.
.Happy Reading!
.
.
.Komennya doongg ('◡')
.
.Setelah kejadian Zio menghilang di taman, lebih tepatnya ketiduran. Damien memutuskan untuk tidak akan pernah melepaskan pengawasannya pada si bungsu, yang bisa tidur dimanapun.
Dan yang paling terkena dampaknya adalah Zio sendiri, terbukti kini banyak sekali pengawal yang mengikutinya kemanapun pergi. Saat memasuki jam pelajaran, mereka menunggu didepan pintu. Tentu saja hal itu membuat teman-temannya merasa takut, kini hanya tinggal ia dan Elios.
"Kenapa tersenyum seperti itu?" Zio bertanya tanpa mengalihkan perhatiannya, yang sibuk memasukkan buku-buku ke dalam tas. Bell pulang sudah berbunyi, rencananya ia akan menyampaikan beberapa hal dengan Sky dan yang lain mengenai cara berjumpa dengan Prof. Kim.
"Bukan apa-apa."
Zio hanya mengangguk menanggapi, ia berdiri di ikuti Elios. Sedikit heran, mengapa Elios sekarang bertambah tinggi, sedangkan ia tidak tinggi? Apakah dicerita ini ada kutukan? Ia akan bertanya pada Prof. Kim nanti jika bertemu.
Mereka berdua berjalan di ikuti oleh orang-orang suruhan Damien, Zio bahkan bisa merasakan bahwa masih banyak lagi yang bersembunyi untuk ikut mengawasinya.
Zio menghela napas panjang, kalau begini tidak mungkin untuk menemui Sky dan yang lain. Mereka pasti akan mengadu pada Daddy nya, dan semua akan kacau.
"Kakak sakit?"
Zio berdengung, ia pun menghentikan langkahnya yang otomatis di ikuti oleh Elios. "Apa? El bilang sesuatu?" tanya nya.
Elios mengerutkan keningnya, dengan gerakkan cepat mengangkat tubuh Zio ke dalam gendongan koalanya.
"Uwah! El! Turun! Nanti jatuh!" lengan Zio memeluk leher Elios dengan erat, takut tubuhnya akan jatuh dan menerima rasa sakit.
Elios menggeleng pelan. "Tidak akan jatuh kok," ujarnya lalu kembali berjalan, untunglah tasnya dan Zio dibawa oleh pengawal.
Zio merengut, dengan tidak rela meletakkan pipinya di bahu Elios. "El, banyak orang. Malu," cicitnya di akhir kata.
Elios hanya menanggapi dengan tawa ringan. "Kakak mau ice cream?" tanya nya kemudian.
"Mau!"
Mendengar suara semangat dari Zio, Elios pun tersenyum senang dan segera mengubah arah jalannya menuju kedai biasa mereka membeli ice cream saat pulang sekolah, yang otomatis di ikuti oleh pengawal tanpa banyak protes.
Beberapa menit mereka habiskan untuk memilih ice cream mana yang ingin dibeli, Elios memilih rasa choco mint dan Zio vanilla coklat. Masih diposisi yang sama, Zio yang berada digendongan Elios.
"El, nanti susah makannya. Turun saja ya?" Zio sedikit khawati tubuhnya akan jatuh saat Elios menggendongnya menggunakan satu tangan, sedangkan tangan satunya memegang ice creamnya.
"Tidak susah," untunglah Elios rajin melatih kekuatan tangannya. Terima kasih kepada paman (aneh) Xavier yang telah sabar mengajarinya, dan sekarang ia bisa menggendong Zio sesuka hati.
Pasrah, Zio menjatuhkan dagunya ke bahu Elios lalu memakan ice creamnya. Kalau sampai ia jatuh dan merasakan sakit, ia tidak akan mau berdekatan lagi dengan Elios.
Lama terdiam, Zio memutuskan melihat sekeliling. Banyak anak kecil bermain dan para hewan peliharaan, apakah ini taman? Elios membawanya sejauh ini? Dan lagi, pengawal yang disuruh Daddy nya juga mengikuti tanpa protes. Ternyata Daddy nya tidak bohong mengenai pengawal yang hanya bertugas mengawasi, Daddy nya tidak membatasi ia akan kemana.
KAMU SEDANG MEMBACA
CryBaby
RandomZio meninggal di usianya yang ke 19 tahun, akibat gagal jantung. Tapi siapa sangka, Zio malah terbangun di tubuh seorang anak berusia 13 tahun. ____ Bahasa : Baku ____ Saya ingatkan, ini cerita Brothership! Anak cowok yang di manja! ____ Start : 24...