🌻🌼Membicarakan Tentang 'Pertunangan'🌼🌻

44 7 0
                                    

(kalau ada kesalahan tolong untuk koreksi, makacih🍓).

Happy reading💗

.
.

~🌻🌼~


Sekarang, Jihan juga Jeffry sedang berada di McD. Mereka sedang membeli makanan untuk mereka makan bersama Una dan Jeka, ya mereka ingin bermain sebentar sampai sore. Dan sebenarnya, Jeffry juga ada tujuan yang ingin ia selesaikan. Ia ingin menembak Jihan karena memang ia benar-benar menyukai Jihan. Ah! Tidak! Tidak hanya menyukai, tetapi memang benar-benar mencintai.

Mereka sedang menunggu makanan mereka jadi, dan ini kesempatan Jeffry untuk menyatakan cintanya kepada Jihan. Sudah terlihat jelas Jeffry gugup sekali, bahkan Jihan sampai bingung kenapa Jeffry kelihatan gugup. Apakah ada mantan Jeffry? Ia menengok-nengok kearah depan, belakang, samping, atas, bawah tetapi ia sama sekali tidak menemui. Ia tahu kok mantan Jeffry yang mana saja.

"Lo kenapa sih Jep? Kok gugup banget, perasaan gua liat-liat gaada mantan elo sama sekali." Tanya Jihan bingung, sambil mengerutkan keningnya. Jeffry mendadak panik, ia sedang memikirkan bagaimana ia menjawab pertanyaan Jihan yang memang nyata.

"Emm, gue gapapa kok. Oh ya, ada yang mau gue omongin." Celetuk Jeffry yang memang sedang menahan gugup. Jihan semakin mengerutkan keningnya.

"Apa tuh?" Jihan penasaran sekali. Jeffry menghela nafas, menetralkan pikiran dan hatinya yang bercampur aduk, menenangkan hatinya yang sedang jedag-jedug.

"Em, gue suka sama Lo. Maugajadipacargue?" Ujar Jeffry dengan cepat sekali. Jihan melebarkan matanya, ia sangat tahu apa yang diomongi Jeffry. Ia tidak seperti orang-orang yang terkejut sampai bilang 'h-hah?' padahal mereka sama sekali tahu apa yang sedang dibicarakan.

"Gue ga salah dengerkan? Lo ... nembak gue?" Tanyanya yang masih terkejut. Jeffry yang sedang gugup karena takut tidak diterimapun, menjawab dengan cepat,

"I-iya, tapi kalo elo gasuka sama gue, gapapa. Bilang aja yang jujur, gue gabakal marah atau apapun itu. Tapi elo .. juga jangan jauhin gue setelah ini, gue cuma mau bicara apa yang ada di hati gue. Lo gapapa nolak gue, asal jangan jauhin gue." Ujarnya lirih diakhir kalimat. Jihan termenung, ia tak tahu harus buat apa. Tapi dia tidak mencinta atau menyukai Jeffry, terus ia harus bagaimana? Masa Jihan harus berbohong kalau ia suka dengan Jeffry? Tetapi, dia tidak tega untuk menolak Jeffry. Tapi ... itu jawaban yang tepat.

"Maaf, gue ... gaada rasa sama Lo. Gue anggap Lo sebagai sahabat, sebagai teman yang selalu ada buat Lo sama yang lain." Jujur Jihan sangat tidak menyangka akan berkata jujur, tapi itu jawaban yang tepat, tidak mungkin ia berbohong.

Jeffry yang mendengar itupun, hatinya terasa seperti ditusuk ribuat panah. Tetapi ia tidak boleh marah dengan Jihan, karena ia tahu Jihan berkata jujur. Ya, Jihan tidak menyukai dia, it's okay. Tapi ia akan terus berusaha untuk mendapatkan Jihan bagaimanapun caranya, walau pada akhirnya Jihan tetap tidak mencintai dia, dia akan terima. Dan juga ... pasrah, mungkin belum jodoh.

"It's okay, gapapa. Tapi gue bakal berusaha semaksimal mungkin buat elo cinta sama gue, kalo emang Lo tetep gasuka sama gue, gue ga berhak buat maksa Lo mencintai gue. Mungkin, emang belum jodoh." Jeffry berbicara lirih, tetapi masih bisa didengar oleh Jihan. Jihan tersenyum tipis, mungkin ia ada berhak untuk menolak itu, tetapi dia masih punya hati. Dan ... mungkin ini saatnya ia melupakan mantan terindahnya. Walau mantannya itu selalu menyakiti Jihan, Jihan sama sekali tidak benci dengan mantannya itu. Ia sangat mencintai mantan terindahnya, tapi sudah saatnya ia melupakan mantannya itu, dan menerima Jeffry untuk memperjuangkan dia.

"Gue terima perjuangan Lo, mungkin udah saatnya gue ngelupain seseorang yang buat gue sakit. Sampai gue ... hampir mati karena dia." Celetuk Jihan, menahan tangis. Jeffry yang mendengar itu, terenyuh. Ia pun ikut sakit hati mendengarnya, karena ia tahu betapa sakitnya Jihan saat itu.

RAINBOW 🌈 || ft. 97lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang