bab 16

24.2K 1.1K 35
                                    

Halooo
Selamat membaca

Apa kabar kalian semuanya?
Semoga selalu dalam keadaan baik yaa

"Cher, anterin pulang ya?" mohon Alina.

"Lah? Kan ada Peter, pulang aja sama Peter." ujar Cherly, seikit ngegas.

"Ck, nanti kalo mami liat gue luka-luka gini. Pasti dia nggak akan kasih izin kita jalan-jalan, gue kan mau nginep di rumah lo nanti." jelas Alina, dengan penuh memohon agar Cherly mau mengantarkan dirinya pulang.

Cherly membuang nafas pelan, jika ia memilih untuk pergi bersama Jhosua. Pasti Alina tidak akan bisa menginap di rumahnya, dan ia tidak mungkin bisa langsung pulang jika sudah bertemu dengan mami Alina.

"Oke, nanti gue ikut lo." akhirnya Cherly mengiyakan, demi sahabatnya.

"Gue telpon Jhosua dulu ya." kata Cherly, beranjak dari duduknya.

"Kenapa?" tanya Alina

"Mau bilang, kalo hari ini nggak bisa pergi bareng dulu." jawabnya lesu, padahal dia ada rencana jalan-jalan dengan pacarnya.

Alina terkikik geli melihat Cherly yang sudah punya pacar. Biasanya sahabatnya itu pasti akan galau karena tidak bisa menarik perhatian Vincent. Tapi lihat sekarang, Vincent ada dalam satu ruangan. Tetapi Cherly malah tidak peduli sama sekali, dan lebih kepikiran dengan pacarnya.

"Cie yang udah punya pacar." goda Alina, dengan senyuman menggoda.

"Iya dong, daripada situs. Masih jomblo dari lahir." balas Cherly ketus.

"Huaa jadi pengen punya pacar juga." teriak Alina tak tau malu.

Cherly mendelik melihat tingkah sahabatnya yang benar-benar tidak tau malu. Harusnya Alina sedikit jinak karena ada dua cowok bersama mereka.

"Sama Petter tuh." tunjuk Cherly asal, membuat sang korban mendelik kaget.

"Kok gue?" tanya Petter bingung

"Petter, ayo pacaran sama Alina." ajak gadis itu semangat.

Petter meneguk ludahnya pelan, lalu menggeleng cepat. Bisa gila jika ia berpacaran dengan gadis hiperaktif seperti Alina. Apalagi teriakannya yang membuat telinga berdengung, pasti Petter akan sangat tertekan.

"Huaa, Petter jahat." Alina melempar bantal yang ada di belakangnya pada Petter dengan mata berkaca-kaca.

"Eh, jangan nangis. Nanti gue carikan cowok lain ya." ujar Cherly, mulai panik.

"Nggak mau, maunya sama Petter." tolak Alina

Cherly membuang nafas pelan, harus sabar jika sudah menyangkut keinginan Alina. Gadis itu jika sudah menginginkan sesuatu harus dapat, tapi apa iya, Alina akan mengalami hal sama seperti dirinya dulu. Mengejar cinta dari seorang Vincent, ia tak mau melihat sahabatnya merasakan rasa sakit itu juga.

"Heh, bocah. Lo nggak boleh pacaran, masih kecil." Cherly mendorong pelan kening Alina ke belakang.

Alina diam, gadis itu terlihat cemberut dengan kedua tangan bersedekap dada. Cherly tersenyum melihat hadis kecilnya kini ingin merasakan pacaran.

"Masih umur 15 tahun, lo nggak akan di izinkan untuk pacaran, Alina. Mami lo akan marah kalo tau putri semata wayangnya udah pacar-pacaran." kata Cherly lembut, sambil sesekali mengelus punggung tangan sahabatnya.

Petter dan Vincent terkejut mendengar usia Alina. Ternyata gadis itu masih lima belas tahun, sedang Vincent dan Cherly sudah 17 tahun. Dan Vincent masih 16 tahun, akan tetapi mereka ada di kelas yang sama. Ini benar-benar hebat, dan mereka cukup kagum karena Alina yang terlihat cukup pintar di kelas.

lelah [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang