Happy reading
•
•
•
•
•
•"Kita bertemu kembali di sini." Shakila mengangguk.
Shakila dan Ainsley berpisah di depan kampus, dan menuju fakultas masing-masing.
Shakila berjalan seorang diri di lorong fakultas. Menatap orang-orang yang sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Rasanya percuma Shakila memberikan senyum kepada orang-orang yang berpapasan dengannya. Mereka semua tampak acuh, seperti tidak melihat keberadaannya.
Sampai saat hendak masuk ke dalam kelas, Shakila tidak sengaja melihat Elena bersama Ken yang tampak asik. Dengan senyum semringah, dia menghampiri Elena dan Ken.
"Elena." Panggil Shakila senang seraya melambaikan tangannya.
Ken hendak membalas lambaian Shakila. Namun Elena langsung menyeret Ken begitu saja. Dia juga mengacuhkan keberadaan Shakila.
Shakila menunduk, memegang tali tas nya erat. Apakah Elena sudah benar-benar tidak mau berteman dengannya lagi? jangankan untuk menyapa, berpapasan dengannya saja sepertinya Elena enggan.
Sementara di kelas Ainsley. Keadaan kelas Ainsley tampak tidak kondusif karena dosen tak kunjung datang. Mahasiswa di kelas Ainsley sangat berbanding balik dengan mahasiswa di kelas Shakila. Mahasiswa kelas ini, rata-rata terlihat seperti anak-anak nakal dan bebas.
Di kursi paling atas, Ainsley tampak begitu asik menyesap rokok elektrik miliknya. Dia menyembulkan asap itu ke udara dan memainkannya.
"Bagaimana kau bisa datang kemari, Aaron? Kau kan sudah tidak berkuliah di sini." Kata Ainsley kepada Aaron yang berada di sampingnya. Aaron memang sudah lulus kuliah dua tahun yang lalu. Dan sekarang pria itu berada di kelas Ainsley.
"Kau lupa atau bagaimana, Sley. Aaron kan anak rektor kampus ini. Sudah pasti dia bisa bebas datang kapan saja ke kampus ini." Jawab Charles yang sedang merangkul Feith.
Aaron menepuk punggung Ainsley pelan. "Sudah berapa lama kita berteman, hm? Sepertinya kau sudah banyak melupakan ku." Aaron terkekeh. "Atau karena kau terlalu asik berkencan dengan Shakila?" Aaron menggoda Ainsley.
"Dia juga sudah jarang bermain ke kelab." Sahut Kelly. Wanita itu sedang sibuk memfoto dirinya sendiri.
"Hidup ku tidak selamanya tentang itu melulu. Aku mempunyai masa depan yang harus aku kejar." Jawab Ainsley santai, dia menyembulkan asap rokok tepat di wajah Aaron membuat pria itu terbatuk dan sontak memukul kepala Ainsley.
Ainsley terkekeh.
"Woah... Ainsley kita sudah dewasa, guys." Seru millie sambil tertawa. Kata-kata yang keluar dari mulut Ainsley terdengar menggelikan di telinganya.
"Ternyata pengaruh wanita berhijab itu kuat juga. Kau tidak lupa kan dengan permainan yang kau buat untuk wanita berhijab itu?" Ceysa menyahut.
"Tidak mungkin Ainsley melupakannya. Dia sedang menunggu waktu yang tepat untuk menjatuhkan lawannya." Balas Kelly. "Benar kan, Ainsley?" Kelly memutar kepala Ainsley agar menatapnya. Wanita itu tersenyum dan mengecup singkat bibir Ainsley.
Ainsley seketika terdiam. Dia sampai melupakan tujuan utamanya. Tetapi rencana konyol yang dibuatnya waktu itu tidak serius. Dia hanya marah saja pada Shakila karena telah mempermalukannya di kantin hari itu. Ainsley bahkan sudah melupakannya, dia tidak menyangka ternyata teman-temannya menganggap rencananya itu serius.
"Permisi, apa aku boleh ikut bergabung di sini? kursi yang lain sudah penuh." Seorang wanita berpakaian feminim menghampiri Ainsley dan teman-teman.
Dia tersenyum kaku ke arah Ainsley dan yang lainnya. Dia menjadi gugup, terlebih ketika mereka langsung memusatkan tatapan kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Meet ( Selesai)
General FictionIni adalah kisah cinta tentang dua insan yang memiliki latar belakang yang sangat bertolak belakang. Bukan hanya sekedar kisah cinta. Ini juga tentang bagaimana lika-liku kehidupan yang dijalani oleh Shakila, seorang gadis muslimah asal Indonesia y...