CH-4

56.4K 4K 15
                                    


Happy Reading!

.
.
.

"Zio, sedang apa?"

Zio berjengkit kaget, dia lalu membalikkan tubuhnya. Dan tersenyum manis saat melihat Mommy nya. Dia berencana mencari makanan atau cemilan.

"Err ... Zio lapar," Zio menunduk dengan tangan saling memilin.

Isabella tersenyum lembut, dia mengusak rambut Putranya itu. "Kali ini, Mommy izinkan Zio untuk ke dapur. Tapi lain kali, tidak! Cukup bilang pada Mommy," ucapnya, masih dengan memasang senyum di wajahnya. Dia tak ingin Zio terluka jika berada di dapur, apalagi banyak peralatan memasak yang tajam.

Zio mengangguk cepat, kedua mata bulatnya mulai berkaca-kaca saat menatap Mommy nya. "Maaf ... " ujarnya kemudian memeluk Mommy nya.

Isabella mengedipkan matanya. "Bayi, kenapa menangis? Mommy tidak marah," Isabella menatap khawatir Zio yang masih memeluknya, apa dia memasang wajah menyeramkan tadi?

"Sayang ak- ... Eh?"

Isabella menatap Damien yang baru memasuki dapur dengan botol susu di tangannya.

"Baby kenapa?" Tanya Damien setelah sampai di depan istrinya.

Isabella menggeleng pelan, lalu mengkode Damien untuk membawa Zio keluar dari dapur. Dan diangguki oleh Damien, dia menyerahkan botol susu itu ke Isabella lalu mengangkat tubuh mungil Zio.

"Ugh! Tidak mau! Zio mau Mommy!"

Damien memeluk erat tubuh Zio yang memberontak, dia tak ingin anak nya ini jatuh. "Sstt ... Iya-iya, sekarang sama Daddy dulu ya?" Damien mencoba membujuk anaknya.

Zio mencibik seraya menatap Damien. "Zio tidak mau Daddy!" Ketusnya.

Damien mengedipkan matanya. "Yakin tidak mau sama Daddy?" Tanya Damien dengan satu alis naik.

Zio mengangguk mantap.

Damien menghela nafas panjang. "Sayang sekali, padahal Daddy memiki ice cream," ujarnya seraya memasang wajah sedih. Mata tajamnya melihat Zio yang sekarang sedang menatapnya dengan mata bulat yang berbinar.

Gotcha!

"Zio mau!" Pekik Zio dengan senyum cerahnya.

"Sepertinya, tadi ada yang bilang tidak mau sama Daddy."

Senyum Zio luntur saat mendengar perkataan Damien, dia tak bodoh untuk tak menyadari bahwa Daddy nya ini tengah menyindirnya.

Zio mengerucutkan bibir nya. "Kalau begitu, Zio minta sama Papa saja!" Ucapnya dengan nada kesal, lalu menggerakkan kedua kakinya meminta turun dari gendongan Daddy nya.

Damien berkedip beberapa kali, kenapa jadi begini?

"Tidak!" Damien berputar arah, yang tadinya ingin ke ruang tamu. Sekarang ia ingin ke dapur dan mengambil ice cream.

Zio tersenyum menang, padahal dia hanya berniat menggoda Daddy nya.

"Daddy, kita mau kemana?" Tanya Zio dengan menatap Damien dengan mata bulatnya, yang terkesan polos.

Damien mengecup pipi tembam Zio. "Mengambil Ice cream untuk Pangeran Daddy," ujarnya.

🌼🌼🌼

"Abang punya Arkan!"

"No! Pengeran punya Raka!"

Zio menggaruk pipinya seraya memiringkan kepalanya bingung, sebenarnya yang direbutkan oleh kedua bocah itu apa sih?

CryBabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang