bab 18

19.9K 884 23
                                    

Hallo semua
Cherly kembali menyapa kalian.

Mohon maaf jika ada Typo yaa❗❗

Selamat membaca, semoga memuaskan.


Cherly segera pergi ke lapangan dengan berlari, ia sudah hampir telat mengikuti pelajaran olahraga. Saat sampai di lapangan ia menatap bingung orang-orang yang sudah berpasangan. Dan hanya Vincent yang belum memiliki pasangan, dan otomatis ia yang akan menjadi pasangannya. Cherly membuang nafas pasrah, padahal ia sudah tidak pernah mengejar Vincent. Tapi kenapa sekarang ia yang seakan di persatuan dengan Vincent oleh keadaan?

"Cherly, cepat kamu berdiri di samping Vincent." pinta guru laki-laki bernama Arlan itu.

Lagi-lagi Cherly hanya bisa membuang nafas pasrah saat harus ada di dekat Vincent. Beberapa teman kelasnya yang melihat tingkah Cherly menatap kagum gadis itu. Mereka tidak menyangka jika Cherly benar-benar bisa menjauh bahkan terlihat enggan berada di dekat Vincent.

"Gue sebenernya sempet mikir, Cherly nggak akan bisa jauh-jauh dari Vincent. Ternyata gue salah, dia sekarang keliatan males deket-deket sama Vincent." bisik salah satu teman kelasnya.

"Hebat ya, dia bisa langsung menjauh gitu. Gue seneng Cherly berubah jadi lebih baik." sahut yang lainnya.

"Lagian dia cantik, bisa dapat cowok tampan lain yang bener-bener sayang sama dia, bukan harus maksain buat bisa sama Vincent."

Tiga gadis itu diam-diam masih melihat Cherly dan Vincent yang menjadi pasangan. Wajah Cherly benar-benar biasa saja, bahkan seperti tidak minat.

"Baiklah anak-anak, coba kalian lakukan pemanasan dulu. Push up dan lompat jongkok, baru nanti kalian latihan voli bersama masing-masing pasangan. Lalu nanti kita langsung ambil penilaian." kata pak Arlan.

Semua orang langsung melakukan instruksi yang diberikan pak Arlan. Begitu juga dengan Cherly yang mulai melakukan push up juga lompat jongkok. Lalu Vincent ikut melakukan tepat di sebelah gadis itu.

Setelah melakukan dua jenis senam lantai itu, Vincent langsung mengambil bola voli. Wajah tidak bersahabat Cherly membuat Vincent bingung harus memulai darimana.

"Cher, ayo mulai." ajaknya

"Oh, oke." Cherly langsung mengambil sikap untuk latihan melempar bola voli.

Keduanya mulai melakukan beberapa praktek bola voli, sesekali Vincent mengajarkan Cherly dengan berada di belakang gadis itu. Awalnya memang canggung, tapi lama-kelamaan mereka terlihat biasa saja.

"Cher, gimana kalau kita di jodohkan?" tanya Vincent tiba-tiba.

Cherly yang tadinya akan melempar bola, langsung menghentikan kegiatannya. Ia menatap Vincent dengan penuh tanda tanya.

"Maksudnya, kita menikah karena perjodohan gitu?" Cherly balik bertanya.

"Tadi pagi sebelum berangkat, gue denger pembicaraan Mama sama papa. Mereka mau mempercepat perjodohan kita yang sudah di rencanakan sejak lama." jelas Vincent

Vincent hari ini tidak sarapan di rumah karena ia akan pergi bersama Sofia. Begitu juga dengan kedua orang tuanya yang akan pergi lebih pagi dari biasanya. Jadi mereka semua tidak ada yang sarapan di rumah seperti biasanya.

Karena sudah siap, Vincent pun turun dari kamarnya. Ketika hendak berpamitan, ia tidak sengaja mendengar orang tuanya tengah berbicara serius di ruang kerja sang Ayah.

"Papa gimana sih, kan perjodohan mereka udah kita rencanakan dari lama. Jadi mama mau mereka secepatnya tunangan, biar mereka bisa saling mengerti." kata Risa

lelah [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang