🌻🌼Diperlakukan seperti ratu🌼🌻

78 8 0
                                    

Happy reading💗

.
.

~🌻🌼~


Setelah sampai ketujuan, mereka ber-empat keluar dari mobil. Mereka berada diparkiran yang ada ditaman itu, taman disini memang lengkap sekali, ada permainan anak-anak, jajanan, juga ada banyak hewan seperti kucing, kelinci, dan burung, juga banyak lagi. Sedaritadi Una antusias sekali, sudah seperti anak kecil. Jeka yang melihat pacarnya menggemaskan itu pun terkekeh, lalu mengusap rambut Una, gemas.

"Seneng banget Na, ouh karna bareng pacar yaa? Wkwk, pantes sih happy banget taunya karna ada pacar." Ledek Jeffry. Una melotot kesal, lalu memukul Jeffry dengan kencang.

"Aw! Sakit Na, yaAllah." Ujar sebal Jeffry. Una cemberut, ingin sekali nangis rasanya, digodain mulu sih!

"Lagian suka banget bikin aku kesel!" Tak lama, Una menangis. Jeffry panik, bahkan Jeka dan Jihan pun ikut panik. Mereka juga menjadi pusat perhatian oleh orang-orang karena suara tangis Una yang lumayan kencang.

"Eh? Na? Maap-maap, duh jangan nangis ya sayangku, nanti dibeliin jajan deh, tapi jangan nangis." Panik Jeffry. Jihan yang sebal dengan Jeffry pun, memukul kencang lengan Jeffry.

Bug!

"Aduh!" Ringis Jeffry. Jihan menatap nyalang Jeffry, sementara Jeka sudah menenangkan Una dengan cara memeluk juga mengelus-elus punggung Una.

"Cup cup cup, udah-udah. Maapin Jeffry ya? Nanti Jeffry traktir kan katanya? Una gamau?" Sahut Jeka menenangkan. Una menggeleng sambil mengusap wajah yang penuh dengan air mata.

"Aku maapin Jeffry, tapi benerkan mau traktir?" Tanya Una dengan bibir manyun juga mata yang penuh air mata. Jeka gemas, lalu mengangguk.

"Iyaa, nanti kalo Jeffry gamau, Jeka pukul habis-habisan." Sahut Jeka dengan tajam. Jeffry merinding, walau ia lelaki tetapi ia takut dengan Jeka, karena Jeka itu kuat sekali. Badannya juga kekar sekali.

"Yaudah, daripada kelamaan disini, mending cepet masuk. Yuk," ajak Jihan, lalu menggandeng lengan Una. Sementara Jeffry dan Jeka mengikut dari belakang sambil mengobrol layaknya anak lelaki.

"Ih, kucingnya imut bangeett!" Gemas Una, meloncat-loncat. Lalu berlari kecil menuju kucing imut itu, dan mengunyel-unyel kucing itu dengan gemas.

"Na! Kasian kucingnya di unyel-unyel gitu." Marah Jihan kepada Una. Una menyengir, lalu melepaskan tangannya pada kucing imut itu. "Hehe, maap ya Jihaan." Cengir Una. Jihan menghela nafas, kalau sudah begitu mana bisa Jihan tidak memaafkan teman imutnya ini.

"Iya-iya!" Jihan pasrah akhirnya, Una berjalan kearah Jihan dengan riang lalu menggandeng lengan Jihan, dan mengajak Jihan ke-tempat yang lain.

"Na! Tuh, tempatnya lega terus sepi! Disana aja kita campingnya!" Pekik Jihan antusias. Sementara Una yang berjarak lima meter itu, menengok kearah Jihan yang sedang antusias sambil menunjuk tempat lega nan indah itu.

Una berlari dengan cepat, saat sudah sampai, ia langsung menoleh kearah tempat yang menurut Jihan sepi juga luas. "Ih, iyaa. Lega, sepi terus indah bangeet!" Mereka berdua sama-sama antusias, mata mereka berbinar karena melihat tempat yang menurut mereka sangat-sangat indah itu.

"Pada ngeliatin apa sih? Seneng banget." Tanya Jeffry penasaran. Kedua wanita itu menoleh, lalu mereka antusias sambil meloncat-loncat. Kedua lelaki itu terkejut melihat teman gadisnya itu antusias sekali, mereka sangat bingung, apalagi tingkah Jihan yang sulit kedua lelaki itu mengerti karena Jihan sama sekali belum pernah menunjukkan ekspresi seperti saat ini.

"Itu! Itu, tempatnya cantik bangeet! Kita camping disono aja! Ya? Ya?" Pinta Una dengan mata memelas juga menunjuk-nunjuk tempat itu. Jeka dan Jeffry pun menoleh kearah tempat yang dimaksud Una, lalu mengangguk-angguk tanda setuju.

RAINBOW 🌈 || ft. 97lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang