Happy reading💗
.
.~🌻🌼~
"AAAA!"
Cletakk!
Pisau lipat itu terlempar jauh. Dan .. Una ter-selamatkan.
"Hhh .. huhh!" Una shock, dan ...
Brukk!
Una pingsan karena terlalu banyak terkejut. Jeka menoleh kearah suara hentakan itu, dan ia terkejut karena Una pingsan. Ya, Jeka yang melempar pisau itu. Untung saja Jeka cepat datang kalau tidak, Una sudah habis di tangan Cherry. Cherry, Miya, Jio, dan Sharon terkaget karena kedatangan Jeka yang tiba-tiba, terlebih Cherry yang ingin membunuh Una.
Setelah sadar dari keterkejutannya, Cherry menatap Jeka kesal plus marah. "Ck! Lo kenapa sih harus gagalin rencana gue, hah?! Kenapa Lo harus dateng sih?!!" Emosi Cherry kepada Jeka. Sedangkan Jeka, Jeka menatap Cherry dengan tatapan tajam, "ck, Lo pengen banget ya bunuh Una? Mau jadi pembunuh Lo? Seharusnya gue yang nanya sama Lo! Kenapa Lo ngebet banget buat Una menderita? Una tuh gasalah! Kalo emang Mama Lo selalu bandingin Lo sama Una, bukan berarti itu salah Una! Lo seharusnya mikir, siapa yang berbuat itu pelakunya. Mama Lo yang selalu bandingin Lo sama Una, tapi kenapa Una yang di salahin?!" Ujar panjang lebar Jeka. Cherry yang mendengar itu-pun tambah kesal, memang ada benarnya apa yang di katakan Jeka, tapi .. ia sama sekali tidak berani untuk mengungkapkannya. Ia hanya bisa melampiaskan kekesalannya terhadap Una.
"Gue tau kok Lo ga berani ngelampiasin amarah Lo sama Bunda Lo, tapi seenggaknya Lo ga ngelampiasin ke-orang yang belum tentu bersalah. Lo kalo udah gakuat, Lo bisa kasih tau baik-baik ke-Bunda Lo. Bunda Lo pasti ngerti. Jadi coba aja dulu, Lo kalo kaya gini malah buat Bunda Lo makin gasuka sama Lo. Sadar Cher, sadar." Nasihat Jeka dengan baik-baik. Kalau ia jelaskan dengan amarahnya, pasti Cherry tidak akan mengerti.
Cherry diam tak berkutik setelah mendengar nasihat Jeka. Benar juga, yang ia lakukan adalah sebuah kesalahan. Seharusnya ia tak berbuat itu semua, ia .. takut, takut sekali kalau Bunda nya semakin marah kalau ia berbuat jahat.
Miya yang melihat Cherry yang diam tak berkutik pun, ketakutan. Takut kalau Cherry mudah terpengaruh oleh ucapan Jeka, kalau Cherry berubah dan tidak mau meneruskan rencana ini, bagaimana dong? Miya tidak mau rencananya gagal dan dia tidak berhasil mendapatkan Jeka. Ia tak mau!
Miya pun memegang pundak Cherry agar Cherry melihat kearah ia. Cherry yang merasa pundaknya dipegang pun menoleh kearah Miya, lalu menunjukkan wajah bingung. Miya pun dengan segera langsung mengasih isyarat untuk tidak terpengaruh dengan Jeka, Cherry yang tahu isyarat itu pun di landa kebingungan karena ia harus berubah atau tetap pada rencananya.
Tapi ... kalau ia tetap pada rencana itu ia pasti akan lebih sengsara hidupnya, kalau berubah siapa tahu hidupnya lebih enak. Cherry sudah putuskan kalau ia akan berubah dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
"Gue ga lanjutin rencana ini Miy, gue gamau orang tua gue tau apa yang gue lakuin ke Una. Lo kalo mau ungkapin, ungkapin aja sekarang kalau emang Lo ditolak berarti Lo belum jodoh sama dia. Jangan terlalu memaksakan Miy, Lo mau dibenci sama semua orang? Gue sih gamau." Ujar Cherry santai. Miya yang mendengar ujaran Cherry pun kaget, ia tak menyangka Cherry akan berubah. Karena Cherry itu susah untuk dibujuk.
"Ta-tapi kamu yang bikin semua rencana ini Cherry! Masa kamu mau batalin ini semua?! Aku udah berbuat jahat demi kamu!" Kesal Miya. Ia rasanya ingin menangis karena ia sudah berbuat jahat tanpa ia sadari. Percuma kalau ia berubah juga, ia akan tetap berbuat jahat walau Cherry sudah berubah. Bagaimana pun caranya ia akan tetap melanjutkan rencana ini!
KAMU SEDANG MEMBACA
RAINBOW 🌈 || ft. 97line
Разное"ihh, pengen bangett seblaknyaa mbaa inyongg!!"-una "Mabar yok jepp"-jeka "ayok! tapi yang kalah haruss beliin mekdi"-jeffry "Kalo ada yang macem-macem sama sahabat gue! gue bakal gorok loo pada sampe matii!! inget ituu!"-jihan "yunaa.. 😎😎, GANTEN...