17

2K 56 0
                                    

Ayyara membuka kelopak matanya perlahan, ia mengerjapkan matanya berkali-kali sampai pada akhirnya mata cantiknya itu terbuka dengan sempurna. Kemudian ia melihat sekelilingnya dan pandangannya berhenti saat matanya menangkap aksara yang tertunduk sembari memegang erat tangannya.

"K-kak aksa.." panggil ayyara.

Mendengar itu aksara langsung mengangkat kepalanya dan menatap manik milik ayyara lekat.

"Gimana? Masih pusing?" Tanya aksara.

Ayyara mengangguk pelan "iya kak, sedikit pusing" jawabnya.

"Yaudah sekarang kamu makan dulu ya, abis itu minum obat" ucap aksara.

"Iya kak, tapi kenapa aku ada di rumah sakit?" Tanya ayyara.

"Tadi sepulang aku dari masjid kamu ga sadarkan diri, kamu pingsan dan aku buru-buru bawa kamu kerumah sakit" jelas aksara sembari menyuapi ayyara.

Ayyara menghela nafas berat, kepalanya masih terasa sangat pusing dan juga badannya masih terasa lema tapi alhamdulillah demam pada tubuh ayyara sudah turun.

"Kak aksa udah ngasih tau mamah atau papah aku?" Tanya ayyara.

"Belum, aku gamau mereka khawatir jadi aku belum hubungin mereka" jawab aksara.

"Iya kak, gausah hubungin mereka. Nanti aja kalo aku udah baikkan" ucap ayyara.

Aksara mengelus dengan lembut jari jemari ayyara yang masih terasa dingin. Manik mereka saling bertemu, ayyara dapat melihat ada banyak kekhawatiran di mata suaminya.

"Kak aksa, ga kuliah?" Tanyanya memecah keheningan.

"Gimana bisa aku kuliah, disaat kamu lagi sakit gini, ra" jawab aksara.

"Maaf ya kak, udah buat kak aksa khawatir" ucap ayyara.

"Gapapa yang terpenting sekarang kamu sehat lagi" ucap aksara.

"Tapi kata dokter aku kenapa?" Tanya ayyara.

"Katanya kamu kecapean, mangkannya kamu di suruh bedrest selama beberapa hari" jawab aksara.

"Kecapean? Padahal aku ga banyak kegiatan selain ngampus" ucap ayyara.

"Mungkin kamu cape sama mata pelajaran dan bikin kamu kepikiran" ucap aksara.

"Iya sih belakangan ini ada beberapa pelajaran yang susah banget buat di cerna" ucap ayyara.

"Kalo ada sesuatu yang bikin kamu susah atau bikin kamu kepikiran, kamu harus cerita sama aku. Walau ga bisa bantu setidaknya hal itu bisa bikin kamu jauh lebih lega, jangan di pendem sendiri" ucap aksara.

"Iya kak, makasih udah bersedia jadi pendengar aku" ucap ayyara.

"Selama kedua telinga yang aku punya masih berfungsi dengan baik, aku akan selalu siap menampung semua keluh kesah yang sedang kamu alami, jadi jangan pernah ragu untuk cerita" ucap aksara.

"Tapi kalo kak aksa juga ada masalah gimana? Masa aku harus nambah beban kamu?" Ucap ayyara.

"Loh emang kenapa? Aku ga pernah keberatan. Semenjak aku mengiklarkan ijab qobul di hadapan seluruh semesta dan juga pemiliknya, aku udah bilang ke telinga aku bahwa salah satu kegunaannya sekarang adalah mendengarkan setiap cerita baik suka maupun duka yang akan kamu ceritakan" jelas aksara.

Ayyara tersenyum hangat "kalo gitu fungsi telinga aku juga sama seperti telinga kamu, setiap masalah yang kamu punya kamu harus cerita , semua cerita yang bersangkutan dengan kak aksa apapun itu baik suka maupun duka aku harus tau" ucapnya.

"Iya ayyara.." jawab aksara dengan senyuman yang membuat kedua matanya menyipit.

Sepertinya akan mudah untuk jatuh kedalam telaga asmara ini, bersamanya...

selaras [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang