BAGIAN 22

689 60 2
                                    


Happy reading













PRANG!

Sebuah meja makan yang semula tertata rapi dengan berbagai makanan dan minuman di atasnya seketika  langsung hancur berantakan hanya karena satu kali tarikan yang di lakukan oleh Ainsley. Gelas-gelas dan piring-piring sudah pecah tak terbentuk menjadi beling yang berserakan di lantai.

Ainsley menatap tajam seorang pria paruh baya dengan pakaian formal yang sedang menyandarkan tubuhnya pada lemari yang ada di belakangnya, kedua tangan pria paruh baya itu  dimasukkan ke dalam saku celana. Menatap remeh Ainsley yang terlihat sangat marah.

"LALU APA YANG AKAN KAU LAKUKAN, JIKA AKU TIDAK MAU MENURUTI SEMUA KEINGINAN MU?!" Ainsley berteriak.  Urat-urat di pelipis nya terlihat menonjol menandakan bahwa dia benar-benar marah. Nafasnya memburu tidak beraturan dengan kedua tangan yang terkepal kuat.

Steve, ayah Ainsley hanya menggelengkan kepala melihat tingkah anak sulungnya itu. Tersenyum remeh, pria paruh baya itu berjalan menghampiri Ainsley, lalu menepuk pundak pria itu. "Mau tidak mau, bukannya kau harus menuruti semua keinginanku?" Pria tua itu tersenyum miring. "Jangan lupakan jasa ku selama ini kepada mu. Jika bukan karena ku, kau tidak akan merasakan kehidupan mewah seperti ini, Ainsley." Peringatnya.

Pria paruh baya itu benar-benar egois, selalu mementingkan keinginannya dan memaksakan kehendak. Dan sifat ayahnya yang seperti ini lah yang membuat Ainsley muak berada di rumah ini.

Ainsley menganggukkan kepala, "tentu, Seharusnya aku bersyukur karena kau telah berbaik hati akan hal itu. Tapi untuk urusan pribadi, kau tidak berhak mencampuri nya!" Ainsley menatap tajam Steve.

Steve mengangkat bahu acuh. "Kenapa tidak? seluruh hidup mu aku yang mengendalikan."

"TAPI BUKAN BERARTI KAU HARUS MENCAMPURI URUSAN PRIBADI, TERLEBIH INI SOAL HATI!" nafas Ainsley memburu dengan pandangan yang tidak teralihkan menatap tajam Steve. Beberapa detik, pandangan Ainsley berubah menjadi sayu, "kau menikah dengan Hailey karena sama-sama cinta, kan? lalu kenapa kau menyuruhku bertunangan dengan wanita yang sama sekali tidak aku cinta. Bahkan aku tidak mengenalnya sama sekali." Ainsley berkata pelan.

Selama ini dia selalu menuruti apa yang Steve minta, meskipun dirinya tidak suka dengan semua itu. Steve selalu menjadikannya robot di saat pria tua itu membutuhkannya.

"Aku tidak peduli dengan semua itu, yang penting urusan bisnis ku berjalan lancar dengan keluarga Bliard Melalui pertunangan kalian nanti." Steve berjalan hendak keluar dari ruangan itu, namun suara Ainsley menghentikannya.

Ainsley terkekeh. "Kau pikir aku akan menuruti semua keinginan mu seperti kemarin-kemarin? Ainsley yang dulu sudah pergi. Sekarang aku sudah tidak peduli dengan segala ancaman mu, tuan Xylon. Ini hidupku. Aku yang berjalan menentukan hidup ku, bukan kau!" tekan Ainsley.

Steve berbalik, kembali menghampiri Ainsley. Keduanya berhadapan dan saling melempar tatapan tajam.

"Kau yakin?" Steve bertanya meremehkan.

"Ya. Kau pikir aku takut? apa kau lupa, kalau aku mengetahui rahasia yang sama sekali tidak diketahui Hailey" Ainsley memandang remeh Steve. Dia

Steve seketika mengepalkan kedua tangannya mendengar ancaman dari anaknya itu.

Ainsley terkekeh.  "Aku rasa Hailey akan langsung meninggalkan mu jika dia tahu kau tidak lebih dari seorang pria brengs--"

BUGH!

After  Meet ( Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang