CH-22

12.2K 801 180
                                    

Mimpi apa kalian aku apdate?

.

Happy Reading!

.
.
.

Zio menjatuhkan tubuhnya di atas kasur, ia menatap kosong pada langit-langit kamar. Suasana malam ini sedikit dingin, dan ia memutuskan untuk mematikan lampu kamarnya.

"Sebenarnya musuhku itu siapa?"

Benar, setelah memasuki dunia novel, Zio jadi lupa dengan tujuan awalnya. Ia begitu terlena oleh kenikmatan yang ada di sini.

"Bukan salahku," mengendikan bahu acuh. Benar, bukan salahnya jika dia melenceng dari alur. Salahkan saja si pemanggil.

"Aku sudah melewati fase novel series 1, yah walapun mentalku sedikit terguncang," Zio mulai berguling-guling random di kasur nya.

Maksudnya adalah, Zio berhasil melewati kematian di novel series ke-1!! Ayo beri dia tepuk tangan!
(Kalau kalian lupa, bisa baca di CH-3! Ada di akhir yaa~)

Ternyata, jika sudah melewati fase yang ada di dalam novel, maka novel itu akan mengeluarkan tanda. Seperti tulisan BERHASIL di akhir halaman.

"Aku bosan, Aang juga sudah tidur," Zio mencibikan bibirnya, sedikit kesal karena dia tidak bisa tidur.

"El sedang apa ya?" Ia melihat jam yang ternyata sedang menunjukkan pukul 08.02

"Masih ada beberapa menit lagi sebelum tidur," yaa~ dia memiliki jadwal tidur sekarang, tidak boleh telat sedikit pun.

"Ayo kita maiinn~" Zio terkikik geli, entah apa yang sedang di rencanakan otak nya itu.

🌼🌼🌼

'Tok! Tok! Tok!'

"El! Kau di dalam?"

Zio menghentakkan kakinya kesal, sudah beberapa menit ia mengetuk dan berbicara di depan kamar Elios, tapi sama sekali tidak mendapatkan jawaban apapun.

"Apa sudah tidur?" Gumamnya.

"Zio?"

Zio tersentak kaget, lalu dengan cepat berbalik untuk melihat siapa yang memanggilnya. "Mommy!" Mendengus pelan, sedikit kesal dengan Mommy nya yang sudah mengagetkan nya.

Isabella tertawa pelan, ia pun berjalan mendekat. "Sedang apa?"

Zio melihat pintu kamar Elios yang tertutup rapat, lalu mencibikan bibirnya dan menatap memelas pada sang Mommy. "Kenapa El tidak mau keluar?"

Mendengar nada sedih dari sang Putra, Isabella jadi tidak tega. Ia kemudian tersenyum seraya berujar dengan lembut. "El mungkin butuh istirahat, jadi Zio juga harus istirahat."

"Tapi -Wah!"

Belum sempat menyelesaikan ucapannya, Zio dikagetkan dengan tubuhnya yang melayang tiba-tiba.

"Waktunya tidur, Boy."

Itu suara Daddy nya.

"Daddyy!" Zio memukul-mukul kesal bahu Daddy nya, kenapa semua orang suka sekali mengagetkan nya? Membuatnya kesal saja!

"Waktu untuk tidur, Baby Boy."

Zio membuat mimik wajah kesal. "Tapi Zio belum ngantuk!" Bantah nya.

"Tidak menerima penolakan."

"Zio juga tidak menerima perintah!"

Perdebatan terus berlanjut antara keduanya, dan Isabella hanya bisa menggelengkan kepalanya. Ia pun menuntun Damien agar berjalan menuju kamar Zio, dan di ikuti oleh Damien -yang sesekali menanggapi celotehan Zio.

CryBabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang