Kebenaran Ery

38 30 0
                                    

ℍ𝕒𝕡𝕡𝕪 ℝ𝕖𝕒𝕕𝕚𝕟𝕘!

Setelah seharian melepas peluh dipameran, Ery dan Delia langsung pulang dan mengistirahatkan tubuh mereka. Saat ini Ery tengah membaringkan tubuhnya disofa sambil mengipasi tubuhnya yang terasa panas.

"Ery!"


Merasa terpanggil gadis itu langsung menoleh kesegala arah sampai menemukan sumber suara. Kedua manik indahnya menemukan sosok tampan berdiri diambang pintu. Ery langsung bangkit mendudukan dirinya.

"Taku? Ada apa?" Tanyanya.

Pria itu langsung masuk dan duduk disebelah Ery"Ada hal yang ingin aku tanyakan"

"Apa?"

Taku menatap gadis disampingnya sesaat, entahlah sepertinya ada yang mengganjal dihati Taku"Em...apa liburanmu menyenangkan?" Tanya Taku seolah basa-basi.

"Benar! Itu sangat menyenangkan!!" Seru Ery.

Lalu Ery menceritakan seluruh yang ia alami di pameran tadi. Taku menanggapinya seakan Ery adalah anak kecil yang tengah menceritakan kisah bonekanya. Bahkan gadis itu sudah berada dalam rangkulannya.

"Bagaimana dengan Rega?"

Degh!


Apa itu? Pertanyaan Taku berhasil mengikis perasaan Ery. Bagaimana Taku bisa bertanya hal itu? Kepala Ery masih berputar mengenai pertanyaan Taku.

"Aku—"

"Aku sudah tau, Ery" Potong Taku. Sontak Ery terperinjat melepas rangkulan Taku dan sedikit menjauh.

"Apa maksudmu?" Ery berusaha mengelak pembicaraan Taku.

"Kau tak perlu berpura-pura"jawab Taku.


"Seharuanya kau bercerita sebelumnya. Jika kau terus seperti ini, bagaimana jika kau terluka?" tanya Taku kesal.

Gadis itu terdiam memalingkan pandangannya dari pria di hadapannya. Ia berfikir, jika dengan hal itu Taku tidak akan terepotkan olehnya. Ia ingin menjadi seorang yang kuat dan tak akan merepotkan orang lain.

Entahlah...membahas soal Rega dada Ery terasa sangat sesak. Bulir bening sudang menggenang diklelopak matanya dan siap untuk meluncur.


"Aku yakin bahwa kau masih menyayanginya" Celetuk Taku yang sebenarnya tak suka mengatakan itu.

"Tidak!" Tukas Ery cepat.

"Aku benar, Ery" Balas Taku.

"Tidak!" Kali ini Ery berteriak dengan isakan kecil yang mulai keluar.

"Kau salah!" Tambah Ery terisak.

"Aku tak akan pernah percaya akan hal cinta" Papar Ery dengan kemarahannya.

EYES COMUNITY [ END-REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang