21 - Here I am, Once Again...

34 4 0
                                    

"Aku mau gabung sama anak-anak di belakang, kamu tunggu di sini. Oke?"

Kuikuti kata Rully seraya menggantungkan tas di bawah meja, menelusuri situasi tempat para pengunjung menikmati afternoon coffee or tea, bahkan luncheon mereka. Bisik-bisik halus hingga tawa menggelegar kudengar, kuusahakan membuat diriku senyaman mungkin.

Tak ada salahnya menonton unjuk bakat teman dekat, bukan?

Kedua tugasku telah sepenuhnya Rully selesaikan, tinggal kuserahkan Senin nanti, sehingga ketika aku terbangun tadi.. senyumnya menyapa tulus, menandakanku harus segera mandi, bersiap-siap, makan siang bersama ayah dan bunda, lalu beranjak kemari.

Jadi, inikah salah satu rencana yang berhasil Rully realisasikan? Bertanggung jawab sebagai mahasiswa sembari memadu kasih?

Kuakui, ternyata menyenangkan. Sedikit demi sedikit, keindahan Kak Ardan dalam kehidupan kuliahku mampu tertuang pada lembaran memori lampau.

Seorang waiter lalu menghampiriku, memberiku buku menu. Berhubung masih kenyang, kuputuskan memesan segelas ice vanilla latte, yang kurang dari lima menit sudah tersaji di hadapanku.

"Selamat sore, teman-teman. Kini tiba saatnya, live music kami akan menghibur kita semua. Kita sambut, The Nautica!" Seru seorang manajer yang menaiki panggung kecil, membuahkan riuh tepuk tangan para karyawan, pengunjung, besertaku juga.

Nama band-nya boleh juga. Kapan didirikan, ya? Kok aku baru tahu?

Satu per satu, kulihat Rully dan kawan-kawan tampak menaiki panggung, membulatkan bibirku terkejut. Ada Marshal, Septa, dan Erma! Kok bisa?!

Duh, Lindi, pikun kok nggak kira-kira. Mereka berempat, kan, anggota UKM Musik. Jadwal manggung di luar kampus memang ada dan bergantian, bersifat mengejutkan, tetapi mampu menambah pengalaman.

Kebanyakan tugas sih yang kupikirkan. Sorry, everybody..

"Sore, semua. Tanpa berlama-lama, kami akan membawakan tiga lagu untuk memeriahkan akhir pekan ini. Semoga suka, ya." Ucap Marshal.

"AAAA!! KAK MARSHAAALL!" Sahut kelompok cewek ABG di belakangku. Astaga, diam-diam Marshal sudah menabung fans, rupanya.

Tak kusangka, Erma duduk menghadap drum. Marshal memegang bass, Septa dengan gagahnya menyetel gitar listrik...

Sedangkan Rully si vokalis, bersiap mengambil alih mic, mendegupkan jantungku cepat, tak mengindahkan es batu dalam gelas kopiku yang mulai mencair.

#NowPlaying David Cook - Always Be My Baby 🎶🎵

"We were as one, babe
For a moment in time
And it seemed everlasting
That you would always be mine."

"Now you want to be free, yeah
So I'm letting you fly
'Cause I know in my heart, babe
Our love will never die, no."

Beberapa orang bersenandung lirih, tidak denganku yang terpukau memandang Rully tampak maskulin sore ini, diiringi suara juara, menyamarkan kesadaranku yang tengah menyembuhkan patah hati.

"You'll always be a part of me
I'm part of you indefinitely
Girl, don't you know you can't escape me
Ooh darling, 'cause you'll always be my baby."

KANNESIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang