13

2K 68 0
                                    

Matahari mulai terbenam, langit yang tadinya cerah berubah menjadi gelap. Malam ini terlihat mendung dan sepertinya akan turun hujan, mira yang baru saja memakirkan mobilnya di depan rumah ditho pun segera turun.

"Tho!" Panggil mira.

Ditho baru saja pulang dari supermarket pun menoleh dan mira berjalan menghampirinya.

"Ada apa kesini?" Tanya ditho.

"Main aja, ga boleh" ucap mira.

"Boleh, yaudah ayo masuk" ajak ditho.

Mira melangkahkan kakinya untuk masuk kedalam rumah minimalis milik ditho, ia tinggal sendiri karena kedua orang tuanya berada di kota yang berbeda.

"Mau minum apa?" Tanya ditho.

"Apa aja asal jangan air putih" jawab mira.

"Oke tunggu" ucap ditho.

Ditho pergi ke dapurnya untuk mengambilkan mira minuman, sedangkan mira yang sedang sibuk bermain handphone. 5 menit kemudian ditho membawa segelas jus jeruk dan juga cemilan yang ia hidangkan untuk mira.

"Thanks" ucap mira.

"Hmm" jawab ditho.

Tangan mira mengambil gelas berisikan jus jerus itu lalu ia meneguk beberapa tegukan dan menyimpan kembali gelas itu.

"Ada apa?" Tanya ditho.

"Lo masih marah sama ara??" Tanya mira.

Ditho menghela nafas berat "dibilang marah ngga sih mir, lebih tepatnya gue kecewa" jawab jujur ditho.

"Lo mau kan dengerin penjelasan gue?" Tanya mira.

"Ya silahkan" jawabnya.

"Jadi selama sebulan lo ngilang si ara tiba-tiba di jodohin dan dia sama sekali ga bisa ngehubungin lo" ucap mira.

Flashback on

Hujan deras membasahi seluruh kota dan tak lupa angin dingin pun bertiup kencang hari ini. Di balik sebuah jendela terdapat ayyara yang sedang merenung. Ucapan ayahnya tadi masih begitu berdengung di telinganya.

"Gimana ya mir?" Tanya ayyara kepada mira.

Mira menepuk bahu ayyara "ga perlu buru-buru ra, lo pikirin baik-baik" jawab mira.

"Gue pusing banget, ditho juga ga bisa di hubungin" jelas ayyara.

"Coba lo telepon sekali lagi" ucap mira.

Mendengar saran itu ayyara langsung mengambil kembali handphonenya dan menelepon sahabat kecilnya itu namun tetap saja hasilnya nihil ditho sama sekali tidak bisa di hubungi.

"Ga bisa mir, teleponnya ga aktif" ucap ayyara.

"Mungkin disana ga ada sinyal" ucap mira.

Ayyara mengehela nafas berat lalu ia kembali menatap keluar jendela, melihat betapa mendungnya hari ini.

3 hari kemudian di saat ayyara memutuskan untuk menyetujui perjodohan ini lebih dahulu ayyara berusaha untuk menelepon kembali ditho namun tetap saja hasilnya nihil.

"Tho lo kemana sih?.." ucap ayyara.

Flashback off

"Dia udah berusaha buat ngehubungin lo dan ngasih tau lo cuman ya semesta berkehendak lain. Pada akhirnya lo harus tau ini bukan dari ayyara" ucap mira.

"Gue tau mir tapi sejujurnya gue kecewa banget sama diri gue sendiri, ayyara ga salah dan dia udah berusaha buat ngasih tau gue. Gue tau itu semua tapi ada hal yang bikin gue kecewa sama diri gue sendiri" jelas ditho.

selaras [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang