Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.
.Dunia malam adalah surga bagi anak-anak nakal.
Kelab malam seakan menjadi jawaban yang tepat untuk melampiaskan semuanya. Perasaan sedih dan putus asa seketika langsung hilang ketika sebuah tempat hiburan menjadi pilihan. Minuman alkohol seakan menjadi penenang dan musik DJ berhasil membuat pikiran sedikit teralihkan.
Langkah kaki Ainsley memasuki sebuah tempat hiburan yang selalu dia kunjungi. Di lantai dansa banyak sekali laki-laki dan perempuan yang tengah berdansa. Tak sedikit dari mereka tengah bercumbu tanpa malu. Bahkan banyak para wanita di sini tidak segan menunjukkan belahan dadanya di depan umum. Benar-benar memalukan.
Sepanjang langkah menuju salah satu ruangan, Ainsley ber-high five dan berjabat tangan dengan beberapa orang yang dikenalinya. Sesekali Ainsley melakukan ciuman dengan wanita-wanita seksi yang menggodanya.
Ainsley memasuki salah satu ruangan, di sana sudah ada teman-temannya yang tengah berkumpul.
"Hey, Ainsley, kenapa kau baru tiba?" Seruan Aaron mengalihkan atensi. Dia memeluk Ainsley sebentar lalu berjabat tangan.
"Aku sedikit sibuk." Jawab Ainsley dan duduk di sofa sebelah Kelly.
"Sibuk berkencan dengan seorang wanita berhijab." Kelly berkata sambil menatap sinis Ainsley.
"Bagaimana, Sley? menyenangkan berkencan dengan seorang wanita berhijab?" Millie menimpali. Tangannya mengambil gelas berisikan anggur merah dari meja.
"Huhuhu....." Kelly bersenandung. "Ainsley kita berkencan dengan seorang wanita berhijab." Ucap Kelly sengaja dikeraskan.
"Kau kenapa Kelly?" Ainsley terkekeh kecil dengan sikap Kelly. Mencubit pipi tirus perempuan itu.Kelly segera menepis tangan kekar itu.
"Ainsley ayolah ceritakan bagaimana rasanya berkencan dengan seorang gadis berhijab? apa kau sudah menidurinya?" Charles bertanya seraya menaikkan turunkan alisnya.
"Ainsley berkencan dengan wanita berhijab? siapa?" Aaron ikut duduk di samping Ainsley. Menatap teman-temannya penuh tanya. Sepertinya hanya dirinya saja yang sama sekali tidak tahu menahu.
Ainsley menggelengkan kepala, terkekeh kecil. "Apa yang kalian katakan, aku tidak berkencan dengan Shakila." Ainsley menjelaskan.
"Aku pikir kau seharusnya membenci wanita itu, bukan malah berkencan dengannya." Kelly berkata ketus.
Ainsley merangkul pundak Kelly, mengecup pipinya berkali-kali.
"Kau cemburu, hm?" Ainsley tersenyum jahil.
Kelly menyingkirkan tangan Ainsley dari pundaknya. "Kenapa aku harus cemburu kepada nya? dia hanya seorang wanita tertutup. Aku bahkan lebih hebat dari segi apapun." Ucap Kelly kesal.
"Baiklah, kau memang yang terhebat." Jawab Ainsley mengiyakan.
"Kau yakin berkencan dengan wanita itu, Ainsley?" Feith bertanya kembali. "Kita tahu sekali selera Ainsley itu seperti apa." Lanjutnya.
Semua terdiam, membenarkan perkataan Feith.
"Benar sekali. Selera Ainsley itu jalang-jalang yang suka bertelanjang di depannya." Sahut Ceysa.
"Kau berkata terlalu jujur, Ceysa." Feith menggelengkan kepala.
Beberapa saat mereka terdiam. Saling menatap satu sama lain. Terlebih menatap Ainsley sebagai pelaku utama. Kelly yang berada di samping Ainsley jadi menatap curiga. Seperti ada sesuatu yang disembunyikan laki-laki itu. Sementara Ainsley, hanya tersenyum miring melihat teman-temannya yang sedang menerka-nerka.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Meet ( Selesai)
General FictionIni adalah kisah cinta tentang dua insan yang memiliki latar belakang yang sangat bertolak belakang. Bukan hanya sekedar kisah cinta. Ini juga tentang bagaimana lika-liku kehidupan yang dijalani oleh Shakila, seorang gadis muslimah asal Indonesia y...