CH-10

28.4K 3.2K 327
                                    

-

Happy Reading!

.
.
.

Zio sedang duduk di sofa ruang keluarga, dipelukannya ada boneka Panda pemberian Vano. Kedua mata bulat itu nampak sayu karena baru terbangun dari tidur.

"Wake up, tidak boleh tidur lagi."

Zio tersentak kecil. "Abang, jangan ganggu~" Rengeknya, lalu kembali memejamkan kedua matanya.

Vano terkekeh saat melihat Zio kembali tidur. "Ayo, kau tak ingin bertemu teman barumu?"

Zio membuka matanya, lalu menatap bingung abangnya. Teman? Teman apa?

Vano langsung membawa Zio kegendongan koalanya. "Ayo, Daddy sudah menunggu," lalu berjalan menuju ruang kerja Daddy nya. Disana sudah ada Mommy dan kedua adiknya.

Sebenarnya Zio baru bangun jam 10.00 karena tadi malam anak itu tak bisa tidur akibat kepalanya yang kembali sakit.

Zio memeluk semakin erat boneka Pandanya, ia menduselkan wajahnya ke dada bidang Vano. Ia masih mengantuk, dan kepalanya nyut-nyutan akibat rambut yang terus ia jambak hingga rontok.

Ceklek!

Vano membuka pintu ruang kerja Daddy nya, lalu melangkah masuk. Ia kemudian mendekati keluarganya yang kini tengah duduk disofa.

"Zio, wake up. Kepalamu bisa sakit kalau tidur lagi," Damien menerima tubuh Zio dari Vano.

"Zio ngantuk~" Lirihnya.

"Jadi, kau tak mau bertemu teman baru mu?"

Zio pun membuka matanya, memangnya teman apa sih?

Damien memberi isyarat agar melihat ke belakang untuk Zio.

Zio memiringkan kepalanya, lalu ia menoleh ke arah yang diberi tau oleh Daddy nya. Disana, berdiri seorang anak laki-laki. Mungkin umurnya hampir sama dengannya, lebih muda darinya karena badannya yang kecil.

"Siapa?" Tanyanya pada Damien.

Damien mengecup pipi berisi milik Zio. "Dia anak dari teman Daddy dan Mommy, dia akan tinggal di sini. Tentu saja kalau Zio mau memberi izin," jelasnya. Damien itu bucinnya Zio, apapun bisa ia lakukan jika untuk putra tersayangnya ini. Bahkan mengusir anak itu.

Zio mengedipkan kedua matanya, lalu turun dari pangkuan Daddy nya. Ia memeluk boneka Pandanya semakin erat, lalu berjalan mendekati anak laki-laki itu.

Di buku tertulis, keluarga ini akan kedatangan anak dari seorang teman. Anak itu memiliki sifat yang pendiam, dan juga tak terlalu perduli dengan keadaan sekitar ... Terlalu dingin.

Setelah itu tulisannya buram, disemua buku novel. Jadi saat itu ia berlaku tidak perduli, tapi saat ingatan pemilik tubuh asli muncul. Ia melihat anak ini, sebenarnya jika anak ini diperlakukan lebih baik. Dia tak akan membuat masalah, malah akan menjadi teman.

Varen memang bodoh! Sudah hidup berkali-kali tapi sama saja!

Zio mengerucutkan bibirnya saat mengingat sipemilik tubuh asli, yang memang memperlakukan anak laki-laki didepannya ini seolah tidak pernah ada. Tapi yah, anak ini juga tak perduli. Pantas saja.

Ia kemudian teraenyum manis seraya menatap bebinar anak itu. "Hallo~ aku Zio, panggil aku kakak!"

-

🌼🌼🌼

-

Elios Savierro, itu namanya. Anak laki-laki tampan yang memiliki sifat dingin dan acuh tak acuh dengan sekitar. Dia tinggal dan dibesarkan oleh kakeknya sampai umurnya menginjak 11 tahun, dan selama satu tahun ia hidup bersama keluarga nya. Tepatnya di umurnya yang menginjak ke 12.

CryBabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang