CH-24

5.2K 469 6
                                    

.

Happy Reading!

.
.
.

"Tidak mau!"

Zio memekik histeris saat Daddy dan Mommy nya memaksanya meminum susu melalui botol dot.

"Ini enak sayang," Isabella mencoba menangkap Zio, namun gagal. Putranya ini lincah sekali, suaminya pun kesulitan.

"Tidak mau! Tidak percaya!" Zio menggelengkan kepala, sesekali melihat kebelakang dan tertawa geli.

Damien menggeram kesal, saat kedua mata tajamnya melihat Leon yang ingin keluar kamar ia langsung berteriak. "Leon! Tangkap adikmu!"

Leon refleks menghadang Zio, kedua tangannya direntangkan bersiap menangkap tubuh mungil itu.

Sedangkan Zio memperlambat larinya, bergerak lincah kekanan dan kekiri mencoba mengecoh abangnya itu. Saat Leon bergerak kekiri, Zio dengan lincah berpindah kekanan lalu menambah kecepatan. "Wahaha! Tidak kena!" Tertawa riang. Ini Minggu pagi yang menyenangkan untuknya.

Sekarang sudah ada tiga orang dewasa yang mengejarnya, sudah hampir sepuluh menit tetap saja kejar-kejaran. Zio sudah hampir lelah, tapi kenapa mereka bertiga tidak ada lelahnya? Padahalkan usianya sudah tidak muda lagi.

Disisi lain, Asta yang tengah duduk disofa dengan segelas air dingin ditangannya hanya melihat. Tidak ada niatan untuk bangkit atau mengejar adiknya itu, ia tidak ingin berkeringat dan harus mandi lagi. Jadi ia hanya duduk santai dan sesekali menggoyang-goyangkan gelas yang berisi air dingin, membuat bunyi dentingan es batu.

Kedua mata bulat Zio melihat berbinar pada air dingin yang berada ditangan Abang keduanya itu, mengubah arah yang tadinya ingin ke dapur untik bersembunyi menjadi ke ruang tamu menuju Asta -Air dingin.

Asta yang melihat pun tersenyum tipis, lihatkan? Ia tidak harus lelah dan berkeringat dulu untuk menangap mangsanya.

"Zio ... hah ... Mau ... hhh ... Abang," mencoba mengatur pernapasannya agar kembali teratur, kedua tangan menjulur yang kanan menimpa yang kiri.

Asta mengangguk, memberi isyarat agar Zio mendekat menggunakan tangannya. Saat adiknya itu mendekat, Asta langsung menariknya kepangkuannya. Kedua tangan mungil Zio pun berusaha mengambil gelas berisi air dingin milik Asta, namun Asta dengan cepat menjauhkannya.

"Ish! Zio hau- hmp?" Protesannya terpotong saat benda asing yang lembut memasuki mulutnya, dot tentu saja. Zio mengerutkan keningnya, kedua tangannya mencoba menjauhkan benda itu. Namun urung saat Daddy nya memegang dot itu dan menatapnya tajam.

"Hisap."

Dengan perlahan Zio mulai menghisap dotnya, air susu yang manis membasahi tenggorokannya yang kering.

"Enakkan?"

Zio mengangguk perlahan menanggapi pertanyaan Mommynya, ia tidak tau kalau meminum menggunakan botol dot akan se-enak ini.

Minggu pagi yang tadinya rusuh pun kembali tenang.

.

🌼🌼🌼
.

"Kakak sedang apa?" Elios memiringkan kepalanya, melihat Zio heran.

"Menikmati hidup," Zio menarik nafas panjang lalu menghembuskannya seraya menutup kedua mata bulatnya. Saat ini, ia tengah tiduran disofa ruang tamu. Lelah habis main kejar-kejaran dengan keluarganya hanya karena minum melalui botol dot. 'Astaga! Kekanakan sekali!' Batinnya.

Mengerjapkan matanya lalu mengendikan bahu acuh, Elios memilih mendudukan dirinya disamping Zio. "Benda yang berada dileher kakak itu apa?" Tanyanya penasaran.

"Tidak tau," tangan mungil Zio mengangkat Pacifier yang dikalungkan dilehernya. "Untuk jimat mungkin? Entahlah, tidak tau, tidak perduli juga," lalu memasukkan pacifier yang ia pegang kedalam mulutnya begitu saja. Menghisapnya perlahan seraya memejamkan kedua mata bulatnya, begitu menikmati hingga kantuk mulai menyerangnya.

Elios menggigit bibirnya menahan gemas, inginnya sih menguyal pipi chubby yang tengah bergerak-gerak menghisap benda entah apa itu. Tapi urung saat telinganya mendengar suara dengkuran halus, tanda bahwa Zio sudah memasuki alam mimpi.

Menggeleng pelan, Elios bangkit dari duduknya lalu berlari menuju kamarnya untuk mengambil selimut. Membawa selimut itu ke ruang keluarga dan langsung menyelimuti tubuh kecil Zio, satu tangannya naik untuk mengelus kepala Zio. "Mimpi indah kakak..."

5 menit berlalu, Elios bahkan tidak bosan memandang wajah menggemaskan yang tengah tertidur itu.

"Dasar maniak," Vano yang baru datang menatap sinis Elios, memilih mendudukkan dirinya disofa kosong lalu meminum teh hangat yang ia bawa.

"Kau juga sama," Elios mengendikkan bahu acuh, sama sekali tidak mengalihkan pandangannya dari Zio.

Vano mencibir, pintar sekali menjawabnya. Membuat emosi saja, Vano jadi berfikir jika Elios dan Asta beradu mulut siapa yang akan menang ya?

"Wah! Seru sekali mengobrolnya? Lagi membicarakan apa?"

Mereka berdua mengalihkan perhatian pda Isabella yang baru saja datang dengan membawa dua toples berisi biskuit dan kue soes, dibelakangnya terdapat Damien yang membawa sepiring buah-buahan yang sudah dipotong.

"Jangan begitu Mom, mereka bedua sedang memperebutkan bayi ini."

Dengan tidak anggunnya, Leon mendudukkan dirinya disofa yang Zio tiduri hingga menimbulkan guncangan yang mana membuat sang empu terbangun.

Zio refleks mendudukkan dirinya, mengerjab kaget saat merasakan guncangan. Ia pikir ini gempa, tapi setelah melihat abangnya tengah duduk disampingnya dengan wajah yang sama sekali tidak menunjukkan rasa bersalah, Zio tau bahwa itu bukan disebabkan oleh gempa.

Bedecak kesal dengan kedua alis menekuk, Zio bangkit lalu berjalan menuju Elios yang duduk dikarpet berbulu dengan selimut yang ia seret. Membungkus tubuhnya dengan selimut, lalu duduk disamping Elios. Zio menyenderkan kepalanya dibahu Elios, menghisap pelan pacifier nya dengan nikmat.

Sama sekali tidak memperdulikan para saudaranya yang mungkin kini tengah mereog, lihatlah. Vano yang hampir menyemburkan teh nya, Leon yang menggigit bantal sofa geram, dan Asta yang baru datang juga terkejut dengan kejadian itu, membuatnya menyesal tidak datang lebih awal.

Damien dan Isabella saling melirik, lalu tertawa geli saat melihat tingkah anak-anaknya.

Sedangkan disisi Elios, tubuhnya kaku dan kedua telinganya yang memerah samar. Sepertinya, Elios tidak akan pernah terbiasa dengan Zio yang berperilaku manja seperti ini.

Mereka sibuk dengan perasaannya masing-masing, dan Zio si penyebab dari semua itu sepertinya tidak terlalu perduli. Ia lebih memilih tidur dihari libur yang berharga ini, ditambah cuaca yang sangat mendukung untuk bermalas-malasan.

.
.
.
Sedikit dulu ya
Laptopnya masih rusak, ini saja ngetiknya pakai hp😞

Kurang suka ngetik pakai hp, soalnya muka ku udah berkali-kali ketimpah hp🙂👎

No like pokoknya!

Oh! Kalian mau request moment Zio dengan siapa?? Aku ni lagi baik, ayo bilang.

.
8 Agustus 2024

CryBabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang