🌻🌼Jeka sama Jeffry ga peka!🌼🌻

95 7 0
                                    

Happy reading💗

.
.

~🌻🌼~


Di hari Minggu pagi, rumah Jeka sudah heboh karena teman-teman Jeka datang. Ya, siapa lagi kalau bukan Raisa, Yuna, Lisa, Mina, Binna, Gira, Enu, Deka, Bambam, Mario, dan masih banyak lagi. Sampai-sampai yang punya rumah, mengamuk. Bukan Mami yang mengamuk, tapi Jeka. Bahkan Mami senang dengan kedatangan teman Jeka yang lainnya, Jekanya saja yang terlalu sensi.

"Ck, Lo pada dateng-dateng bikin rusuh aja." Oceh Jeka. Sementara yang lain, hanya mencibir, Jeka bawel sekali.

"Hih, gitu aja sewot. Lagian nih ya, kalian tuh jalan-jalan ga ngajak-ngajak kita, yang seharusnya kesel tuh kita, bukan elo Jekaa." Balas Raisa tak kalah sewot. Jeka menghela nafas, lelah sekali menghadapi temannya yang tidak mau kalah sama sekali.

"Iya-iya deh, terserah kalian. Tapi kalo mau dateng tuh, seharusnya jangan rusuh, bangunin orang rumah tau ga?" Omel Jeka. Yuna berdecak, kesal sekali dengan Jeka ini, sensi banget!

"Iya-iya! Gamau kalah banget sih, Lo tuh cowo seharusnya ngalah sama perempuan." Sewot Yuna. Jeka sekali lagi menghela nafas, sudah ia ingin pasrah saja, tidak ada jalan lain.

"Udah-udah, Jeka .. kamu tuh temen dateng bukannya mempersilahkan malah marah-marah ga jelas, malu atuh." Sekarang, Mami memarahi Jeka. Jeka sudah ketiga kalinya menghela nafas, ia sudah pasrah, lelah ia lelah!

"Hmm." Dehem Jeka, pelan.

"Nah, Mami panutan!" Celetuk Yuna, senang. Mami tersenyum kearah Yuna, lalu bertos ria keduanya.

"Eh, Mami mau kasih tau kejutan ke-kalian, mau tau ga?" Tanya Mami, menggerakkan kedua alisnya. Mereka yang sedang fokus dengan kegiatan masing-masing pun, menoleh kearah Mami. Ingin tahu kejutan apa yang Mami kasih.

"Apa tuh, Mi?" Tanya Lisa, tidak sabaran. Mami tersenyum menggoda, sementara Jeka, ia sudah tahu darimana arah pembicaraan Maminya itu.

"Hm, apa ya?" Sengaja Mami, ingin membuat mereka penasaran. Para perempuan yang ada disitu cemberut, kecewa karena Mami Jeka seperti menggoda mereka. Termasuk Mina juga, perempuan paling waras diantara mereka juga, tetap penasaran.

"Hiih! Mami, cepetan dong!" Paksa Yuna. Mami terkekeh, lucu juga kalau teman Jeka dikerjai.

"Iya-iya deh kalo maksa mah, jadi .. Jeka mau di-jodohin sama Una!" Antusias Mami Jeka saat bicara. Semuanya melotot, terkejut dengan penyampaian Mami Jeka.

"Hah? Mami ga bohong kan?" Tanya Raisa, tidak yakin dengan omongan Mami Jeka. Mami berdecak, "mami beneran lho, demi deh, demi. Kalo tetep ga percaya, tanya orangnya sendiri." Ujar Mami, menghela nafas. Setelah Mami bicara seperti itu, mereka baru percaya.

"Wih, selamat ya, Jek. Gilaa, gue ga nyangka aja sih Lo di-jodohin ama Una." Celetuk Mario, dilebih-lebihkan. Jeka berdecak, "lebay Lo, hm, thank you juga." Balas Jeka santai walau sedikit malu.

"Pelukan dulu lah bro," setelah Mario berbicara begitu, para cowo pun berpelukan kecuali Enu, Wina, dan Yohan. Mereka malu, walau sudah kenal juga tetap lumayan malu.

"Nu, Win, Han, sini atuh. Pelukan kita, gausah malu-malu." Ajak Bambam. Mereka bertiga yang dipanggil pun saling pandang, lalu berjalan kearah para cowo berpelukan. Mereka pun ikut berpelukan sambil mengucapkan selamat.

"Pada ngapain dah peluk-pelukan?" Celetuk tiba-tiba Jeffry, menanyai. Ia sedang menuruni tangga sambil menatap aneh para cowo-cowo yang berpelukan. "Gay Lo pada?" Tanya Jeffry asal. Jihan yang juga ikut turun pun, melotot. Menjewer telinga Jeffry yang berbicara asal itu.

RAINBOW 🌈 || ft. 97lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang