Darling?

35 29 1
                                    

HAPPY READING

Pagi ini para singa masih di hotel mereka. Karena badai salju yang sangat besar menahan Taku untuk melanjutkan pemburuannya terhadap Rega.

"Ini adalah misi terlama yang aku jalankan" Gerutu Taku menatap indahnya kota Tokyo dari balkon hotel. Namun atensinnya teralihkan kala mendengar suara Ery yang tengah bernyanyi.

"Ery! Diamlah, suaramu begitu jelek" Ejek Taku menutup telinganya. Membuat Ery membulatkan matanya tak terima. Melihatnya Taku langsung tertawa kelucuan.

"Menebalkan! Awas kau!" Ancam Ery yang lamgsung mengejar pria itu dean menghentikan kegaintan menyisirnya. Ery tak henti mengejar Taku di seisi hotel, ditengah-tengah Taku terjatuh dan membuatnya tersungkur kelantai. Melihatnya Ery langsung tertawa kelucuan sampai matanya mengeluarkan air mata. Tentu saja Taku tak terima dan mengejar balik Ery, karena banyak tertawa tubuh Ery sampai terasa lemas dan susah untuk berlari cepat.

"Awas kau!" Ancam Taku.

"Kejar saja aku jika kau bisa" Papar Ery angkuh tanpa menghetikan tawanya.

Tapi Ery terlalu pelan sampai akhirnya Taku dapat meraih lengan Ery, pria itu langsung menggelitiki Ery sampai gadis itu tergelincir. Tapi dengan cepat Taku menarik Ery sebelum jatuh.

DEK

Wajah Ery menabrak dada gagah milik Taku kemudian mendonga pelan dan mendapati manik elang milik Taku. Entah kenapa rasanya Ery tak ingin lepas dari mata Taku sesaat saja. Sedangkan Taku, ia hanya melihat kemarahan di mata Ery. Taku benci melihatnya, ia hanya ingin melihat rasa cinta dimata gadis itu. Tapi itu sulit, Taku tak bisa dengan mudah menanam cinta pada benak Ery.

"Khem!"

Dehaman itu berhasil membuat Ery dan Taku melepas pelukan mereka lalu menoleh pada sumber suara.

"Pakailah sweater jika kalian ingin menghangatkan tubuh" Ucap Delia meniup asap yang keluar dari teh panasnya. Mendengarnya wajah Ery langsung memerah padam.

"A-apa? Kami tak berpelukan? Kami hanya bermain" jelas Taku gelagapan.

"Apa? Yang benar saja? Delia, tolong aku!" Pinta Ery yang langsung berlari kebelakang Delia.

"Dia yang ingin memeluku" Adu Ery yang  membuat Delia membulatkan matanya. Disana Taku langsung pucat.

"Menyebalkan!" Gumam Taku.

"Awas kau" Ancam Taku.

"Lihatlah Delia!" Pinta Ery memanas-manasi. Mendengarnya Delia berjalan menghampiri Taku dan menarik telinga pria itu dengan kuat.

"Beraninya kau!" Ucap Delia marah.

Taku langsung terpekik kesakitan berusaha melepaskan dirinya dari jeweran Delia.

"Delia hentikan! Ini sakitt!"

***

Hari ini Taku dan yang lain sedang menyiapkan perjalanan bawah tanah. Karena badai salju belum juga berhenti. Kemarin malam mereka melihat berita tentang Peneroran Bank Tokyo terbesar. Dengan bukti baja bulan berukiran huruf 'R'. Sudah pasti itu milik Rega Barack. Kini mereka sedang menuju Bank Tokyo karena selain disana Rega tak bisa menyempurnakan misinya.

"Baiklah! Hari ini aku akan membiarkan Ery melakukan semuanya" Batin Taku.


"Taku, bagaimana jika terlambat?" Khawatir Arga.

"Tidak akan" Elak Taku fokus menyetir.

Setelah hampir 20 menit akhirnya mereka sampai dam membobol lantai bank. Namun mereka terlambat. Rega sudah kabur dengan meninggalkan banya berukiran 'R' yang menempel di dinding.

"Sial!" Umpat Ery.

"Kita terlambat" Ucapnya.


Setelah itu mereka pulang dan menunggu hari esok dengan rencana yang sudah matang. Taku memggunakan Ery sebagai umpan.

"Baiklah sekarang kita akan berangkat lebih  awal" Ucao Taku.

"Ya" Jawab Ery memainkan pistol di tangannya. Mereka kembali ke Bank. Lalu Ery pergi ke brangkas uang dan menunggu Rega disana.

"Hai!" Sapa Ery ketika melihat Rega dan Sena datang. Keduanya sedikit terhentak atas keberadaan Ery disana. Tapi Rega malah tersenyum jahat.

"Rega, aku ingin kembali bersamamu" Ucap Ery tiba-tiba. Mendengarnya Rega langsung membulatkan matanya tak percaya. Ery tak mungkin seperti ini.

"Sayang, jangan dengarkan dia!" Ucap Sena merayu Rega. Pria itu menoleh pada wanita disampingnya dan tersenyum tipis. Tangannya naik merangkul Sena.

"Aku tau itu sayang" Ucap Rega menatap menang pada Ery.

"Sayang?" Gumam Ery tak percaya.


"Benar! Sekarang Sena adalah kekasihku" Timpal Rega yang mendengar gumaman Ery. Ery terdiam menguatkan hatinya.

"Lalu?" Tanya Ery sesantai mungkin.

"Menyebalkan!" Guman Sena karena Ery sama sekali tak terpancing.


Tbc.
Galfi-Chan
Revisi || Tasikmalaya || 07 Agustus 2024

      

EYES COMUNITY [ END-REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang