33. pertunangan

7.3K 330 21
                                    

Malam ini, tiga keluarga berkumpul di kediaman keluarga Cherly. Mereka akan membahas untuk persiapan pertunangan anak-anak mereka. Chalondra dan pacarnya juga akan meresmikan pertunangan mereka, bersama Cherly dan Vincent. Kakak Cherly itu sungguh tidak bisa menolak lagi saat kekasihnya tiba-tiba memberi kabar ada di Indonesia bersama kedua orang tuanya untuk melamar. Ia sudah berkali-kali menolak untuk melakukan pertunangan karena belum siap.

"Di liatin terus tuh," bisik Cherly.

"Ck, udah diem deh!" Dengkus Chalondra, sang adik terus saja menggoda dirinya sejak keluarga kekasihnya datang.

"Selamat kakak ku sayang, akhirnya kakak akan segera punya pawang." Bisik Cherly, ia sangat senang menggoda sang kakak.

"Pawang, pawang, kami kira buaya, pakai pawang, huh?"

Acara makan malam terlaksana dengan lancar, kini kedua orang tua Cherly membahas tentang pertunangan putri duyung pertama mereka terlebih dulu. Sesuai permintaan cara kekasih Chalondra, mereka akhirnya akan melakukan pertunangan bersama Vincent dan Cherly.

"Jadi apa kalian akan memilih gaun untuk pertunangan di butik yang sama?" Tanya mama Cherly, pada kedua putrinya.

"No, aku nggak mau kembaran sama kakak." Tolak Cherly, membuat Chalondra mendengkus kesal.

***

Cherly menatap dirinya yang sudah memakai gaun putih selutut, tanpa lengan untuk pertunangannya dengan Vincent. Kedua orang tuanya sudah memberikan kesempatan Cherly untuk menolak, sesuatu permintaan Vincent. Tapi entahlah, gadis itu malah memilih untuk tetap menerima perjodohan dengan cowok yang dulu pernah menyakitinya. Ia ingin memberikan Vincent kesempatan.

Apalagi, setelah dipikir-pikir hubungannya dengan Joshua pasti tidak akan bisa bertahan. Ia sudah mendengar cerita dari ketiga sahabatnya, jika saat kakinya sakit dulu, Joshua malah pergi bersama wanita lain. Dan kejadian di pasar malam waktu itu adalah pertemuannya dengan sang kekasih.

"Coba lihat, bagus kan?" Cherly memutar tubuhnya di depan Vincent, agar calon tunangannya itu bisa melihat gaun yang akan dia kenakan.

"Bagis, tapi dada atas lo terbuka. Jadi ganti yang lain aja, tuh, itu kayaknya bagus." Tunjuk Vincent, pada gaun putih yang tak kalah indah dari gaun yang Cherly kenakan sekarang.

Cherly meneliti gaun yang Vincent tunjuk dengan serius, sama-sama gaun tanpa lengan, tapi lebih tertutup. Tanpa berlama-lama ia langsung mencoba gaun yang Vincent inginkan. Setelah gaun itu terpasang di tubuhnya, untungnya pas dan nyaman saat di pakai.

"Gimana?" Tanyanya setelah keluar dari ruang ganti.

"Perfect!" Vincent mengacungkan k dua jempolnya pada Cherly.

"Oke, kita ambil ini aja." Putus Cherly, lalu segera kembali mengganti pakaiannya.

Setelah memilih gaun, sekarang Vincent membawa Cherly ke mall. Mereka akan membeli beberapa camilan untuk stok di apartemen Vincent. Karena kedua orang tua Cherly sudah memberikan izin, putri mereka untuk pergi ke apartemen Vincent setelah mereka resmi bertunangan. Tapi tetap banyak peraturan yang harus mereka dapatkan. Seperti tidak boleh terlalu sering berdua di apartemen, tidak boleh tidur satu kamar jika sedang menginap. Dan apartemen milik Vincent harus memiliki beberapa cctv, agat kedua orang tua Cherly bisa melihat apa saja yang mereka lakukan ketika berada di sana.

Mereka tidak mau keduanya melakukan hal yang melewati batas. Walaupun, mereka yakin jika Cherly tidak akan pernah melakukan sesuatu yang membuat kedua orang tuanya kecewa.

"Ini juga, sama yang itu jangan lupa dibeli." Tunjuk Cherly, pada beberapa makanan pedas.

Gadis itu suka sekali makanan pedas, apalagi jajanan yang berbau Korea. Vincent hanya menurut saja, ia tidak mau membuat Cherly kesal. Karena tadi sebelum berangkat mencari gaun, gadis itu dalam keadaan mood yang tidak baik.

lelah [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang