CH-14

24.3K 2.5K 69
                                    

-

Happy Reading!

.
.
.

________

Elios hanya menatap datar ke arah luar kaca mobil, ia akan pergi ke sekolah. Dengan di antarkan oleh Varo. Akhir-akhir ini, ia sedikit dekat dengan Varo. Ini sudah minggu ke-2 ia memasuki sekolah menengah pertama, tepatnya ia menduduki kelas 1 Sekolah Menengah Pertama.

Varo memberhentikan mobil nya di depan pagar sekolah. "Belajarlah yang benar, jangan memikirkan apapun," ujar nya.

Elios memutar matanya malas. "Kau juga begitu," cibir nya.

Varo mendengus pelan mendengarnya. Memang sih, semenjak Zio di kabarkan koma dan tak tau kapan bangun. Mereka semua menjadi tidak fokus saat melakukan suatu hal.

"Kalau begitu, aku pergi dulu."

Elios keluar dari mobil, ia berjalan pelan memasuki sekolah seraya melambai pelan tanpa membalik tubuh nya.

"Yo! El!"

Elios menghembuskan nafas lelah saat melihat teman barunya? Entahlah, ia bisa memanggil nya teman atau tidak.

"Ya?" Jawab nya malas.

Felix, si anak laki-laki dengan rambut merah menyala dan memiliki gigi taring/gingsul. Ia dengan seenaknya merangkul pundak Elios.

"Kau punya saudara yang banyak ya, aku jadi iri dengki denganmu," ujar nya dengan senyum lebarnya, berbeda sekali dengan perkataan nya barusan. Pasalnya, ia sudah beberapa kali melihat Elios di antar oleh orang yang berbeda-beda.

Elios mendorong Felix menjauh dari nya, ia kemudian memasukkan kedua tangan nya ke kantung Hoodie nya seraya berujar dengan santai. "Tidak juga."

Felix menyatukan kedua alis nya, maksudnya apa? Ia kemudian menggelengkan kepalanya. "Lupakan," ujarnya, lalu berjalan beriringan dengan Elios. "Boleh liat PR Matematika mu?" Tanya nya.

Elios hanya melihat dari ujung matanya. "Tumben sekali," ujar nya. Ia kemudian mengambil buku PR nya, lalu menyerahkan nya pada Felix seraya berkata. "Biasanya kau tak meminta izin."

Felix memberengut. "Jahat sekali kau!" Tudingnya.

Elios menaikkan satu alis nya. "Yakin? Baiklah," lalu dengan santai ia menarik buku nya dan hendak memasukkan nya ke dalam tas nya.

"Wow! Wow! Aku bercanda astaga! Kau itu baik! Baik sekali!" Felix berujar cepat dan merebut buku PR milik Elios begitu saja.

Elios mengendikkan bahu, lalu kembali berjalan menuju kelasnya dan meninggalkan Felix.

"Heh! Tunggu aku!" Felix memekik, lalu berlari menyusul Elios. "Tersenyumlah El," titah nya setelah sampai di dekat Elios.

"Untuk apa? Tidak ada untungannya bagiku," Elios mendengus pelan, senyum nya hanya boleh di lihat oleh Zio seorang!

Felix berdecak kesal. "Kau itu terkenal bung, dan kau memiliki banyak fans! Jadi, tersenyumlah untuk mereka!"

Elios menatap remeh pada Felix. "Jika saat aku tidak tersenyum saja mereka sudah suka dengan ku, jadi untuk apa aku tersenyum? Membuang waktu."

Felix menatap tak percaya pada Elios, kepercayaan diri yang menakjubkan sekali. Tapi, itu ada benar nya ...

Mereka berdua memasuki kelas. Sekali lagi Elios menghela nafas panjang, sarat akan rasa lelah.

CryBabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang