27. kembali tumbuh

7.6K 354 19
                                    

Hallo
Apakabar?

Maaf lama datang, ada banyak hal buruk terjadi. Sehingga mental ku sedikit terluka.

Selamat membaca
Warning Typo ❗❗

Semoga suka


Vincent menjemput Cherly seperti hari biasa, ia langsung masuk ke kamar gadis itu untuk melihat apakah sudah selesai atau belum. Akhir-akhir ini Cherly malas pergi ke sekolah karena nilainya sedikit menurun. Apalagi hari Senin, sekarang menjadi hari yang paling Cherly benci.

"Eh, Vincent udah dateng. Cherly masih belum mau bangun tuh di kamar. Tolong kamu bangunin ya, soalnya dia bilang nggak mau ke sekolah." kata mama Cherly.

Vincent langsung tersenyum mendengar perkataan mama Cherly, kemarin malam gadis itu mengatakan tidak mau sekolah saat ia menanyakan soal tugas matematika lewat telepon. "Vincent langsung ke kamar Cherly dulu ya Tante," pamitnya, lalu segera pergi setelah mama Cherly memberikan izin.

Saat sudah memasuki kamar Cherly, bisa Vincent lihat gadis itu sedang tertidur di dalam gundukan selimut tebalnya. Dengan jahil, Vincent naik ke atas ranjang dan menimpa Cherly secara perlahan. Agar tidak mengenai kaki Cherly.

"Eungh, mamaaaah." teriak gadis itu, merasa berat pada tubuhnya.

"Harus banget ditindih dulu? supaya bisa bangun, hm?" tanya Vincent pelan.

Oh, ayolah! Ini masih pagi, kenapa hanya dengan mendengar suara Vincent yang pelan dengan deep voice seperti ini membuat Cherly tak bisa mengontrol detak jantungnya. Ini sungguh memalukan, bagaimana jika nanti Vincent mendengar detak jantungnya. Karena saat ini cowok berkulit putih itu tengah ada diatas tubuhnya.

"Mau mandi sendiri, atau gue bantuin. Hm?" lagi, Cherly semakin merasa ada sesuatu yang bergejolak didalam dadanya. Apalagi dengan posisi mereka saat ini, sungguh membuat Cherly kembali jatuh pada pesona seorang Vincent.

"G-gue bisa sendiri, minggir lo." sedikit lebih gagap menjawab, karena Vincent terus menatapnya dalam.

Dengan perlahan, Vincent menyingkir dari atas tubuh Cherly. Lalu membawa gadis itu ke kamar mandi dengan mudah, membuat Cherly semakin tidak bisa mengeluarkan kata-kata, karena tindakan Vincent yang tiba-tiba seperti ini.

Tal butuh waktu lama, Cherly keluar dari kamar mandi, melihat Vincent tengah rebahan di atas ranjangnya yang sudah rapih. Dia tau Vincent memang selalu menjaga kerapihan di mana saja, jadi tidak heran jika kamarnya sudah rapih seperti sekarang ini. Setelah mengganti seragamnya, Cherly duduk di depan meja rias.

Melihat Cherly duduk di depan meja riasnya, Vincent langsung beranjak dari ranjang, berjalan mendekati gadis itu. Mengulurkan tangannya untuk membantu menata rambut Cherly yang berantakan. Mendapat perlakuan manis seperti sekarang ingin melihat dari cowok yang dulu sangat di cintainya, membuat rasa itu perlahan berusaha muncul ke permukaan. Namun Cherly berusaha untuk tidak memperlihatkan perasaannya lagi pada Vincent. Ia sudah belajar dengan keras untuk hanya mencintai Joshua, kekasihnya. Tapi, apakah rasa yang ia miliki untuk Joshua benar-benar rasa cinta yang ia miliki untuk Vincent dulu, atau hanya sebatas rasa suka yang bisa dimiliki oleh siapapun jika mereka selalu dekat? Entahlah, Cherly selama ini hanya menikmati. Tidak benar-benar berpikir ia sudah mencintai Joshua atau belum.

"Lo cocok pakai gaya rambut kaya gini." ujar Vincent, setelah menata rambut panjang Cherly. Ia memasang jepit belakang.

"Gue lebih suka pakai kuncir, biar nggak ribet." Cherly hendak melepaskan jepit rambut yang Vincent pasangkan untuknya. Tapi segera ditahan oleh Vincent.

lelah [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang