan papa melarang ku," Alena memegang kepalanya sendiri frustasi. "Bagaimana ini Han? Aku sudah terjebak dengan perjodohan konyol ini! Bagaimana!" keluh gadis itu.

Rehaan terlihat senang––setidaknya Alena sudah tak mau dengan Dev. "Kabur saja," saran pria itu tak berpikir panjang.

Alena menatapnya datar. "Apakah tidak ada rencana lain selain kabur? Aku tak bisa kabur-kaburan seperti itu. Disini aku melakukan tugasku, Klinik membutuhkan ku, aku tak boleh egois,"

"Aku membujuk paman Dirgantara untuk membatalkan perjodohan ini karena ini semuanya keputusan paman Dirgantara, kemarin aku menelepon nya tapi paman juga menolak permintaan ku,"

Rehaan terdiam sejenak; ternyata Alena sudah bertindak sejauh itu secara diam-diam untuk menolak perjodohannya tapi ternyata itu di tolak, apa mungkin karena ini Alena masih sering berhubungan dengan Dev lewat ponsel.

"Sebenarnya jika di pikir-pikir, itu bukanlah hal sulit. papaku dan papamu ingin sekali menjadi besan; kau dan Dev juga saling menerima. Cuma masalahnya satu yaitu perasaan kalian yang belum setulusnya menerima. Dev masih kemana-mana, dan kau sendiri masih sibuk mencintaiku--"

PLAK!

Rehaan langsung meringis kesakitan, sebab tangannya di tampar cukup keras oleh gadis yang ada di sebelahnya itu. "Tidak bisakah pelan-pelan?"

"Mau di ulang?" tanya Alena. "Minta saran pada mu itu namanya percuma!"

"Kata ku juga kabur," titah Rehaan lagi.

"Tak mau!" Alena merenggut kesal lalu pergi kembali ke tenda.

---

Rencananya mereka masih ingin berkemah satu malam lagi; sesuai keinginan Danish karena video kemarin menjadi Trending nomer satu dengan judul: Kemah Di Kampung Halaman Bersama Orang Tersayang.

Bukan hanya satu video yang Trending tapi dua sekaligus, satu lagi itu video Danish dengan Rinku yang memberikan pengumuman menjadi model video klip sebuah lagu.

"Sekarang kita main petak umpet yuk?" ajak Rinku seperti biasanya dengan riang.

"Seperti anak kecil saja," komentar Rehaan.

"Itu pasti seru," komentar Alena setuju.

"Iya betul, sudah lama juga tidak bermain petak umpet, ya kan?" Mentari pun ikut setuju.

"Rencana ayang ku ini memang terbaik," sahut Veer bangga.

Danish tampak berkaca-kaca. "Rinku love you so much!" Pria itu menghampiri kekasih adiknya dan hendak memeluknya tapi tak jadi karena Veer sudah lebih dulu memberikan tatapan tajamnya.

"Ini akan jadi konten Trending lagi! Aaaa!" riang Danish sambil jingrak-jingrak sebelum membawa kamera.

Rehaan menatap Danish heran. "Astaga itu anak, kemarin sedih-sedih tidak membuat konten. Sekarang senang-senang kegilaan konten!"

INSOLETN HEART [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang