CH-5

50.5K 3.9K 41
                                    

Happy Reading!

.
.
.

Zio bersembunyi dibalik tubuh besar milik Damien, ia ketakutan.

"Jangan menatapnya seperti itu."

Zio mengangguk pelan menanggapi ucapan dari Daddy nya untuk Pria Dewasa yang berdiri di depan Daddynya.

"Jangan tatap Zio seperti itu!" Zio mengerucutkan bibirnya dan menatap tajam Pria itu. Mencoba untuk terlihat menyeramkan, namun malah menggemaskan.

"Jangan menggodanya kak."

Xavier melepaskan tawanya yang sudah ia tahan, saat mendengar peringatan ke-2 dari Damien. Kemudian dia menarik tangan Zio yang sedang bersembunyi dibalik tubuh adiknya, Damien.

Zio membulatkan matanya, lalu mencoba menarik tangannya. "Tidak mau!" Zio ingin menangis saja rasanya saat tubuhnya di angkat dengan mudah dan dibawa menjauh dari Damien.

"I want my Daddy... " Lirih Zio dengan isakan pelan, kedua tangannya terulur meminta Daddy nya untuk menyelamatkannya.

Tapi Damien hanya tersenyum tipis dan mengangguk pelan, itu membuat Zio menunjukan wajah memelasnya ... Berlagak seperti orang yang terkhianati.

Xavier terkekeh melihat wajah Zio. "Tak apa, panggil aku Ayah," ucap Xavier seraya mengecup pipi chubby milik Zio.

Zio mengangguk pelan, lalu menumpukan kepalanya dibahu lebar milik Xavier. Tadi ia sedang fokus menulis buku Novel series ke-5, dan tiba-tiba pintu kamarnya diketuk. Dengan terburu Zio menyembunyikan buku Novel itu dan berlari menuju pintu untuk melihat siapa yang datang.

Dan ternyata Daddy dan paman tertuanya. Sedikit kaget karena pamannya ini datang dipagi hari, ini baru jam 6 pagi. Dan lagi, pamannya itu terus menatapnya dengan tatapan yang menyeramkan.

Dan sekarang, Zio sedang dibawa oleh Xavier menuju ruang tengah. Padahal, Zio kan ingin melanjutkan tidurnya yang tertunda karena menulis Novel kehidupannya, jadi sekarang Zio memejamkan kedua matanya dan semakin erat memeluk leher milik Xavier.

"Ayah, berikan Baby padaku."

Zio yang tadinya sudah hampir tertidur pun kembali membuka matanya dan menatap Pria tampan yang berdiri didepan Ayahnya.

"Baby, ayo sama abang."

Zio mengerucutkan bibirnya. "Tidak mau! Zio tidak kenal!" Ucapnya dengan menatap tajam Pria itu.

Semua orang yang berada diruang keluarga tertawa, saat mendengar perkataan Zio yang terkesan polos.

Algra menatap tajam semua orang, lalu kembali menatap Zio yang masih menekuk wajahnya. "Algra, panggil abang."

Zio tersenyum manis, berbeda sekali dengan wajahnya yang tadi. "Abang Al!" Zio mengulurkan kedua tangannya, meminta untuk digendong oleh Algra.

Algra mengedipkan matanya, wah adiknya setelah sakit memiliki kemampuan mengubah wajah dengan cepat ya. Algra menggeleng pelan, lalu menerima uluran tangan Zio dan menggendongnya. Ia senang sekali kalau begini, Zio yang tiba-tiba ingin berada didekatnya walaupun tidak mengingat apapun.

Sedangkan Zio menghembuskan nafas pelan, akhirnya ia bisa bebas dari Xavier. Pria itu menyeramkan omong-omong. Sekarang Zio sudah memutuskan, ia akan mendekati Xavier jika ada butuhnya saja.

Algra duduk di sofa dengan Zio yang berada dipangkuannya.

"Hey Dik, kenal kami?"

Zio menggeleng menanggapi ucapan dua orang anak dari ayahnya.

CryBabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang