part 36

199 17 0
                                    

Tetap lanjut walaupun ngga ada yang vote sama komen

Happy reading

_______

Sinar matahari memasuki jendela kamar Bagas, membuat si empunya menggeliat dan menutup wajahnya dengan bantal. Kepalanya terasa mendingan tidak seberat tadi malam.

Ia mulai melihat sekelilingnya yang berantakan, apa yang ia perbuat tadi malam apartemennya sudah seperti kapal pecah. Ia mulai berdiri berjalan keluar untuk minum di dapur,namun langkahnya terhenti kala melihat tiga curut di ruang tamu apartemennya.

Ide jahil muncul di otak Bagas, "TOLONG KEBAKARAN TOLONG TOLONG!!!!" teriaknya dengan nada khawatir.

"Apa kebakaran woi bangun?!!!"sahut Ando reflek langsung berdiri menggoyangkan tubuh Hirata dan Dillon.

"Kebakaran dimana?"tanya Hirata dengan nyawa belum berkumpul.

"Sugus tolongin kita harus cepat keluar dari sini!" sahut Dillon sibuk mengucek matanya.

"BWAHAHAHA..." tawa menggelegar Bagas.

"Lah ini bocah, ayo kita pergi!" ajak Ando dengan nyawa belum terkumpul sepenuhnya.

"Ah udah gue capek ketawa, sadar woy udah pagi!"ujar Bagas cengengesan.

"Sialan lo gus"umpat Ando kesal.

"Anjing gangguin aja lo padahal lagi mimpi nikah sama bebeb Fanisa" tukas Dillon kesal mimpinya dirusak oleh Bagas.

"Itu mah hantu bukan manusia "sahut Hirata sembari memberi kode kepada dua temannya.

"Siapa bilang orang itu jelas-jelas bebeb Fanisa " telak Dillon menyembunyikan ketakutan. Dirinya memang takut untuk hal begituan.

"Eh bener lon, lo nggak baca doa ini nanti hantunya demen sama lo "ucap Ando menakut-nakuti.

"Gue pernah denger rumor-rumornya kalo lo sering mimpi bareng cewek berati ada sosok hantu yang suka sama lo dan dia bisa ngajak kawin tanpa sepengetahuan lo "imbuh Bagas panjang lebar seraya menahan tawa.

"Jangan bikin gue takut dong, kalian tau kan kalo gue anti yang begituan" ucap Dillon merinding.

"Sepengetahuan gue kalo abis mimpi itu harus cepet-cepet mandi biar hantunya nggak nempel" sarkas Hirata kembali menidurkan tubuhnya.

"Ini masih jam delapan libur juga ngapain gue mandi jam segini" timbal Dillon malas.

"Ya terserah kalo hidup lo masih mau aman, yang penting udah kita kasih tau" sahut Bagas mendudukkan dirinya di sofa ruang tamu.

Dengan langkah gontai Dillon berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya , kalau saja dia tidak takut sama hal gaib sudah dipastikan akan melanjutkan tidurnya di hari Minggu.

Setelah kepergian Dillon mereka tertawa terbahak-bahak, Dillon lucu sekali mau saja dibohongi mereka.

"Hati-hati sebelum buka baju baca doa biar mbak kuntinya nggak terpesona" teriak Ando berpapasan dengan Dillon yang sedang memegang knop pintu. Namun ia urungkan dan berakhir berlari ke ruang tamu.

"Anjir gue takut mandi ah" ucap Dillon ngos-ngosan karena berlari.

"Lah ngapain balik? udah sana! yang gentle gitu loh" ujar Hirata mengambil remote tv.

"Anterin sampe depan kamar mandi dah" pinta Dillon dengan wajah memelas dan bibir agak dimajukan.

"Ribet banget sih, gue lihatin dari sini" sahut Ando mulai menutup matanya kembali.

"Yaelah ndo bentaran, lo mau gue mati dibawa hantu?"celetuk Dillon dengan tampang polosnya.

"Baguslah nggak perlu keluarin biaya buat kematian lo nanti" tukas Ando menahan tawa sedari tadi.

Bad Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang