Happy reading
•
•
•
•
•
•Shakila mengulas senyum. Melihat Elena yang sepertinya kebingungan dengan tumpukan tugas yang ada dihadapannya. Wanita itu menumpukan dagunya, hanya memperhatikan, tidak berniat membantu Elena. Tugas miliknya sudah selesai tiga puluh menit yang lalu. Sementara Elena masih berkutik sampai detik ini.
Sudah dua hari Shakila menginap di rumah Elena dan selama dua hari itu juga dia tidak keluar rumah. Bahkan ke kampus pun tidak. Untuk pergi ke rumahnya saja, Shakila terlalu malas. Dia juga takut bertemu Ainsley. Shakila tidak mau bertemu Ainsley lagi. Dia rasa, detik di mana dirinya mengetahui semua kebohongan Ainsley. Apapun yang berhubungan dengan pria itu sudah selesai. Termasuk rasa cintanya kepada pria itu. Shakila harus segera menghapus perasaannya.
"Kau benar-benar tidak akan membantu ku menyelesaikan semua tugas sialan ini?" tanya Elena kepada Shakila, sesekali wanita itu terdengar menggerutu.
Elena sudah mulai jengah mengerjakan tugas yang sama sekali tidak dia mengerti. Mau sekeras apapun dia mengerjakan, dirinya tetap tidak paham. Sedangkan Shakila, setelah selesai menyelesaikan tugas miliknya. Wanita itu langsung santai-santai.
Di sisi lain, Elena tampak senang melihat Shakila yang sudah kembali seperti sedia kala. Persahabatannya juga sudah kembali membaik. Setelah ini, Elena tidak akan membiarkan Shakila dekat dengan pria manapun, terlebih Ainsley. Pria brengsek yang sudah membuat sahabatnya terluka. Sayang sekali selama dua hari terakhir Elena tidak bertemu dengan Ainsley di kampus. Padahal jika bertemu, dia ingin sekali menghajar wajah si brengsek Ainsley.
Shakila mengambil satu buku tebal yang Elena jadikan alas untuk menulis. Bagaimana bisa Elena mengerjakan tugasnya, jika buku yang seharusnya dia baca saja malah dijadikan alas.
"Baca dan pahami bagian ini. Setelah itu kau pasti akan mengerti dan bisa menemukan jawabannya." Jelas Shakila, menyerahkan buku tebal itu untuk Elena baca.
Elena mendengus sebal, padahal Shakila juga tahu dia alergi membaca buku. Tetapi wanita itu malah menyuruhnya untuk membaca. Dengan terpaksa dan sedikit menggerutu. Elena membaca buku itu secara asal, yang penting Shakila lihat jika dirinya tengah membaca.
Shakila yang melihat bibir Elena berkomat-kamit tidak jelas, mendelikan mata. Bisa dipastikan jika Elena membaca buku itu secara asal. Memilih menyerah Shakila membantu Elena menyelesaikan tugasnya. Dia tidak mau membantu Elena mengerjakan tugas, bukan berarti tidak peduli. Tetapi jika Elena terus-terusan Seperti ini, bagaimana wanita itu akan paham tentang semua tugas yang dikerjakannya jika Shakila membantu banyak.
•••••
"Kau tunggu di sini, aku hanya sebentar! jangan menghilang!" ucap Elena, saat tiba di kampus, Elena tiba-tiba kebelet buang air kecil sampai terpaksa mereka harus pergi ke toilet dulu padahal kelas sebentar lagi mulai.
Setelah tadi Shakila membantu Elena mengerjakan tugas, mereka langsung berangkat ke kampus. Untung saja hari ini kelas siang. Jadi tadi mereka bisa sempat mengerjakan tugas terlebih dahulu. Karena semalam mereka berdua terlalu asik menonton film sampai melupakan tugas kuliahnya.
Shakila menunggu di depan toilet, dia berjalan ke arah cermin yang berada di toilet, memperhatikan penampilannya. Cantik. Puji Shakila dalam hati. Celana kulot putih dan baju panjang putih serta dipadukan dengan kerudung berwarna hitam dengan gaya simpel membuat Shakila terlihat sangat cantik dan elegan. Wanita itu tersenyum, mulai hari ini dia harus bisa melupakan tentang apapun yang berhubungan dengan Ainsley. Selama ini Shakila melupakan tujuan utamanya berada di sini karena terlalu sibuk dengan kehidupannya bersama Ainsley. Dan sekarang dia akan memperbaiki semuanya. Tanpa Ainsley.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Meet ( Selesai)
General FictionIni adalah kisah cinta tentang dua insan yang memiliki latar belakang yang sangat bertolak belakang. Bukan hanya sekedar kisah cinta. Ini juga tentang bagaimana lika-liku kehidupan yang dijalani oleh Shakila, seorang gadis muslimah asal Indonesia y...