Happy reading💗
.
.~🌻🌼~
Setelah semuanya selesai, mereka langsung pergi kerumah sakit untuk mengobati Una yang pingsan karena terlalu banyak terkejut. Bahkan tadi Lisa dan Jeka sempat bercecok karena Jeka tidak cepat-cepat membawa Una kerumah sakit, sebenarnya hanya Lisa doang yang bercecok, dia memarahi Jeka bahkan Yuna pun ikut-ikutan karena Yuna kesal dengan Jeka.Karena Raisa yang sudah malas dengan perdebatan mereka yang tidak berfaedah pun, melerai mereka semua dengan sekali. Iya sekali, soalnya Raisa melerai nya dengan cara teriak sambil ngegas, kalau tidak begitu pasti mereka tidak mau berhenti debat. Hh, dasar keras kepala!
Mereka ber-empat sedang menunggu dokter yang sedang menangani Una sembari menunggu teman-teman yang lain datang. Mereka ber-empat tentu khawatir dengan kondisi Una, walau mungkin tidak parah tapi mereka takut dan khawatir. Mereka tidak mau sahabat mereka kenapa-kenapa, ini alasan mereka semua yang pertemanannya mulus walau ada masalah diantara mereka tapi itu tidak akan bisa menghentikan persahabatan mereka yang sudah dibangun sedari kecil.
Mereka semua sangat-sangat bersyukur karena telah mempunyai teman yang setia, juga ada disaat mereka sedang kesusahan, sedang sedih bahkan senang. Walau tidak semua dari mereka mempercayainya tapi mereka tetap sahabat, sesuatu kesalahan yang dibuat oleh manusia itu hal wajar karena semua manusia mempunyai kesalahan. Kita harus memaafkan kesalahan mereka, Tuhan saja memaafkan hambanya yang suka berbuat kesalahan, kita yang sesama manusia tidak bisa memaafkan? Sudah-sudah, lanjut ketopik.
Ceklek!
Pintu ruangan yang ditempati oleh Una, terbuka. Mereka ber-empat sontak menoleh ke asal suara, lalu tersenyum kepada dokter yang menangani Una,
"Gimana dok kondisi teman saya?" Tanya Jeka cepat. Ia khawatir sekali, sama dengan yang lain.
"Kondisi pasien cukup lemah dikarenakan pasien terlalu banyak terkejut, tapi tidak apa-apa, pasien harus dirawat sementara sampai kondisi teman anda membaik." Ujar sang dokter kepada mereka. Mereka ber-empat mengangguk paham, lalu berterimakasih kepada dokter.
"Terimakasih dok," celetuk semuanya. Dokter itu pun tersenyum sambil mengangguk.
"Sama-sama, kalau begitu saya pergi dulu karena harus menangani pasien lagi." Permisi dokter yang langsung di-angguki mereka.
"Kuy masuk," ajak Jeka. Mereka pun masuk sembari menunggu yang lain.
~🌻🌼~
Brak!"Huhh .. huhh .." Seseorang masuk dengan nafas yang memburu. Jeka dan yang lain yang sedang mengobrol dengan Una yang sudah sadar pun menoleh kearah suara hentakan pintu.
"Santuy kek kalo masuk, lu kira ini rumah Lo gitu?" Celetuk Lisa dengan wajah datar. Yang dibilangin pun hanya cengengesan, lalu raut wajahnya berubah drastis menjadi khawatir.
"Na, Lo gapapa kan? Gaada yang luka kan?" Tanya Jeffry dengan khawatir. Iya dia Jeffry, namanya sepupuan pasti khawatir. Apalagi Jeffry udah anggap Una sebagai adiknya, jadi dia harus menjaga Una dan menyayangi Una seperti adik kandungnya.
"Ck, aku gapapa sepupuku yang ganteng .." Balas Una dengan malas. Jeffry lega seketika, ya Jeffry memang se-khawatir itu dengan Una dan syukur Una baik-baik aja.
"Huh, Alhamdulillah. Eh tapi makasih lho udah bilang gue ganteng hehehe, tapi gue emang ganteng sih." Celetuk Jeffry gaya. Mereka yang ada disitu pun memutar bola mata malas, ya Jeffry dengan kepercayaan dirinya.
"Iyain." Balas Una datar.
Dan mereka terus mengobrol dan menghibur Una yang masih sedih sampai semuanya datang.
~🌻🌼~
"Yang bener Lo? Ga bohongkan?" Tanya Jihan ga yakin. Jeka menghela nafas,"Iya bener anjir, ga percayaan amat sih Lo ama gue, jahat sumpah." Ngambek Jeka. Jihan menatap jijik Jeka, lalu menjawab,
"Ih lebay Lo, tapi gue ga yakin. Masa tiba-tiba langsung berubah sih, gamasuk akal banget dah." Raut wajah Jihan kembali menjadi bingung juga aneh sama sikap Cherry yang tiba-tiba sadar kalo dia berbuat jahat sama Una.
"Iya sih bener, selama ini kan si Cherry benci banget sama Una tapi kenapa tiba-tiba jadi sadar. Bukannya gamau percaya tapi agak aneh aja sih." Ujar Binna.
"Tapi dia sadar karena gue bilang kalo dia percuma jahat sama Una, gabakal bisa bikin Bunda dia jadi ga banding-bandingin dianya. Gue bilang gitu eh dia baru sadar, bahkan dia minta ke Miya jangan buat rencana aneh-aneh biar Una kapok dan jauhin gue." Balas Jeka panjang lebar. Semuanya mengangguk paham.
"Alah palingan cuma sandiwara." Sahut Lisa yang ada benarnya juga.
"Iya bener, paling cuma sandiwara eh nanti malah buat rencana bahaya buat Una." Setuju Yuna. Mina yang pusing pun langsung memberikan pendapat.
"Gini aja deh, kita percaya dulu aja sama Cherry sambil jaga-jaga takutnya Cherry buat rencana aneh. Jagain Una nya harus ketat, kalo Una mau ngapa-ngapain kita harus jaga Una tapi ganti-gantian." Usul Mina. Yang lain mengangguk setuju, Una yang sedaritadi mendengar mereka seperti itu jadi pusing.
"Iya! Gue setuju!" Jawab Binna.
"Aku juga setujuuu bangett!" Jawab Gira dengan semangat. Yang lain pun saling jawab begitu sampai Una tambah pusing.
~🌻🌼~
"YA ALLAH NA! HUHUHU ... kamu gapapa kan? Baik-baik aja kan? Huhu, kamu kenapa bisa gini sih Na? Bikin panik aja lho huhuhu .." Panik Mama Irene. Una memutar bola matanya, kenapa pada lebay gini ya? Padahal aku ga apa-apa, huh. Batin Una."Aku gapapa kok Mamaku yang cantik, kan Mama bisa liat kalo aku udah gapapa." Ujar Una dengan senyum terpaksa. Mama Irene geleng-geleng kepala,
"Tapi Mama khawatir lho, walau kamu gapapa Mama tetep waspada Una. Kamu pokoknya harus hati-hati jangan sampe kaya gini lagi ya Una .. huhuhu." Sedih Mama Irene. Una menghela nafas panjang,
"Iya Mamaku yang cuantiknya ke-bangetan!" Celetuk Una. Mama Irene pun tersenyum malu,
"Hehe, iya dong. Mama kan selalu cantik, hehe." Cengir Mama Irene. Una pun geleng-geleng kepala sambil terkekeh melihat kelakuan Mamanya itu.
"Iya-iyaa." Ucap Una seadanya.
Ceklek!
"Halo anak Bundaa!" Sapa riang Bunda Sari. Una yang sedaritadi mengobrol dengan Mama Irene pun menoleh,
"Aaaaaaa, BUNDAAA!" Senang Una. Bunda pun mendekat dan langsung memeluk Una, Una balas dengan kencang. Mama Irene pun tentu kesal dengan Una, tadi ia datang tidak se-excited itu.
"Kamu tuh gimana sih Na! giliran Mama dateng kamu ga se-seneng itu, giliran Bunda dateng kamu seneng banget. Kesel Mama!" Mama Irene merajuk. Una dan Bunda Sari pun tertawa,
"Hehe, maap Ma. Seneng kok aku, seneng bangett! Yaudah sini, aku peluk." Una merenggangkan kedua tangannya. Mama Irene yang sedang merajuk pun gamau, pokoknya kesel sama Una!
"Ga!" Balas singkat Mama Irene. Una pun cemberut, susah kalo udah kaya gini. Mama Irene tetep susah buat dibujuk.
"Ish! Mama! Siniiiiii!!!" Kesal Una. Mama Irene pun tetep kekeuh,
"Gamau wlee!" Mama Irene menjulurkan lidahnya tanda meledek Una.
"Mamaaa!!!!" Teriak Una. Dan sekarang yang tertawa Mama Irene, senang sekali bisa mengerjai anaknya itu.
~🌻🌼~
Yuhuu readers.
Seneng banget bisa apdet hehehe, soalnya aku tidak mau mengecewakan kelen🌺. Sebenernya konfliknya belom selesai hehe, masih ada konfliknyaaa!!! Tapi tenang konfliknya cuma beberapa part doang, abis itu end deh hihihihi🥳😁.Gitu dulu bestiew🌸💗
see you again in the next story, bye💗 ..
KAMU SEDANG MEMBACA
RAINBOW 🌈 || ft. 97line
Losowe"ihh, pengen bangett seblaknyaa mbaa inyongg!!"-una "Mabar yok jepp"-jeka "ayok! tapi yang kalah haruss beliin mekdi"-jeffry "Kalo ada yang macem-macem sama sahabat gue! gue bakal gorok loo pada sampe matii!! inget ituu!"-jihan "yunaa.. 😎😎, GANTEN...