3

2.6K 87 0
                                    

Malam yang dingin itu terasa semakin dingin disaat aksara tengah duduk di ruang tamu bersama ayah dan bundanya. Malam ini aksara akan memberikan keputusan tentang pilihannya, detak jantungnya terus saja berdetak dengan cepat dan ia merasakan sedikit sesak.

"Jadi gimana?.." tanya ahmad.

Aksara menarik nafas dan menghembuskannya lalu ia menatap kedua orang tuanya.

"Aksara menyetujui perjodohan ini, kita bisa melanjutkannya" jawab aksara.

Saat memberikan jawaban itu hati aksara terasa sangat hancur mengingat bahwa ia harus segera mengakhiri hubungannya dengan ivana. Tak dapat ia bayangkan bagaimana terlukanya ivana saat mendengar semua ini namun sebuah keputusan harus aksara ambil.

"Abang serius?" Tanya ira.

Aksara mengangguk "aksara udah pikirin ini mateng-mateng dan mungkin emang ini jalan terbaik yang tuhan kasih. Aksara juga gamau ngebuat ivana dalam dilema dimana dia harus memilih antara cinta dan tuhannya" jawab aksara.

"Keputusan yang kamu ambil adalah keputusan terbaik nak, ayah yakin kalian berdua akan menemukan kebahagiaan kalian masing-masing. Kalo begitu besok kita akan pergi kerumah om zainal untuk membicarakan masalah ini namun sebelum itu ayah harap kamu sudah membicarakannya dengan ivana" ucap ahmad.

*****

Hallo semuanya sebelum kalian baca adegan ini, aku rekomendasiin kalian untuk sambil dengerin lagu (((rizky febian - Merelakan))). Terimakasih, happy reading❤️

Aksara mengangguk lalu ia pun segera berangkat menuju kerumah ivana. Air matanya tak dapat ia tahan saat ia membayangkan bagaimana terlukanya ivana saat aksara membicarakan ini namun mau tidak mau ia harus membicarakannya karena ini adalah resiko yang harus ia ambil disaat ia memilih sebuah keputusan.

Jalanan malam ini terlihat sangat sepi, aksara ditemani oleh bintang-bintang pergi menuju ke rumah ivana. Dengan berat hati ia menghentikan motornya di depan rumah gadis yang saat ini harus ia lukai hatinya. Aksara mengeluarkan handphonenya lalu menekan sebuah nomor yang tak lain adalah nomor ivana.

"H-hallo?.." ucap aksara ragu.

"Hallo, ada apa sa?" Tanya ivana.

"Kamu dimana?" Tanya aksara.

"Aku dirumah, ada apa?" Tanya ivana.

"Sini keluar, aku udah di depan rumah kamu" jawab aksara.

Tuttt (sambungan telepon terputus)

Terlihat ivana keluar dari rumahnya dengan wajah yang sangat bahagia, aksara semakin tak tega untuk mengatakan semua kebenaran ini.

"Kita jalan, mau?" Tanya aksara.

"Boleh, kita ke taman itu aja yuk?" Ucap ivana.

Aksara mengangguk lalu merekapun berjalan menuju ke taman. Aksara menatap lekat ivana yang tak henti-hentinya tersenyum.

"Kenapa sih kok natap aku terus?" Tanya ivana.

"Gapapa, cantik aja" jawab aksara.

"Heheh kamu bisa aja" ucap ivana.

Aksara tersenyum namun hatinya benar-benar terluka saat ia melihat senyuman cantik itu. Bagaimana bisa ia mengatakannya?

"Van.." panggil aksara.

"Hmm?" Jawab ivana.

Aksara menghela nafas beratnya "maaf ya.." ucapnya.

Ivana merasa bingung, mengapa aksara meminta maaf secara tiba-tiba padahal hubungannya sedang baik-baik saja saat ini.

"Minta maaf buat apa?" Tanya ivana.

Aksara menunduk ia tak bisa menatap ivana "aku minta maaf karena aku harus bilang sama kamu tentang ini sekarang" jawab aksara.

"Tentang apa?.." tanya ivana.

"Maaf, kayanya hubungan kita cukup sampe disini van. Bukan karena aku udah ga cinta sama kamu tapi-" ucap aksara.

"Tunggu, maksud kamu apa?" Tanya ivana

"Aku ga bisa ngelanjutin hubungan ini van, kita berdua ga akan pernah bisa sama-sama karena ada benteng yang kamu sendiri tau betapa sulitnya kita melewati benteng itu, maafin aku. Aku udah nerima perjodohan yang ayah aku tawarin, maaf karena aku harus mengakhiri kisah kita sampai disini. Maafin aku van.." ucap aksara.

Jantung ivana serasa akan berhenti mendengar kalimat itu, hatinya sangat sakit dan juga dadanya merasakan sesak. Ia tak pernah mengira bahwa hubungan yang selalu ia mimpi kan akan berakhir indah pada kenyataan semua tak seindah mimpi.

"Aku tau ini semua ga pantes buat kamu maafin tapi kamu harus tau cinta aku selama ini tulus buat kamu, maaf karena aku harus melukai kamu seperti ini. Aku minta maaf.." ucap aksara.

Aksara terkejut saat tangannya merasakan kehangatan dari tangan ivana. Ia menatap ivana dan gadis itu sedang tersenyum ke arahnya.

"Sa, aku tau hal ini bakal terjadi suatu saat nanti. Kita emang bakal dihadapkan sama hal seperti ini, kisah kita emang ga bisa untuk berakhir indah tapi kita terlalu memaksakan. Semua keputusan yang kamu ambil hari ini aku yakin kamu udah pikirin ini mateng-mateng. Aku ga akan bohong, pastinya aku terluka ngedenger semua ini tapi sa jangan pernah nyalahin diri kamu sendiri atas apa yang terjadi hari ini. Semua emang udah jalannya semesta untuk kita mengakhiri kisah yang ga mungkin bersama ini, aku bakal rela kok asal perempuan itu jauh lebih baik dari aku dan bisa ngebuat kamu bahagia lebih dari apa yang aku kasih buat kamu. Sa, makasih ya 5 tahun ini kamu udah jadiin aku perempuan yang beruntung, aku bersyukur sama tuhan karena udah mempertemukan kita walau pada akhirnya kita harus berjalan ke arah yang berlawanan. Mungkin emang udah saatnya buat kita mengakhiri kisah ini. Makasih ya sa.." ucap ivana.

"Maaf van..." ucapnya.

"Kamu ga perlu minta maaf, ga ada yang salah disini seperti yang aku bilang semua ini emang jalannya semesta. Kita udah tau endingnya tapi kita selalu berharap datangnya keajaiban yang bisa ngebuat kita bersama. Kita yang terlalu memaksa semesta untuk selalu sejalan sama kita walau pada akhirnya kisah kita emang harus usai." ucap ivana.

Air mata aksara tak dapat ia bendung lagi mendengarkan kalimat panjang perpisahan yang ivana ucapkan. Ivana memeluknya lalu setelah melepaskan pelukan itu ivana berdiri diikuti oleh aksara yang berdiri berhadapan dengan gadis yang saat ini sedang menatapnya lekat dengan tatapan penuh dengan kesedihan.

"Aku pamit, sa" ucap ivana.

Ivana membalikkan badannya dan mulai melangkah menjauh dari aksara yang menatap punggung cantik itu menjauh. Air mata ivana saat ini tak bisa ia bendung, patah hati ini membuat ivana merasakan sesak yang luar biasa. Ingin rasanya ivana berlari kearah aksara dan memeluk pria itu erat lalu mengatakan bahwa dirinya tak ingin kisah ini usai namun semua itu terlalu egois. 5 tahun adalah waktu yang cukup tuhan berikan kepadanya untuk merasakan cinta yang indah walau berakhir luka seperti ini.

"Makasih 5 tahunnya. sa, i love you" ucap ivana.

Setelah tadi ia menahan rasa sakit yang menderu saat ini ivana harus bisa menghadapi kenyataan bahwa kisah mereka memang sudah usai. Pahit dan manisnya kenangan yang pernah terjadi di antara mereka akan selalu ia simpan di sebuah tempat terdalam di relung hatinya sebagai sebuah kenangan yang tak akan pernah bisa ia lupakan. Ivana yakin bahwa luka hari ini akan menghilang seiring berjalannya waktu namun jika luka ini memang tidak bisa menghilang maka ivana akan hidup bersama luka itu selama-lamanya.

Sedangkan aksara yang nampak sangat rapuh, ia dapat melihat jelas wajah ivana yang berusaha untuk menyembunyikan lukanya. Hal itu membuatnya semakin merasakan sakit, langkah ivana semakin menjauh bahkan saat ini ivana sudah lenyap dari pandangannya. Aksara merasa bersalah karena sudah menjadi luka besar bagi ivana padahal aksara pun sama terlukanya dengan ivana namun tetap saja aksara menyalahkan diri sendiri atas yang terjadi hari ini.

"Maafin aku van.." ucap aksara.

To be continue
Jangan lupa vote ya!

selaras [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang