22. berangkat sekolah bareng

10.4K 486 22
                                    

Udah lama ya, nggak ketemu Vincent Cherly

Haiii

Selama membaca

Semoga suka sama bab kali ini

Warning Typo ❗ ❗

Cherly mendengus kesal, ia pikir Vincent tidak akan menjemput dirinya. Namun, cowok dingin itu malah sudah duduk manis di ruang tamu.

"Cherly, sarapan dulu sayang." panggil sang ibu.

Dengan berat hati ia pergi ke meja makan, suasana kali ini sangat berbeda dari biasanya. Cherly lebih banyak diam dan tak sedikitpun berminat untuk menanggapi candaan keluarganya. Rasa kecewa dan marah masih sangat ia rasakan sejak semalam.

"Cher, makan yang bener." peringat Vincent. Dia ikut sarapan dengan keluarga Cherly, dan duduk tepat di samping gadis itu.

Tanpa memperdulikan perkara Vincent, Cherly memilih untuk kembali memakan sarapannya dengan cepat. Rasanya sangat tidak nyaman berada di meja makan dalam mood yang buruk. Ia ingin segera pergi ke sekolah dan membangun mood yang lebih bagus hari ini.

Selesai sarapan, Cherly langsung pergi dari meja makan. Tanpa mengatakan apapun, ia menggerakkan sendiri kursi rodanya.

Kedua orang tuanya membuang nafas lelah melihat Cherly masih marah pada mereka. Vincent langsung ikut berdiri, ia lebih dulu berpamitan pada kedua orang tua Cherly. Lalu mengejar gadis itu dengan perasaan sedikit kesal.

Melihat suasana hati Cherly sedang kurang baik, akhirnya ia memilih diam. Mengubur kesalahan karena sikap tidak sopan Cherly tadi. Walaupun sangat ingin menegur, namun Vincent lebih memilih untuk menahannya, agar suasana hati Cherly tak semakin memburuk.

Dalam perjalanan menuju sekolah, keduanya hanya diam. Cherly yang terus menatap keluar kaca, dan Vincent fokus menyetir. Sampai suara notifikasi ponsel Vincent berdering, belum sempat ia membuka pesan itu sebuah panggilan masuk.

"Halo, kenapa?" tanya Vincent lembut

" .... "

"Aku nggak bisa jemput kamu hari ini, lagian kemarin kamu bilang mau berangkat sama sahabat kamu." ujar Vincent sedikit kesal, mengingat kematian Sofia menolak untuk di jemput.

" .... "

"Kamu naik taxi aja kalau nggak ada sopir, aku nggak bisa jemput kamu. Ini aku udah mau sampe di sekolah." tolak Vincent lagi, lalu menutup panggilannya secara sepihak.

Cherly mengalihkan pandangannya, menatap Vincent yang terlihat kesal setelah menutup panggilan. Ia tau siapa yang barusan menelpon, dan dia juga tau alasan Vincent menolak untuk menjemput gadis itu. Padahal mereka cukup dekat dengan jalan rumah gadis yang menelpon Vincent.

"Turunin gue di depan aja, lo bisa anterin Sofia ke sekolah." ujar Cherly

Ciiit

Vincent langsung menginjak rem mendadak, beruntung dibelakang mereka tidak ada kendaraan. Jadi tidak menimbulkan kecelakaan karena berhenti mendadak. Cowok berkulit putih terang itu menatap rajam Cherly.

"Dia bisa naik taxi atau apa pun, gue udah janji akan berangkat dan pulang  sekolah bareng lo selama kaki lo sakit." geram Vincent, menahan amarahnya.

Cherly tersenyum, lalu sedikit terkekeh melihat kemarahan di wajah Vincent. Ia tau jika cowok di sampingnya itu terpaksa melakukannya, dan pasti sedang menahan kemarahannya.

"Gue punya supir, lo nggak perlu melakukan apa yang nggak ingin lo lakukan. Cukup jalanin hidup lo seperti dulu, menolak permintaan orang tua lo jika itu menyangkut gue." tandas Cherly, masih dengan tersenyum.

lelah [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang