CH-3

66.7K 4.5K 30
                                    

Happy Reading!

.
.
.

"Pulang!"

Zio menatap penuh permusuhan pada semua orang yang ada di kamar rawatnya, dan ini sudah hari ketiga dia di rawat.

"Tidak boleh!"

Zio menekuk alisnya kesal saat mendengar larangan dari Mommy nya. "Zio mau pulang!" Ucapnya tidak mau kalah.

Mereka semua diam, tidak ada yang berbicara. Dan itu membuat Zio ingin menangis saja rasanya, dia tak pernah di abaikan seperti ini dikehidupannya yang dulu. Menundukkan kepalanya, kedua tangannya saling memilin. "Zio mau pulang ... " Lirihnya.

Damien menghela nafas, lalu berjalan mendekati Putranya. "Baiklah, ayo kita pulang," ujarnya, lalu mengangkat Zio untuk dia gendong.

Damien sama sekali tidak memperdulikan tatapan tajam dari istri dan ketiga Putranya, yang terpenting Pangerannya bahagia. Terbukti saat Zio yang langsung tersenyum lebar.

🌼🌼🌼

Zio melihat Mansion yang tepat berada di hadapannya, kedua mata bulat itu berbinar kagum. Mansion itu sangat besar, mungkin melebihi milik Papa nya di kehidupan yang dulu.

Zio menatap Damien. "Daddy, Zio mau turun," pintanya.

Damien menatap Zio yang sekarang berada di gendongan koalanya, lalu menggeleng pelan tanda tak boleh.

Zio mengerucutkan bibirnya, ingin membantah tapi nyalinya langsung ciut saat mendapat tatapan tajam dari Damien.

Mereka memasuki Mansion, dan di sambut oleh para pelayan. Zio melihat sekeliling, ternyata dalamnya lebih indah dari luarnya.

Damien mendudukkan dirinya disofa, dan otomatis Zio berada di pangkuannya. Zio tak perduli, dia lebih memilih melihat-lihat.

"ABANG!"

Zio tersentak kaget saat mendengar pekikan seseorang, Damien yang mengerti pun mengelus punggung Zio yang menegang.

"Arkan, jangan berisik! Nanti Pengeran nya Raka kaget!" Bocah kecil yang bernama Raka memperingati saudara kembarnya.

Zio melihat mereka dengan alis mengerut bingung, sebenarnya dia sudah melihat ingatan sipemilik tubuh asli. Ingatan itu muncul saat hari kedua dia terbangun ditubuh ini.

Tapi dia harus tetap berpura-pura dulu kan? Ini mungkin akan sedikit menyenangkan...

"Daddy, mereka siapa?" Tanya Zio dengan mata berkedip lucu menatap Damien.

Damien menggeram pelan menahan gemas, mengecup pipi berisi milik Zio. "Mereka sepupu mu, jangan memaksa untuk mengingat nya oke?"

Zio cuma mengangguk pelan, toh tanpa dipaksa pun dia sudah ingat.

"Baby, apa kau mengingat Papa?"

Sekarang Zio menatap Pria yang menyebut dirinya Papa. Zio mengerutkan keningnya dengan bibir mengerucut kesal. Pertanyaan apa itu!? Tidak penting sekali!

"Oke-oke, jangan di paksakan untuk mengingat."

Zio semakin mengerutkan keningnya. Memangnya, siapa yang mencoba mengingatnya? Zio hanya mengingat Papanya saat masih hidup. Yeah, walaupun sekarang dia hidup. Tapi bukan itu maksudnya, mengertikan?

"Jadi, Pangerannya Raka gak inget sama Raka?"

Zio melihat Raka, bocah kecil yang Zio perkirakan umurnya berada dua tahun di bawahnya itu mencibikkan bibirnya dengan mata bulat yang berkaca-kaca.

Duh, kan Zio jadi tidak tega. Tapi mau bagaimana lagi? Dia akan terus berpura-pura untuk memahami situasi di sini terlebih dahulu.

"Kalau Arkan? Abang ingat?"

Zio mengedip kan matanya beberapa kali, sedikit meringis pelan. Dia ingin berbicara di depan wajah Arkan kalau dia itu sedang Amnesia! Tapi dia masih ingat kalau Arkan masih terlalu kecil, jadi dia urungkan.

"Anak-anak, Pangerannya sedang sakit. Jadi tidak boleh mengganggunya, nanti tidak bisa sembuh," Leon berujar menjelaskan, lalu dia mengajak anak-anak dari Papa nya untuk pergi ke ruangan bermain.

"Daddy, Zio mau tidur," pinta Zio dengan kedua mata yang terlihat sayu.

Damien mengangguk, lalu dia beranjak pergi untuk membawa Zio ke kamarnya.

- - -

Damien merebahkan tubuh Zio dengan hati-hati di ranjangnya, kemudian dia mengecup keningnya. "Mimpi indah Pangeran Daddy," ucapnya, lalu pergi.

Zio membuka kedua matanya, lalu melihat sekeliling. Kamarnya luas, dan berwarna Baby Blue. Dia suka, apalagi terdapat sofa dan disampingnya ada rak berisikan banyak buku. Juga di sudut ruangannya terdapat boneka beruang yang besarnya melebihi tubuhnya sendiri, dan lagi Jendelanya. Wah! Dia bisa bersantai disana seraya melihat bintang! Ini kamar impiannya!

Zio menatap seluruh barang-barang yang ada di dalam kamar nya dengan kedua mata berbinar senang. Perlahan dan dengan pasti, dia turun dari kasurnya dan berjalan menyusuri kamarnya. Berakhir dia melihat buku-buku yang berada dirak, memilah mana yang harus dia baca pertama kali.

' Tak '

Tak sengaja Zio menyenggol salah satu buku, dan membuat buku itu terjatuh. Zio mengambil buku itu, lalu melihat Judul nya.

"Ini ... "

Zio membuka dan membaca setiap lembar nya. Setelah melewati lembar ketiga, Zio membulatkan matanya. "Novel!?" Pekiknya tidak percaya.

Bukan, dia bukan terkejut karena buku itu adalah buku Novel. Yang membuatnya terkejut adalah, tokoh, tempat, dan semua yang ada di buku ini sama dengan di kehidupannya yang baru ini!

"Tapi, bagaimana bisa? Maksudku, bagaimana bisa aku masuk ke dunia Novel!?" Pekik Zio tak percaya.

Zio menggeleng pelan, lalu meletakkan buku itu di meja kecil di sebelah sofa dan dia kembali melihat-lihat buku yang ada dirak. Mungkin ada kejutan lagi disana.

Kembali, Zio menemukan judul yang sama dengan buku Novel yang dia temukan tadi. Tapi bedanya, terdapat angka 2 di samping judulnya.

"Mungkinkah ini series ke-2 nya?" Tanyanya entah pada siapa, kemudian Zio mengendikkan bahu acuh. Dia meletakkan buku Nove series ke-2 itu diatas buku yang dia temukan tadi.

- - -

Zio duduk di sofa dan menatap buku yang ada di meja kecil di samping sofa, dia menemukan banyak buku yang menarik. Tapi dia lebih memilih membaca Novel yang dia temukan lebih dulu, Novel itu memiliki 4 series. Jadi Zio memutuskan untuk membaca semua seriesnya, walaupun buku Novel itu terbilang cukup tebal.

🌼🌼🌼

Beberapa jam berlalu, hingga dia menyelesaikan semua series dari Novel berjudul The Series. Yah, itu memang judulnya.

Dan akhir dari cerita nya selalu sama, pemeran yang bernama Zio akan Mati.

Book pertama, Zio memulai kehidupannya dengan bahagia. Tidak ada permasalah dikehidupannya, Zio merupakan anak yang polos dan manja. Singkat cerita, Zio di culik entah oleh siapa. Dan dibunuh, lalu jasadnya dibuang ke laut.

Book kedua, kembali lagi ke Book Pertama. Yaitu Zio yang bahagia dan dimanja. Tapi yang membedakan adalah pemikiran Zio yang bertambah dewasa, tapi sayangnya Zio kembali mati dengan cara dibuang ditengah hutan dan dimakan oleh hewan buas.

Book ketiga dan ke-empat juga sama, tapi hanya cara matinya saja yang berbeda. Dan juga, Novel dimulai saat Zio terbangun dari komanya. Seperti yang dia alami sekarang!

"Oh astaga! Kepalaku pusing, aku butuh makan," Zio menggerutu, lalu beranjak dari sofanya dan memutuskan untuk keluar kamar dan mencari makanan.

_________

Bingung?

Zee juga bingung sih:v

Vote Juseyoo~

___
26 April 2022

CryBabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang