Happy reading
•
•
•
•
•
•
•Hari ini Shakila berencana untuk menjenguk Ainsley. Sudah dua hari semenjak di karnaval hari itu, Shakila mengurung diri karena terus-terusan teringat dengan perkataan Radit. Dan hari ini Shakila harus bangkit, dia tidak boleh terus-terusan larut dalam kesedihannya. Dia bahkan sampai melupakan Ainsley yang sekarat di rumah sakit.
Setelah sampai di rumah sakit, Shakila mencari nomor kamar inap Ainsley. Karena dokter yang menangani Ainsley bilang, kalau pria itu sudah sadar tadi pagi dan sudah dipindahkan ke ruang rawat. Ainsley sempat mengalami koma selama dua hari.
Sampai di ruang rawat, dari balik kaca jendela ruang rawat Ainsley. Shakila melihat sepasangan paruh baya dan satu anak kecil yang memandang Ainsley pilu. Shakila mengurungkan niatnya untuk masuk. Takut jika sepasang paruh baya itu adalah orang tua Ainsley, karena Shakila tahu anak kecil yang bersama mereka di dalam adalah Alex, adik laki-laki Ainsley yang waktu itu.Tapi kenapa, dari balik kaca jendela dia melihat pria paruh baya itu tampak memarahi Ainsley. Ada apa?
Shakila masih melihat pertengkaran pria paruh baya itu dengan Ainsley. Sesekali wanita yang berada di samping pria itu menenangkannya. Sampai pasangan itu terlihat hendak keluar ruangan bersama Alex. Pria paruh baya berjalan terlebih dulu, meninggalkan wanita itu dan Alex.
Di depan pintu, Alex melihat kehadiran Shakila, anak laki-laki itu menatap Shakila seraya mengambil kedua tangannya.
"Tolong jaga, Ainsley." Ucap Alex parau, setelah itu dia berlari menyusul kedua orang tuanya yang sudah dulu pergi.
Shakila menatap kepergian Alex. Ada apa dengan keluarga Ainsley. Bahkan orang tua Ainsley meninggalkan Alex begitu saja, apa mereka tidak takut Alex nyasar atau menghilang?
Setelah lama bergelut dengan pikirannya, Shakila masuk ke dalam ruang rawat Ainsley. Terlihat Ainsley yang berkata dengan mata yang terpejam.
"Sudah ku bilang aku tidak mau menuruti keinginan mu!" ucap Ainsley, dia berpikir Steve kembali masuk ke dalam.
"Ini aku." Ucap Shakila menghampiri Ainsley, lalu duduk di kursi yang berada di samping Ainsley.
Ainsley membuka matanya. Menatap Shakila dengan tatapan tak percaya. "Kau di sini?"
Shakila mengangguk kecil. "Bagaimana kondisi mu?"
Ainsley menghela nafas. "Tidak baik dan tidak buruk juga."
Shakila kembali mengangguk. Suasana tiba-tiba menjadi sangat canggung. Keduanya terdiam. Mata Shakila menyapu ke seluruh ruangan. Ruangan yang sangat besar dengan berbagai fasilitas lengkap. Sangat nyaman sekali.
"Kau sudah menolong ku dua kali." Ujar Ainsley tanpa melirik Shakila.
Shakila tidak menjawab, dia hanya menatap terus selang infus yang berada di tangan Ainsley. Lalu Shakila berujar. "Pikiran mu terlalu pendek, Ainsley."
"Aku tidak bisa berpikir jernih saat itu."
"Kau memang sudah merencanakan itu dari awal kan?" tanya Shakila.
Ainsley terdiam, memang benar. Terlepas dari semua masalah yang menimpanya terus-terusan. Ainsley sangat lelah dengan semuanya. Apa lagi ketika mengetahui jika Shakila tengah dekat dengan pria lain. Hal itu membuat hati Ainsley semakin hancur.
"Kenapa kau menolongku? setelah apa yang telah aku lakukan kepada mu." Ainsley bertanya balik.
"Jika kau tidak mencoba mengakhiri hidup mu di rumahku, tentu aku juga tidak akan peduli." Shakila mengarang jawaban.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Meet ( Selesai)
General FictionIni adalah kisah cinta tentang dua insan yang memiliki latar belakang yang sangat bertolak belakang. Bukan hanya sekedar kisah cinta. Ini juga tentang bagaimana lika-liku kehidupan yang dijalani oleh Shakila, seorang gadis muslimah asal Indonesia y...