First Snow

40 28 0
                                    

ℍ𝕒𝕡𝕡𝕪 ℝ𝕖𝕒𝕕𝕚𝕟𝕘!

Sudah 3 hari ini Sena belum juga memberi kabar tentang Rega kepada Ery. Begitupun Taku, ia belum pergi memeriksa keadaan Sena, ia tak khawatir Sena kabur karena ruangan itu terkunci rapat. Itu yang membuat Ery aman saat ini. Salju pertama mulai turun di Tokyo, menyaksikannya Ery sangat bahagia. Taku mengajak Ery dan yang lain untuk bersenang-senang ketaman dan menikmati kedinginan salju.

"Kau tau? Sejak kecil aku selalu menikmati salju pertama bersama ayah" Papar Ery sedikit termenung. Ia sangat sedih, setelah kehilangam ayahnya ia tak bisa menikmati salju pertama bahkan dengan keluarga saja tak pernah. Tak terasa, air mata Ery mulai keluar dari sudut matanya. Tapi itu terhenti setelah tangan Taku meraih pipi indah Ery dan menyeka air matanya.

"Ayolah, jangan bersedih. Aku bersamamu" Ucap Taku menenangkan. Lalu Taku meraih bibir mungil Ery dan melebarkannya.

"Tersenyumlah!" Pinta Taku ikut tersenyum. Lalu Ery tersenyum manis saat itu juga.

"Jika seperti ini kau terlihat sangat manis" Puji Taku mengusak puncak kepala Ery.

"Dasar pria gombal" Ucap Ery mengelak tangan Taku. Lalu Ery berlari menjauh dari Taku dan melempar wajah Taku dengan segumpal Salju. Sontak Taku kaget,ia tak terima dan mengejar balik Ery. Mereka sangat bersenang-senang saat itu.

BRUK...

Tanpa sadar Ery menabrak seseorang, dan terjatuh. Ery sedikit mendonga memastikan siapa yang ia tabrak. Ery langsung bangkit.

"Sena?" Kaget Ery.

"Maaf aku terlambat" Mohon Sena berusaha menutupi wajahnya dengan kain yang ia sengaja kerudungkan agar tak ada yang mengenalinya.

"Menghabisi Rega bukanlah hal yang mudah" Tambah Sena yang langsung pada inti.

***

"Huh! Salju ini sangat dingin" Keluh Arga memeluk dirinya sendiri. Tapi itu terhenti setelah Delia melempar segumpal salju pada wajah Arga dan menertawakan ekspresi yang langsung Arga keluarkan. Konyol.

"Dasar payah!" Ejek Delia.

"Salju memanglah dingin" Tambah Delia memperjelas. Medengarnya, tentu saja Arga tak terima. Ia langsung mengejar Delia.

"Awas kau!" Ancam Arga, sambil memgejar dan melempari Delia dengan salju.

BRUK...

Delia tersandung dan terjatuh karena keasikan berlari. Sontak Arga berhenti berlari dan menertawakan Delia. Tapi Delia hanya meringis kesakitan sambil memegangi kakinya.

"Sshh,,"desis Delia.

Arga yang memang tak tega langsung berlari menghampiri Delia yang tengah terduduk kesakitan.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Arga setelah sampai dihadapan Delia.

"Apa ini sakit?" Tanya Arga meraih kaki Delia yang terlihat membengkak. Tapu Delia malah menatap kesal pada pria dihadapannya.

"Ini sangatlah sakit,," Ucap Delia kesal.

"Kau kira aku kenapa?" Tanya Delia. Arga langsung diam dan menggaruk kepalanya yang tak gatal. Begitulah, menurut Arga wanita itu sangatlah merepotkan. Semua bisa aja benar ditangan wanita.

"Baikalah,,maafkan aku" Pasrah Arga. Lalu Arga berputar dan membelakangi Delia.

"Dasar tidak sopan" Celetuk Delia.

"Aku ini sedang bicara, kenapa kau malah membelakangiku?" Tanya Delia kesal.

"Diamlah!" Pinta Arga, sontak Delia terperinjat kaget.

"Kau mau aku gendong atau jalan sendiri? Kakimu sakit bukan?" Tanya Arga menawari. Disana Delia langsung terbungkam, ia malu. Baru saja ia memarahi Arga, ia salah faham pada Arga.

"Hey singa!" Panggil Arga.

"Ada apa? Mau tidak?" Tanya Arga.

"Hah? Tidak,," Tolak Delia.

"Aku bisa sendiri" Tambahnya.

Arga lalu terdiam menatap lamat-lamat wanita yang ada dihadapannya dan menarik nafas berat lalu berdiri dari jongkoknya.

"Baiklah" Celetuk Arga.

"Aku akan pergi" Pamit Arga yang langsung meninggalkan Delia dalam duduknya.

"Menyebalkan!" Gumam Delia kesal.
Lalu Delia berusaha berdiri, Delia yakin ia pasti bisa tanpa harus dengan pertolongan Arga.

"Akhirnya,," Ucap Delia setelah berhasil berdiri. Tapi itu semua sia-sia. Saat melangkah Delia malah sempoyongan dan hampir terjatuh tapi untungnya Arga masih berada dibelalang Delia. Ia segera menangkap Delia dan memangkunya. Delia terperinjat dan langsung mendapati mata elang Arga. Tatapan mereka bertemu,dan itu membuat jantung keduanya berdegup kencang. Taoi itu berakhir setelah sebutir salju turun tepat dihidung Delia.

"Arga?" Kaget Delia.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Delia panik.

"Apa? Aku? Aku sedang memangkumu" Jawab Arga gugup.

"Tidak! Turunkan aku!" Pinta Delia tak terima. Delia langsung berontak, tapi Arga melah mendekap Delia dengan sangat erat,sehingga Delia sulit untuk bergerak. Lalu Arga pergi dan mendudukan Delia di kursi taman.

"Sudah, diamlah!" Pinta Arga yang langsung jongkok dan meraih kaki Delia yang membengkak.

"Sebenarnya, bagaimana caramu tersandung. Sehingga kakimu bengkak seperti ini?" Tanya Arga melihat kaki Delia.

"Sshh,,diamlah!" Pinta Delia kesakitan.
Lalu Arga segera membenarkan kaki Delia. Delia sempat merengek kesakitan,tapi Arga memintanya tenang. Dan Delia pun terdiam menatap wajah tampan Arga.

Tbc.
Galfi-Chan
Tasikmalaya || Revisi || 27 Juli 2024

Info :
Ig : cerita.kita2024_
Tiktok : cerita.kita2024

EYES COMUNITY [ END-REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang