Happy reading
"Kau yakin akan meninggalkanku sendiri di sini?" itu pertanyaan kesepuluh yang Shakila lontarkan.
Elena terkekeh, memeluk erat Shakila. "Aku hanya pindah rumah ke rumah ibu ku. Tidak sampai pindah negara Shakila. Kita masih bisa bertemu di kampus."
Drama pagi ini dimulai Shakila yang terus mencegah Elena agar tidak pindah rumah. Pagi tadi, Elena datang ke rumahnya dan bilang akan pindah dari sini. Tentu Shakila tidak terima. Elena bahkan tidak mengatakan apa-apa kepadanya dan sekarang tiba-tiba wanita itu pamit kepada Shakila akan pindah.
"Lalu jika kau pindah aku bagaimana? kau satu-satunya sahabat sekaligus tetangga yang aku punya di sini."
"Sudah kubilang kita masih bisa bertemu di kampus. Lagian jarak rumah ibuku ke sini juga tidak terlalu jauh. Kita masih bisa sering bertemu."
Shakila hanya diam, berat rasanya membiarkan Elena pindah dari sini. Ia menatap nanar camilan yang tadi dia siapkan untuk Elena. Tidak berniat menanggapi ucapan Elena.
Soal ibu Elena, Elena mengatakan jika wanita itu sudah berbaikan dengan ibunya, dan berniat untuk menetap bersama ibunya.
"Oh ya, apa kau tidak menyadari pakaian yang ku pakai?" Kata Elena mencairkan suasana. Dia tahu sahabatnya itu sedang sedih karena dirinya.
"Apa?" Shakila menatap Elena sambil mengernyitkan keningnya.
"Aish, kau ini."
Elena berdiri dari duduknya lalu berputar di depan Shakila dengan gaya seperti seorang putri yang tengah berdansa, lalu terakhir wanita itu membukukan sedikit tubuhnya sambil mengibaskan rambut coklatnya yang dibiarkan tergerai. "Lihatlah baik-baik. Ayo teliti lagi penampilan ku."
Mata Shakila memicing, meneliti penampilan Elena dari atas sampai bawah.
"Kau.... Sedikit berbeda. Pakaian yang kau pakai terlihat lebih elegan." Tutur Shakila. Dirinya baru menyadari jika Elena tampil dengan kemeja panjang dan celana panjang longgar. Melihat penampilan Elena yang terlihat berbeda, Shakila mengembangkan senyum. Perasaan sedihnya sudah tergantikan ketika melihat Elena yang sepertinya bersungguh-sungguh untuk merubah penampilan.Elena tersenyum bahagia mendengar pujian Shakila. "Sungguh?" tanyanya antusias.
Shakila mengangguk. "Iya, kau tampak lebih dewasa, Ken pasti akan lebih mencintaimu." Puji Shakila.
Elena tersipu malu.
"Kalau begitu, mulai hari ini aku akan berpenampilan seperti ini." Katanya mantap. Dia tersenyum semringah. Kemudian kembali duduk di samping Shakila.
"Oh ya, bagaimana hubungan mu dengan Radit?" tanya Elena tiba-tiba.
Kening Shakila mengerut, kenapa Elena tiba-tiba membahas pria itu. "Aku sudah lama tidak bertemu dengannya." Jawab Shakila apa adanya.
"Serius?" Elena memicingkan matanya, menatap Shakila tak percaya.
"Apa kau tidak menyukai Radit?" tanya Elena.
"Aku rasa tidak, kami hanya berteman biasa." Jawab Shakila santai.
Elena tiba-tiba melempar bantal sofa yang berada di sampingnya ke wajah Shakila. Kemudian wanita itu berujar. "Dulu kau juga mengatakan hal seperti itu saat bersama Ainsley. Dan ternyata memiliki hubungan dengan pria itu. Tapi sekarang jika kau mengatakan seperti itu untuk Radit, dan ternyata kau memiliki hubungan dengan pria itu aku tidak masalah." Kata Elena seraya menaik-turunkan alisnya. Dia tersenyum jahil.
Shakila mendengus sebal, membuang pandangan ke segala arah. "Aku tidak memiliki hubungan apa-apa dengan Radit. Berhentilah menggoda ku seperti itu."
Elena tertawa. "Utututu, kau manis sekali jika sedang merajuk." Elena menoel-noel kedua pipi Shakila. Senang rasanya telah menggoda wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Meet ( Selesai)
General FictionIni adalah kisah cinta tentang dua insan yang memiliki latar belakang yang sangat bertolak belakang. Bukan hanya sekedar kisah cinta. Ini juga tentang bagaimana lika-liku kehidupan yang dijalani oleh Shakila, seorang gadis muslimah asal Indonesia y...