Merasa Nyaman

42 33 0
                                    

ℍ𝕒𝕡𝕡𝕪 ℝ𝕖𝕒𝕕𝕚𝕟𝕘!


Esoknya.

Mata Ery perlahan terbuka, mencoba merangsang cahaya yang masuk kedalam retina matanya. Gadis itu terbangun sebelum Taku dan mendapati wajah tampan itu dihadapannya. Posisi mereka belum berubah dari semalam, Taku masih memeluk Ery. Tak terasa bibir mungil Ery melebar, tangannya bergerak meraih pipi tegas Taku dan mengusap lembut pipinya.

"Terimakasih, Taku" Ucap Ery yang hampir tak terdengar karena serak khas baru bangun tidur.

"Aku merasa nyaman saat ini" Tambah Ery.

Tak lama Taku menumpukan tangannya dipunggung tangan Ery dan tersenyum.

"Aku juga merasa tenang saat kau merasa nyaman bersamaku" Balas Taku masih terpejam.

Ery langsung terperinjat seraya menarik tangannya. Gadis itu mendapati Taku membuka matanya dan menatap wajah cantik Ery yang pipinya sudah merona. Taku malah tertawa kecil. Gadis itu beranjak dari tempat tidur namun ia terjungkal kebelakang saat Taku menarik lengan gadis itu sehingga jatuh kedada bidang pria itu.

"Ada apa? Kenapa buru-buru sekali?" Bisik Taku kembali memeluk tubuh mungil Ery. Pria itu menenggelamkan wajahnya ketengkuk leher Ery. Wangi manis menyeruak masuk kelubang hidung pria itu.

"Taku..aku mau mandi" Ery mencoba melepaskan dirinya. Bukannya menurut, pria itu malah mengeratkan pelukannya pada pinggang ramping gadis itu.

"Aku ingin memelukmu" Ucap pria itu sedikit frontal membuat Ery semakin memerah.

"Taku..lepaska-eh!" Kagetnya saat Taku tiba-tiba membalikan tubuh Ery agar menghadap padanya. Pria itu bangkit dan mengungkung tubuh mhngil Ery. Ia menatap lekat manik indah itu. Kedua tangannya sudah menumpu disisi kepala Ery.

"Kau-mmmphh" Belum selesai bicara Taku malah menyumpal bibir ranum Ery dengan bibirnya. Spontan gadis itu membulatkan mata kaget.

Sedangkan Taku malah asik melumat bibir manis itu dengan menutup kedua matanya. Tak kunjung mendapat balasan Ery menggigit bibir gadis itu membuatnya terbuka. Taku tak menyia-nyiakan kesempatan ia langsung menerobos masuk dan mengabsen setiap inci rongga mulut Ery.

Ery melenguh sedikit membuat Taku semakin semangat dan beringas. Tangan kanannya tak tinggal diam, ia bergerak menyingkap kaus yang Ery kenakan dan memperlihatkan perut mulus Ery. Tangannya dengan lembut mengelus kulit mulus itu membuat lenguhan Ery kembali lolos.

"Mmphh" Ery memukul- mukul dada pria iti saat merasakan nafasnya habis. Spontan pria itu melepas lumatannya dan menatap Ery yang sudah meraup banyak oksigen.

"Sorry" Gumam Taku mengelap bibir basah Ery. Gadis itu langsung mendorong Taku agar menjauh dan segera berlalu pergi.

Sedangkan Taku hanya tersenyum melihat reaksi gadis itu.

"Manis" Gumamnya.

***

"Kau sudah baikan?" Tanya Delia yang baru keluar dari kamar mandi dan sudah mendapati Ery di dapur.

"Ya" Jawab singkat Ery menuangkan air kegelas dan meminumnya sampai tandas. Ia masih kaget dengan skandal yang baru saja terjadi pagi tadi.

"Ada apa? Kenapa kau cemas begitu?" Tanya Delia.

Ery menggeleng cepat " Tidak ada".

"Kalau begitu, cepatlah mandi! Aku akan pergi kepameran. Kau mau ikut?" Tawar Delia.

"Pameran?" Ulang Ery.

Delia hanya mengangguk untuk mengiyakan.

"Aku akan ikut" Jawab Ery yang langsung berlari kekamar mandi.

***

"Dimana Ery?" Tanya Taku melihat seisi ruangan.

"Ery pergi bersama Delia" Jawab Arga yang fokus pada gadgetnya.

"Apa? Kemana?" Khawatir Taku.

"Tenanglah! Dia akan baik-baik saja bersama singa buas itu" Canda Arga menenangkan.

"Lagipula Ery bukanlan gadis lemah" Papar Arga meletakan hpnya ke meja. Lalu disusul oleh Taku yang mendudukan dirinya di samping Arga.

"Aku salah telah mengajarinya kekerasan" Papar Taku merasa bersalah.

"Lalu? Apa yang akan kau lakukan?" Tanya Arga.

"Entahlah, banyak sekali kebencian yang keluar dari hatinya saat ini" Jawab Taku menatap kedua tangannya yang ia mainkan. Arga hanya diam menatap wajah Taku lamat-lamat. Kasihan,bitu yang Arga rasakan. Siapa sangka ketua dari komunitas ini bisa selemah ini.

"Eh,,bagaimana gadis malang kemarin?" Alih Arga.

"Dia sedang tidur. Aku menyiksanya kemarin, hari ini biarkan dia memulihkan luka-lukanya"papar Taku meraih remote dan menyalakan tv yang terpampang lebar di ruang tengah.

"Itu bagus, lalu kapan kita akan menyiksa pria bajingan itu? Dia benar-benar membuat kita susah" Papar Arga kesal.

Sekejap Taku terdiam memikirkan semua yang telah Ery katakan kemarin. Ia tak bisa menghabisi Rega begitu saja. Rega harus bertanggung jawab dan mengembalikan seluruh cinta Ery yang telah terkubur kebencian.

"Apa yang kau pikirkan, Taku?" Tanya Arga santai.

"Kemarin aku mengintrogasi, Sena"ucap Taku.

Mendengarnya Arga langsung memosisikan duduknya untuk menyimak Taku.

"Apa yang kau dapat?" Tanya Arga penasaran. Tanpa basa-basi Taku langsung menceritakan panjang lebar dari semua hasil introgasinya terhadap Sena.

"Hm, pantas saja Ery sangat ingin menghabisi Rega dengan tanyannya sendiri" Papar Arga memberi kesimpulan.

Tbc.
Galfi-Chan
Tasikmalaya || Revisi || 25 Juli 2024

Info :
Ig : cerita.kita2024_
Tiktok : cerita.kita2024

EYES COMUNITY [ END-REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang