BAGIAN 20

785 64 4
                                    


Happy reading















Kepulan asap yang berasal dari coklat panas mengepul ke udara.  Shakila dan Ainsley duduk menatap keramaian di dalam cafe. Bercakap-cakap sambil menikmati secangkir coklat panas yang mereka pesan dengan beberapa makanan populer Amerika.

Langit di luar terlihat gelap disertai gemuruh petir dan kilat. Sudah dua jam mereka terjebak hujan. Begitupun dengan orang-orang yang berada di dalam cafe, mereka memilih untuk berteduh dan menunggu hujan reda daripada harus menerobos hujan yang lebat ini.

"Aku suka coklat panas tapi aku tidak suka rasa coklat." Shakila berkata setelah menyeruput coklat panas miliknya.

"Tapi coklat panas yang kau minum itu rasa coklat." Ainsley membalas dengan menatap heran Shakila.

Shakila mengangguk. "Ya, dan aku tidak suka rasa coklat. Tapi aku tetap meminumnya karena coklat panas adalah minuman kesukaan ku." Shakila tersenyum.

Ainsley menggelengkan kepala. "Lalu, apa kau pikir ada orang yang membuat coklat panas rasa anggur?"

Shakila tampak berpikir. "Ide bagus, aku akan mencoba membuatnya nanti. Siapa tahu bisa jadi bisnis."

"Tidak akan ada yang membeli coklat mu, Nona. Orang-orang pasti akan curiga kau telah menaruh racun." Kata Ainsley mulai geram, menatap sinis Shakila.

"Kau terlalu berburuk sangka." Shakila tertawa dan entah kenapa tawa Shakila selalu berhasil membuat Ainsley mengeluarkan senyum.

Ainsley jadi ikut tertawa karena Shakila.

"Woah, kejutan bertemu kalian di sini." Sapaan itu sontak menghentikan tawa Shakila dan Ainsley.

Mereka menatap Kelly dan Aaron  yang baru saja menghampiri meja mereka. Shakila menatap Ainsley dengan pandangan seolah bertanya kenapa Kelly bisa ada di sini. Ainsley yang mengerti langsung menggelengkan kepala, dia juga tidak tahu kenapa Kelly bisa ada di sini.

"Ouh... jadi wanita berhijab ini yang kalian maksud waktu di kelab hari itu? cantik juga." Aaron tersenyum menggoda ke arah Shakila.  Dan Shakila menundukkan pandangan karena merasa tidak nyaman.

"Aaron!" Ainsley menatap tajam Aaron.

Aaron tertawa. "Aku bercanda, kawan. Tapi waktu aku mengatakan dia cantik, aku tidak bercanda. Wanita berhijab ini sungguh cantik." Balasnya.

Aaron beralih duduk di kursi kosong sebelah Shakila dan Kelly duduk di samping Ainsley.

"By the way, nama ku Aaron. Sahabat Ainsley. Pacar Ainsley adalah pacar ku juga."  Kata Aaron sedikit bergurau, dia menyodorkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Shakila.

Shakila hanya melirik sebentar. Dia kemudian tersenyum simpul tanpa membalas jabatan tangan Aaron. "Aku Shakila." Jawabnya pelan.

Aaron mengangkat kedua alisnya, masih menatap tangan yang melayang. Dia tidak mengerti kenapa wanita berhijab itu tidak membalas jabatan tangannya.

"Dia tahu tangan mu penuh dengan virus, makanya dia tidak mau berjabat tangan dengan mu." Kelly bercelatuk dengan tangan yang merangkul pundak Ainsley. Beberapa kali Ainsley berusaha menghindar tetapi tetap saja Kelly tidak mau berhenti. Ainsley menatap tidak enak ke arah Shakila. Dia tahu sekarang ini wanitanya itu tidak nyaman.

Aaron melotot tidak terima. "Enak saja, kau tahu sendiri sehari aku bisa mencuci tangan ku dua puluh satu kali." Kelly memutar mata.

Aaron kembali menggoda Shakila yang sedari tadi menundukkan kepala. Pria itu melipat tangannya di atas meja dan pandangannya ke arah Shakila sambil senyum-senyum sendiri.

After  Meet ( Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang