CH-16

21.1K 2K 56
                                    

WARNING!!!

MENGANDUNG KEKERASAN!
Jadi kalau yang gak kuat atau gak nyaman bacanya, tolong JANGAN dilanjutkan yaa~

.

Happy Reading!!!

.
.
.

Elios berjalan di belakang Zio dengan kedua tangan penuh, karena membawa hadiah milik Zio. Wajah nya menatap sinis pada setiap murid yang menyapa Zio.

Sedangkan Zio memakan coklat nya dan sesekali tersenyum saat ada yang menyapa nya. Ia tak menyangka, bila dalam satu hari bisa seterkenal ini.

"Daddy!" Zio berlari menuju Damien.

Damien dengan sigab menangkap tubuh Zio dan memeluknya, rindu sekali rasanya.

Dan dari kejauhan, terlihat para ibu-ibu yang berkumpul sedang berteriak kegirangan saat melihat interaksi ayah dan anak itu. Mungkin, kalau mereka belum bersuami dan memiliki anak, mereka akan senang hati memberikan segalanya agar Damien mau menikah dengan mereka.

"Uncle, kau sengaja ya?"

Damien mengangkat tubuh Zio ke gendongan koalanya, lalu ia menatap Elios dengan satu alis naik.

Elios memutar matanya, ia membuka pintu mobil -sedikit kesusahan karena barang bawaan nya. "Lihat," Elios melirik kerumunan ibu-ibu yang masih saja memandang ke arah mereka bertiga.

Damien melihat ke arah yang Elios lihat, ia kemudian tersenyum sopan seraya menunduk. Dan akibat dari perbuatan nya adalah semakin menambah keributan, bahkan sampai ada yang mimisan.

"Biarkan, ayo masuk."

Elios mengangguk pelan, ia memasuki mobil dan duduk di samping kursi pengemudi. Sedangkan Zio duduk di pangkuan Damien, yang duduk di kursi pengemudi.

Damien melajukan mobil nya dengan kecepatan sedang, sore ini jalanan benar-benar padat jadi ia harus hati-hati.

"Zio boleh tidur?"

Damien melihat Zio sekilas lalu kembali melihat jalanan kota yang tidak terlalu ramai. "Boleh, Sleep Well Pangeran Daddy," ujar nya, lalu mencium rambut Zio.

Setelahnya, Zio menyamankan posisinya dengan menyelipkan kedua tangan nya di antara ia dan Daddy nya -hangat.

🌼🌼🌼

.

WARNING!!!

KEMBALI DI INGATKAN!
Kalau gak nyaman boleh di lewatkan:)
.
.
.

-

"Hm?" Zio memiringkan kepalanya, ia menatap heran pada buku novel kehidupan nya.

"Tulisan nya, hilang?" Gumam nya tak mengerti, ia terus menatap pada satu kertas -tepatnya pada halaman ke-16, yang tidak ada tulisan nya sama sekali.

Zio kemudian turun dari ranjang nya, ia berjalan menyusuri kamar untuk mencari sebuah petunjuk yang mungkin saja ia lewatkan.

"Apa yang kulewatkan? Bahkan, aku sampai rela terluka," gerutunya pelan. Kali ini, ia menyusuri rak buku.

"Eh?" Tangan nya berhenti pada buku yang baru pertama kali ia lihat. "Buku apa ini? Kenapa bisa ada disini?" Herannya, padahal hampir setiap hari ia membaca buku dari rak ini.

CryBabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang