🌻🌼Semuanya di Mulai!🌼🌻

65 8 0
                                    

Happy reading💗

(kalo ada kesalahan, maaf dan boleh dikoreksi)

.
.

~🌻🌼~


Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh kurang lima belas menit, Jeka yang tidak ingin pulang larut pun, pamit. "Ma, pulang dulu ya, takut kemaleman." Pamit Jeka kepada Mama Irene. Mama Irene menoleh, terkejut.

"Loh? Ga nginep? Biasanya nginep, nginep aja Jek." Balas Mama Irene, menawarkan. Jeka menggeleng pelan, "hem, ga dulu Ma. Soalnya udah disuruh pulang, kayanya ada acara." Ujar Jeka. Mama Irene pun mengangguk, mengerti.

"Yaudah, hati-hati, jangan ngebut. Malem-malem soalnya ini," Wanti Mama Irene. Jeka mengangkat tangannya, dan membentuk jarinya seperti ini '👍🏻'.

Jeffry yang baru saja datang, terkejut melihat Jeka yang sudah siap-siap seperti ingin pulang.

"Lah? Lu pulang?" Tanya Jeffry, bingung. Jeka mengangguk, "iya, gua disuruh pulang sama Mami." Balas Jeka, santai. Jeffry mengangguk-angguk, padahal ia ingin Jeka menginap, tapi yasudahlah. Tidak bisa dipaksa.

"Yaudah, hati-hati bro." Kata Jeffry, mewanti. Jeka mengangguk, lalu bertanya kembali, "Una udah tidur ya, Jeff?" Tanya Jeka, dengan nada tidak enak.

"Belom, tadi gua cek ke-kamarnya, eh belom tidur." Jawab Jeffry. Jeka mengangguk mengerti.

"Yaudah, gua pamit dulu sama Una," Jeffry mendelik mendengarnya, "idih, BOCEN." Pekik Jeffry, tidak senang. Jeka yang mendengar itu, bodoamat. Langsung melenggang ke-kamar Una.

"Iri aja kamu, makanya cari pacar, jomblo mulu." Roasting Mama Irene. Jeffry yang mendengar itu, langsung dramatis. Berpura-pura sakit hati dengan kata-kata Mama Irene.

"Mama jahat, hiks sakit hati aku Mah." Drama Jeffry, sambil memegang dadanya. Seolah ia sakit hati.

"Lebay kamu," ucap Mama Irene, datar. Jeffry nyengir, lalu jarinya menunjukkan angka dua, seperti 'peace✌🏻'.

~🌻🌼~


Cklek!

Jeka membuka pintu kamar Una dengan pelan, lalu melihat Una yang sedang skincare-an, ditemani lagu K-Pop kesukaannya.

Jeka melangkahkan kakinya menuju Una, Una yang sedang me-makaikan clay mask, melihat Jeka yang menghampirinya dari kaca, ia langsung menengok kearah Jeka.

"Loh? Kamu mau pulang? Ga nginep?" Tanya Una, bingung sekaligus sedih. Jeka yang melihat raut wajah Una pun, langsung menghibur Una.

"Iya, aku pulang dulu hari ini. Soalnya Mami udah suruh pulang, kayanya ada acara deh. Udah jangan sedih, tar aku kesini lagi." Balas Jeka dengan menghibur Una. Una tersenyum tipis, "yaudah deh, tapi janji ya bakal kesini, terus hati-hati pulangnya. Jangan ngebut." Wanti Una, ia takut kenapa-kenapa dengan calon tunangannya.

"Yaudah, aku pulang. Jangan kangen, hehe." Cengir Jeka, Una mendelik. "Dih? Siapa juga yang bakal kangen, geer." Ujar Una, julid. Jeka terkekeh melihat kelucuan Una.

"Ah, gabakal percaya, mau pulang geh sedih berarti bakal kangen." Jawab Jeka, percaya diri. Una memutar bola mata malas, ya memang benar sih, ia pasti akan kangen.

"Udah sono, pulang. Dicariin tar sama Mami," usir Una, dengan mengayunkan tangannya. Jeka mendelik, "ngusir nih ceritanya?" Tanya Jeka, sebal. Una terkekeh, lucu sekali ekspresi calon tunangannya itu.

"Enggaaaa, sayang." Gemas Una, mencubit pipi Jeka. Jeka langsung salting dipanggil dengan kata 'sayang', tetapi dia tidak menunjukkan ekspresi saltingnya itu.

RAINBOW 🌈 || ft. 97lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang