🌻🌼Jeffry jomblo🌼🌻

68 5 0
                                    

Happy reading💗
.
.

~🌻🌼~


Sekarang sekolah sedang dihebohkan dengan berita kalau Jeka dan Una akan bertunangan. Ya, tidak salah sih karena memang mereka itu terkenal disekolah, pastinya berita tentang apapun itu akan tersebar cepat. Siswi-siswi lebih heboh, karena memang secara para perempuan menyukai Jeka dikarenakan ketampanan dan kepintaran lelaki itu. Reaksi mereka setelah mendengar kabar itu tentu terkejut, dan reaksi dari mereka tentu berbeda-beda.

Ada yang senang, ada yang sedih dikarenakan orang yang mereka sukai akan bertunangan, ada yang tidak terima tetapi mencoba untuk menerima, dan ada yang sama sekali tidak menerima berita itu.

Teman-temannya pun terkejut setelah mendengar berita itu, hanya Jihan dan Jeffry yang tidak. Mereka menuntut penjelasan kepada Una dan Jeka, karena memang mereka sangat penasaran.

"Tenang dong, santuy. Kasian nih yang mau tunangan, hahaha." Celetuk Jeffry dengan menahan tawa. Kasihan melihat temannya dan sepupunya yang pasrah dikerubungi.

Buk!

"Bukannya bantu jelasin! Malah cengengesan lagi!" Jihan yang sudah kesal langsung mengeluarkan ocehan yang sedaritadi ditahan. Jeffry nyengir, lalu meminta maaf.

"Iya-iya, maaf. Yaudah nih gua jelasin jadi..." Lalu Jeffry pun menjelaskan dari awal, semuanya ia jelaskan tanpa ada yang terlewati. Mengoceh terus, tetapi yang lain sama sekali tidak bosan mendengar ocehan Jeffry. Karena, mereka sangat penasaran.

"Oh, gitu. Woah gila sih, daebak!" Heboh Deka dengan girang. Speechless dengan cerita yang dijelaskan oleh Jeffry tadi.

"Idih, sok-sokan pake bahasa korea, orang korea juga bukan, huh." Dengus Yuna. Deka melirik sinis Yuna, Yuna yang melihatnya pun langsung emosi.

"Apa?! Hah? Mau berantem?! HAYUKLAH!" Ngegas Yuna. Terlihat sekali bahwa Yuna sedang marah besar, Deka pun yang terkejut langsung mengumpat dibelakang tubuh Mario.

"E-engga Yun, maaf." Getar Deka. Ia benar-benar sudah gemetar, bahkan tangannya yang memegang bahu Mario, gemetar sekali.

"Huh, bomat!" Dengus Yuna dengan melengos pergi. Deka yang tahu Yuna marah, langsung menyusul Yuna, membujuk Yuna agar tidak marah.

"Eh, Yun! Yun! Anjir, jangan marah DONG!" Teriak Deka sambil berlari. Yuna melihat kearah belakang, dan melihat kalau Deka sedang mengejar dia. Dia melebarkan matanya, lalu dengan segera, ia berlari sekencang mungkin. Deka yang melihat Yuna berlari kencang, sontak menambah kecepatan larinya.

Dan mereka berlari-lari seperti tikus dan kucing yang sedang berantem.

"Ck, ada-ada aja. Dasar bocil." Yohan menggelengkan kepalanya saat melihat pertengkaran kecil itu.

Dan semuanya (kecuali Binna, Gira, Enu, dan Wina) mendadak shock, ketika si kulkas berjalan bicara, mereka belum pernah mendengar Yohan berbicara.

~🌻🌼~


Seperti biasa, saat istirahat mereka langsung ke kantin. Dan menjadi pusat perhatian, apalagi Una dan Jeka yang ingin bertunangan sudah terbongkar. Mereka sangat iri dengan pertemanan mereka yang isinya good looking, mana good rekening juga. Dan, kelihatan bahagia.

Ya, wajar mereka berspekulasi kalau pertemanan mereka baik-baik saja, karena mereka tidak tahu-menahu apa-apa. Tetapi, mereka juga kalau sedang bahagia-bahagianya, mereka akan terlihat gembira dan antusias. Itu yang membuat mereka iri.

Jeka yang melihat Una menunduk, langsung menghampiri, dan bertanya. "Kamu kenapa? Kok nunduk mulu? Entar kalo nabrak orang gimana?" Tanya Jeka dengan lembut. Una yang ditanyai pun mendadak meleleh atas perbuatan Jeka itu, pipinya sudah merah seperti kepiting rebus.

RAINBOW 🌈 || ft. 97lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang