Aku kembali!
____
Happy Reading!
.
.
.Zio sedang duduk diayunan, yang letaknya ditaman belakang Mansion. Ke-3 Abangnya entah pergi ke mana, jadi ia memutuskan untuk kesini. Dan semua sepupunya juga sudah pulang ke rumah masing-masing, lebih tepatnya mereka diusir oleh Damien.
"Mau jalan-jalan~" Lirihnya, lalu menunduk untuk menatap kedua kakinya yang menggantung akibat ayunan yang tinggi.
Soal sekolah, Damien mengizinkannya. Tapi parahnya, ia harus menunggu beberapa hari lagi.
"Bosaan~ Zio bosaaan~"
Zio terus menggumamkan kata bosan dan bosan, tak ada yang bisa ia lakukan disini.
"Baby Zio sedang apa disini?"
Zio mengerjab, lalu mendongakkan wajahnya dan melihat Vano yang berdiri didepannya.
"Zio bosan abang!"
Vano tersenyum tipis, ia kemudian mengangkat tubuh Zio ke gendongannya. "Ayo masuk, udara mulai dingin."
Zio mengerucutkan bibir nya. "Zio bosan!"
Vano mengangguk beberapa kali. "Iya-iya, Zio bosan lalu abang harus apa?"
Zio mencibik, Vano itu gak peka. Kasihan sekali kekasihnya nanti.
"Ayo jalan-jalan!"
Vano menggeleng. "Ga boleh, udah mau gelap."
"Belum! Ini masih jam 5 sore abang, ayo jalan-jalan ... " Zio menggerakkan kedua kakinya yang menggantung.
"Iya-iya, kita jalan. Jangan gerak-gerak, nanti jatuh."
Zio akhirnya tersenyum manis, ia kemudian memeluk leher Vano dan menumpukan dagunya ke bahu Vano.
Mereka memasuki mansion, Vano membawa Zio ke kamarnya. Kemudian ia mengambil Hoodie berwarna hitam miliknya, lalu memberikannya kepada Zio.
"Pakai."
Zio menekuk kedua alisnya. "Itu kebesaran abang, nanti Zio ga keliatan."
Vano mendengus geli. "Pakai atau kita tidak jadi jalan."
Mendengarnya membuat Zio dengan cepat mengambil Hoodie itu dan memakainya. Lalu ia menunduk untuk melihat kedua tangannya, yang bahkan tak terlihat akibat tertutup kain Hoodie.
"Abang, tangan Zio hilang," Zio mengulurkan kedua tangannya dan menatap polos pada Vano.
Vano menggigit bibirnya, ia kemudian mengangkat Zio ke gendongan koalanya. "Gapapa, hangat. Zio imut Abang suka," Vano berjalan keluar dari kamarnya.
Zio memberengut. "Zio ga imut!" Kemudian Zio menyembunyikan wajahnya di dada bidang milik Vano.
Abang tertuanya ini memang suka sekali menggodanya, alasannya karena Zio itu imut saat pipi Chubbynya memerah.
"Kalian mau kemana?"
Vano menghentikan langkahnya saat mendengar suara Mommy nya.
"Mommy, Zio mau jalan-jalan boleh?" Zio menatap Mommy nya dari balik punggung Vano.
Isabella berjalan mendekati kedua putranya. "Ini sudah sore sayang, besok saja ya?" Ia kemudian mengelus lembut kepala Zio.
Zio menggeleng pelan. "Tidak mau! Zio maunya sekarang ... " Kedua mata bulat itu mulai berkaca-kaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
CryBaby
RandomZio meninggal di usianya yang ke 19 tahun, akibat gagal jantung. Tapi siapa sangka, Zio malah terbangun di tubuh seorang anak berusia 13 tahun. ____ Bahasa : Baku ____ Saya ingatkan, ini cerita Brothership! Anak cowok yang di manja! ____ Start : 24...