CH-30

3.7K 323 12
                                    

.
.

Happy Reading!
.
.
.

Komennya jangan lupa😞 aku semangat tau kalau kalian banyak komen😞
.
.

.


Pagi hari yang cerah, udara segar, burung yang berkicauan, hari yang indah untuk menghabiskan akhir pekan dengan berjalan-jalan bersama keluarga.

Seperti contohnya Keluarga Achilles, yang memutuskan untuk pergi piknik ke taman. Menghabiskan akhir pekan yang biasa mereka pakai untuk bermalas-malasan dimansion, menjadi jalan-jalan keluar.

"Memangnya harus berpakaian seperti ini ya?"

Zio menatap Leon yang sedari tadi menggerutu. "Iya! Harus pakai!" jawabnya.

Elios semakin menurunkan tudung hoodie berkarakter harimau yang sedang ia kenakan, lebih tepatnya dipaksa untuk memakainya. Pipinya memerah, menandakan bahwa ia sedang menahan malu karena sepanjang perjalanan mereka menjadi pusat perhatian.

Vano memegang telinga beruang yang menempel di tudung hoodienya, lalu menghela napas pasrah dengan keadaan. Ia melirik Asta yang berada disampingnya mengenakan hoodie kucing, terlihat sekali wajah adiknya itu tengah kesal. Ia yakin banyak sekali kata-kata tak senonoh yang ingin sekali dikeluarkan, tapi tidak akan bisa.

Sedangkan Leon masih mencoba bernego dengan Zio agar mereka bisa melepas hoodie karakter yang menarik perhatian banyak orang. "Lepas saja ya?"

Zio menekuk alisnya dengan bibir mengerucut kesal. "Yasudah lepas! Tapi tidak boleh dekat-dekat dengan Zio lagi!" ujarnya lalu berlari menuju Daddy nya. "Daddy! Mereka jahat! Tidak mau dekat-dekat!" pekiknya seraya melompat-lompat meminta gendong.

Damien terkekeh gemas, ia mengangkat Zio dan menggendongnya dengan satu tangan, sedangkan tangan lainnya menggenggam tangan Isabella.

Zio mengeluarkan lidah mengejek, lalu memeluk erat leher Daddy nya.

Kelakuan menggemaskan Zio itu membuat Isabella gemas, ia dengan cepat memotretnya.

Setelah berjalan cukup jauh, mereka akhirnya berhenti dibawah pohon rindang. Cukup sepi didekat sini, mungkin orang-orang takut dengan pohon itu.

"Disini?"

Zio mengangguk pelan menanggapi pertanyaan Daddy nya, tempat yang cocok karena ia tidak terlalu suka keramaian.

Akhirnya mereka menggelar karpet dan mulai menyusun semua makanan yang dibawa, sedangkan Zio hanya melihat dengan kedua mata bulat berbinar.

"Nah! Ayo duduk," Isabella menarik pelan tangan Zio untuk duduk di sebelahnya. "Mau makan apa, hm?"

"Mau Strawberry!"

Isabella mendekatkan keranjang buahnya tepat berada didepan Putranya itu. "Ini, makan yang banyak."

Dengan cepat, Zio memakan buah strawberry nya. Ia suka saat manisnya buah merah ini melumer didalam mulutnya. "Enak!" pekiknya lalu kembali makan hingga pipinya menggembung.

"Astaga imutnya!"

Zio menoleh saat mendengar pekikkan dari Mommy nya, yang kini tengah mengeluarkan ponsel dan memotretnya secara terang-terangan. Dengan perlahan, tangannya memasukkan kembali strawberry nya. Mengunyah pelan seraya memandang Mommy nya dengan kedua nata bulatnya.

Setelah bosan memandang Mommy nya yang heboh sendiri dengan ponselnya, Zio memutuskan untuk melihat ke depan. Tapi kemudian, gerakkannya kaku saat melihat Daddy nya yang memfotonya dengan ponsel dan menutup setengah wajahnya, terlihat telinga Daddy nya memerah.

CryBabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang