BAGIAN 26

694 54 1
                                    


Happy reading














Ainsley mengerjapkan matanya beberapa kali ketika merasakan cahaya matahari yang menembus kaca jendela mobilnya. Pria itu menggeliat, merasakan pegal di seluruh tubuh. Menatap sekeliling ketika nyawanya sudah terkumpul, Ainsley berada di dalam mobil.

Dari semalam sampai menjelang subuh tadi, pria itu tidak berhenti mencari Shakila sampai keliling kota. Tetapi Ainsley masih belum menemukan keberadaan Shakila. Rasa kantuk sangat menyerang dirinya saat pencarian. Membuat Ainsley harus terpaksa menghentikan pencarian dan memarkirkan mobilnya di pinggir jalan. Daripada sampai terjadi sesuatu kepada dirinya akibat menyetir dalam keadaan ngantuk belum lagi dirinya yang masih mabuk. Dia memilih mengistirahatkan tubuhnya sejenak dan melanjutkan pencarian Shakila setelah bangun nanti.

Ainsley keluar dari dalam mobil, melihat jalanan yang sudah ramai oleh kendaraan. Di ujung jalan, dia melihat sebuah cafe yang sepertinya baru buka. Pria itu berjalan menuju cafe tersebut.

Ainsley memesan segelas kopi untuk menghalau rasa pusing di kepala dan menghilangkan sedikit stress. Pria itu duduk di kursi yang berada di depan cafe. Sambil menyeruput kopi yang berada di tangan kanannya. Tangan kiri Ainsley merogoh ponsel yang berada di dalam saku celana. Jam di ponsel Ainsley menunjukkan pukul sepuluh pagi, itu artinya Ainsley sudah melewatkan pelajaran dan bolos. Karena hari ini ada mata kuliah pagi, dan Ainsley melewatkannya. Masa bodo dengan itu semua, saat ini pikirannya hanya tentang Shakila. Di mana wanita itu? apakah Shakila sudah kembali ke rumah? Shakila baik-baik saja kan? Ainsley tidak tahu.

Sibuk melamun memikirkan Shakila,  tiba-tiba ponsel yang dipegang Ainsley bergetar. Pria itu langsung mengangkat panggilan tersebut tanpa melihat nama siapa yang tertera, karena dia sangat berharap orang yang menelponnya adalah Shakila.

"Ya, halo, Shakila. Beritahu aku kau di mana? Aku sangat mengkhawatirkan mu?" Baru mendekatkan ponselnya ke telinga, Ainsley sudah memberikan beberapa pertanyaan.

"Ainsley ini aku, Charles." Jawab Charles yang berada di balik panggilan.

Ainsley mendesah kecewa, dia pikir orang yang menelponnya adalah Shakila.

"Ada apa?" tanya Ainsley terdengar lesu.

"Kau di mana?" tanya Charles terdengar khawatir.

"Di tempat yang membuat ku sedikit tenang." Jawab Ainsley.

Di seberang sana, Charles mengerutkan kening bingung. Tidak mengerti dengan jawaban yang diberikan Ainsley.

Charles memang belum mengetahui masalah yang terjadi semalam di lantai dansa. Setelah Ainsley pergi meninggalkan kelab. Kelly tidak bercerita apa-apa kepada teman-temannya.

"Kenapa semalam kau pergi begitu saja?bagaimana jika terjadi sesuatu kepada mu. Semalam kau mabuk." Kata Charles. Semalam pria itu benar-benar dibuat pusing karena Ainsley pergi begitu saja tanpa memberitahu siapapun. Bahkan Charles sampai meninggalkan Feith di kelab hanya untuk mencari Ainsley. Dia takut jika sampai terjadi sesuatu kepada Ainsley di jalan. Terakhir Ainsley pulang sendiri dalam keadaan mabuk, pria itu nyaris merenggang nyawa karena di keroyok seseorang.

Ainsley menundukkan kepala,  merasa terharu mendengar betapa khawatirnya Charles kepadanya. Di tengah masalah yang terus menghampiri, Charles lah orang yang paling mengerti. Pria itu selalu peka di setiap situasi, berbeda dengan teman-temannya yang lain. Kelly dan yang lain, berteman hanya untuk bersenang-senang saja, tanpa mempedulikan kesedihan yang dialami salah satu.

After  Meet ( Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang