CH-11

32.1K 3K 90
                                    

_

Happy Reading!

.
.
.

"Nah, kalau yang ini adalah kamar El."

Zio membuka pintu kamar, lalu menarik Elios untuk masuk. "Bagaimana? Suka?" Tanyanya seraya menatap berbinar pada Elios.

Elios menatap sekeliling. "Um, suka. Tapi ... " Elios menjeda kalimatnya, lalu menatap Zio dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Ya?" Zio mengedipkan kedua mata bulatnya.

"Bisa El tidur dengan kakak? El tidak terbiasa jika di tempat baru," ujarnya dengan tatapan memelas. Bibirnya mencibik dan kedua mata yang memelas bak anak anjing yang sedang kelaparan.

Zio menggigit bibir bawahnya menahan gemas. Ia kemudian mengangguk. "Tentu saja boleh!" Zio itu lemah kalau dengan yang manis-manis. Padahalkan, dia juga manis.

"Kenapa kau harus tidur bersama adikku?"

Zio berjengit kaget saat mendengar suara Asta, yang kini sedang berdiri di daun pintu. Ia kemudian mengerucutkan bibir lucu. "Ngomong nya ga boleh gitu! Ga sopan tau!" Ujarnya.

Elios menatap Asta dengan tatapan mengejek.

Asta memelototi Elios.

"Abang! Mata nya jangan gitu!" Zio balik memelototi Asta.

"Kakak ... " Elios mendekat, dan bersembunyi dibalik punggung Zio.

Zio mendengus, ia kemudian menarik Elios kepelukkannya lalu mengelus punggungnya. "Lihat! El jadi takut ... Sstt... Tak apa, ada kakak di sini," Zio menatap tajam Asta.

Elios mengangguk pelan, kedua tangannya melingkar dipinggang Zio lalu menatap Asta dengan bibir yang menyunggingkan seringai.

"Kau-! " Asta menutup mulutnya, lalu tersenyum kaku berusaha menahan emosinya saat melihat Zio semakin menatapnya tajam yang sebenarnya tidak menakutkan sama sekali, malah membuatnya gemas.

Zio menatap tajam Asta. "Jangan ganggu adikku!"

Asta mengangguk pelan, masih dengan senyum kaku yang terpasang apik diwajah tampannya.

Dan Elios semakin menjadi, anak itu mengeluarkan lidahnya dan mengejek Asta. Kalau saja tidak ada Zio di sini, mungkin Asta sudah kalap dengan menenggelamkan anak itu.

Setelahnya, Zio berlalu bersama Elios begitu saja.

"Dia merebut adikku yang manis!" Asta menggeram marah, seraya menatap tajam punggung Elios.

-

🌼🌼🌼

-

Vano menatap nanar boneka panda milik Zio yang ia berikan sebagai hadiah.

"Tidak berguna," ia menatap boneka panda itu dengan pandangan jijik, seperti melihat kotoran. Boneka itu bahkan kalah dengan Elios, si pendatang baru.

Vano mendengus kesal, lalu melempar asal boneka Panda itu.

"Panpan!" Zio memekik, lalu berlari menghampiri boneka Pandanya yang tergeletak mengenaskan dilantai yang dingin.

"Bang Vano tega~" Zio menghentakkan kakinya dengan bibir mencibik ke bawah.

Vano langsung menarik Zio mendekat dan mendudukkannya di pangkuannya.

"Jahaaat ... " Zio merengek seraya memeluk erat bonekanya.

"Iya maaf," Vano memeluk erat Zio, ia rindu. Padahal baru ditinggal beberapa jam oleh Zio yang menemani Elios berkeliling. Anak itu pandai sekali memonopoli adiknya.

CryBabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang