BAGIAN 08

1K 90 1
                                    


Happy reading



.
.
.
.
.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Di sebuah coffe shop yang tidak jauh dari  kampus. Shakila sedang mencatat materi-materi yang  tadi dipelajari seraya menikmati segelas jus alpukat untuk mengurangi sedikit stres. Pelajaran kali ini benar-benar membuatnya pusing karena bersangkutan dengan matematika. Pelajaran keramat  yang paling dia benci sejak jaman sekolah dasar.

Dulu, Shakila pikir untuk menjadi seorang arsitek cukup dengan pandai menggambar saja, tapi ternyata dia salah. Seorang mahasiswa arsitektur juga harus dituntut untuk jago melakukan perhitungan. Contohnya saja waktu tadi, saat mata kuliah matematika arsitektur dan komputasi ruang, Shakila sama sekali tidak mengerti dengan apa yang dijelaskan dosen.

Shakila memijat pelipisnya yang tiba-tiba terasa pusing. Melihat semua angka yang ada pada buku, membuatnya mual.

Ting!

Bunyi bel yang bertabrakan dengan pintu cafe terdengar, ketika seseorang membuka pintu cafe. Shakila melirik sebentar ke arah pintu. Hendak kembali mencoret tinta pada buku, Shakila kembali mendongak. Itu Ainsley, laki-laki bernetra biru yang sudah menolongnya tadi pagi sekaligus membuat hari Shakila terasa menyebalkan.

Di meja bar, Ainsley yang tengah menunggu pesanan, melirik ke arah meja-meja pelanggan. Melihat suasana cafe yang tidak terlalu ramai. Pandangannya terkunci pada satu perempuan dengan pakaian tertutup serta kain di kepala yang menjadi ciri khasnya  tengah menatap dirinya. Namun ketika Ainsley menatap balik, perempuan itu langsung buru-buru menyibukkan diri dengan menulis.

Ainsley tersenyum heran. Setelah menerima pesanan segelas kopi espresso, dia kemudian berjalan menghampiri Shakila.

"Siapa yang akan menghabiskan waktunya hanya untuk belajar sepanjang hari?" setelah menyeruput kopi miliknya, Ainsley berkata seraya duduk di kursi yang berhadapan dengan Shakila.

Menyimpan kopi tersebut di atas meja, lalu melipat kedua tangannya di atas meja. Ainsley kemudian fokus memperhatikan Shakila yang sedang menulis tanpa terganggu sedikitpun oleh kehadirannya.

Padahal dalam hati, Shakila tengah menggerutu kesal.

Ainsley tersenyum senang melihat wajah Shakila yang menunjukkan raut wajah tidak suka. Sangat terlihat kentara. Perempuan itu juga terlihat menjadi tidak niat membuka halaman buku-buku tebal yang tengah dibacanya. Ainsley semakin suka menggoda perempuan berhijab itu.

After  Meet ( Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang