Ku peringatkan lagi yaa~
Ini bukan cerita BxB!!!.
Happy Reading!
.
.
.Flashback On ...
Saat Zio pergi menuju toilet, tak lama kemudian Melisa -anak dari tamu Damien pun izin ke toilet.
Damien yang sedari tadi mengawasi gadis itu pun tidak mengambil tindakan, karena seperti nya anak itu tidak jahat. Ya, itu hanya pendapatnya karena yang sedari tadi ia lihat hanyalah wajah gugup sang anak.
"Tuan Tony, bisa kita mulai bisnis nya?" Tanya Damien.
Tony menumpukan kaki nya, ia menatap Damien dengan senyum pongah nya. "Berikan aku anak itu," ia menunjuk Elios dengan dagu nya. "Maka, keluarga kalian akan selamat," ujar nya.
Damien mendengus, ia meletakkan cangkir yang berisi Kopi nya ke meja makan, lalu menatap Tony santai. "Nak, kau mau ikut dengan nya?" Tanya nya pada Elios.
"Tidak."
Damien tertawa geli saat Elios menjawab dengan cepat dan tanpa rasa ragu. Ini lucu sekali, di tambah dengan wajah Tony yang mengerut tidak suka.
"Kau dengar?"
Tony menggeram marah, ia berdiri seraya menggebrak meja makan. "Kau sudah membuat keputusan yang salah Damien," geram nya.
"Aku tidak pernah salah dalam mengambil keputusan, Tony~" Damien menjawab santai dengan kekehan pelan, seolah mengejek lawan nya.
Tony melirik Wanita nya, memberikan isyarat melalui mata dan di balas anggukan.
Setelah nya terdengar suara bising dari luar Mansion.
Damien menyeringai. "Siapkan diri kalian, boy~" ujar nya pada anak-anak nya.
Flashback Off ...
🌼🌼🌼
Zio membuka kedua matanya, diam beberapa saat, lalu menyapukan pandangannya ke seluruh ruangan, yang ternyata adalah kamar nya. Sepertinya, keributan sudah berakhir.
"Ugh!" Ia mencibikkan bibir nya saat merasakan sakit di seluruh tubuh nya, ini yang dia tidak suka. Tubuh nya akan sakit jika ia terlalu banyak bergerak, tidak bohong bahkan kedua matanya mulai berkaca-kaca.
"Apa aku melupakan sesuatu?" Ia bergumam pelan. Kening nya berkerut, mecoba mengingat sesuatu.
"Ah!" Setelah mengingat nya, Zio melompat dari tempat tidur begitu saja, lalu berjalan ke rak buku nya dan mencari sebuah kotak.
"Apa aku melewatkan sesuatu?" Zio membuka kotak yang di dalam nya berisi semua informasi yang di tinggalkan sang pemilik tubuh, ia menemukan nya Minggu lalu. Zio membaca satu persatu kertas yang berisi tulisan, kedua alis nya menekuk, mencoba serius.
Kedua mata nya membulat sempurna. "Tidak mungkin ... " Zio menggeleng pelan, tidak percaya dengan apa yang dia baca.
Di kertas, terulis ;Hati-hati dengan Elios dia punya obsesi yang besar, kalau bisa jangan anggap dia ada. Dia tak akan menjadi musuh walau di abaikan.
Ku peringatkan sekali lagi, menjauh dari Elios Saviero ...Apa dia melakukan kesalahan fatal? Kenapa tidak dari dulu saja ia menemukan kotak ini? Atau, memang ia yang ceroboh disini? Tapi, kenapa di novel tidak di ceritakan? Kalau surat ini ada, pasti Sang Pemilik Tubuh pernah dekat dengan Elios sebelum nya, kan?
"Apa Varen lupa menulisnya?" Zio merenung. "Tapi tidak mungkin ... Dia sudah mati 4 kali, bagaimana dia bisa lupa? Bahkan kita sudah bertemu secara langsung! Yah, walaupun aku harus sekarat dulu," Ia mengusak rambut nya, sesekali menjambak nya, berniat menghilangkan rasa pening yang datang akibat informasi yang ia terima tiba-tiba.
Terdiam beberapa saat, lalu mulai mengingat sesuatu. "Mungkinkah?" Ia kemudian mengambil Novel nya, lalu membuka nya dengan terburu. Kening nya berkerut di sertai alis yang menekuk lucu, berusaha untuk fokus di tengah pikiran yang kacau.
1 Menit berlalu dan Zio mulai mendesah putus asa. "Huhuhu ... Varen bangs*t!" Merutuki si pemilik tubuh asli, pasalnya tulisan yang tadinya memburam kini sudah kembali seperti semula dan isi nya juga sama dengan surat peringatan itu.
"Aku butuh penjelasan, Hiks ... Otak ku sudah penuh! Huhuhu ... Bagaimana iniiii ... "
Sepertinya, Zio memerlukan waktu untuk memproses semua nya dan mencari jawaban sendiri.
🌼🌼🌼
"Maaf merepotkan Paman dan Bibi," Alvin membungkukkan setengah badan nya.
Isabella tersenyum lembut. "Tidak sama sekali. Jadi, kau hanya perlu fokus memusnahkan orang-orang jahat itu."
"Aku tak bisa membantu banyak," Damien berjalan mendekati Alvin. "Tapi kau bisa meminta bantuan ku, nak," ia menepuk bahu Alvin.
"Tentu Paman."
"Cleora akan membantu mu sekarang."
"Tentu," ujar Cleora menanggapi ucapan kakak nya dengan semangat.
Alvin hanya membalas dengan dengusan geli.
Setelah berpamitan, Alvin dan Cleora pun pergi untuk menyelesaikan misi membunuh musuh keluarga Saviero.
____________
7 Maret 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
CryBaby
RandomZio meninggal di usianya yang ke 19 tahun, akibat gagal jantung. Tapi siapa sangka, Zio malah terbangun di tubuh seorang anak berusia 13 tahun. ____ Bahasa : Baku ____ Saya ingatkan, ini cerita Brothership! Anak cowok yang di manja! ____ Start : 24...