2

2.9K 96 0
                                    

Malam tiba dengan cepat namun aksara masih enggan untuk pulang, pikirannya masih sangat kacau dan ia tidak bisa memutuskan apapun.

Drttt drtt (dering telepon)

Ditengah kesunyian malam terdengar dering telepon yang berasal dari handphonenya. Ia melihat layar teleponnya dan disana terpampang jelas nama "ivana", aksara tidak bisa mengangkat telepon itu karena ia tak sanggup mendengarkan suara gadis itu. Namun sepertinya ivana tak menyerah, dering telepon terus berbunyi membuat aksara pada akhirnya mau mengangkatnya.

"Hallo? Sa kamu dimana?" Tanya ivana.

Aksara hanya terdiam mendengar pertanyaan dari sebrang sana, entah kenapa hatinya terasa sakit mendengar suara lembut itu.

"Sa, kok ga dijawab? Are you okay?" Tanya ivana.

Air matanya mendadak runtuh mendengar kalimat itu, bagaimana bisa ia memberitahu bahwa dirinya sedang tidak baik-baik saja karena sebuah hal yang harus ia pilih dan hubungan mereka berada di tepi jurang.

"Sa, kenapa sih ngambek? Maaf ya aku tadi beneran kerja kelompok" ucap ivana.

"Ngga kok" jawab aksara.

"Everything okay?" Tanya ivana.

"I'm okay, ada apa telepon?" Tanya aksara.

"Serius ga ada apa-apa? Tadi di tanya ga jawab-jawab. Kenapa?" Tanya ivana.

"Oh tadi aku ketoilet sebentar, maaf ya. Tapi i'm good kok, ada apa?" Tanya aksara.

"Aku cuman mau ngabarin kalo besok aku ga bisa ngampus karena besok di tempat ibadah ada acara dan papah bilang aku harus dateng" jawab ivana.

"Oh iya gapapa, selamat beribadah van" ucap aksara.

"Iya sa, kamu jangan lupa sholat ya. Udah waktunya isya" ucap ivana.

Mendengar kalimat itu aksara menjadi teringat bahwa sedari tadi aksara tidak menunaikan ibadahnya. Entah kenapa hatinya terasa sakit saat mendengar kalimat itu dari ivana. Dari dulu memang ivana selalu mengingatkan aksara akan ibadahnya dan ivana selalu mendukung aksara apapun keadaanya.

"Ohiya kalo gitu aku sholat dulu ya, kamu istirahat duluan" ucap aksara.

"Iya, kalo gitu aku tutup teleponnya ya?" Ucap ivana.

"Iya. Bye" ucap aksara.

"Bye.." ucap ivana.

Tuttt (sambungan telepon terputus)

Aksara bangun dari duduknya dan ia langsung menuju ke masjid terdekat, ia pergi ke tempat wudhu dan mengambil wudhu. Dingin air menyentuh kulit aksara dan membuatnya sedikit lebih tenang. Seusai berwudhu aksara masuk kedalam masjid itu dan menunaikan sholat isya berjamaah.

Sedangkan dikediaman wilantara, bundanya benar-benar cemas karena aksara tidak kunjung pulang. Suaminya mencoba menenangkan dirinya namun tak bisa dibohongi perasaan seorang ibu yang mencemaskan anaknya.

"Udah gausah cemas dia udah besar, dia tau mana yang terbaik" ucap ahmad.

"Tetep aja aku ga bisa tenang kalo dia belum pulang" ucap ira.

Ahmad menepuk bahu istrinya "tenang aja bentar lagi juga pulang" ucap ahmad.

Ira menghela nafas berat, matanya tak bisa lepas dari pintu berharap anak lelakinya akan segera pulang.

"Bunda!!" Panggil arsyla.

Ira terkejut dan langsung berlari ke arah arsyla "ada apa? Abang kenapa?" Tanya ira.

selaras [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang