Chapter 68 : Rencana Penyerangan

12 7 0
                                    

Rangga yang merasa di permalukan di depan ketua yang lain sekarang melampiaskan kekesalannya pada anak buah nya sendiri.

Dia dengan brutal dan tanpa ampun sambil mengoceh tak jelas dan berhenti saat mengingat kata Zulian yang bilang jika dia akan bertarung tiga hari lagi.

"Kekekekek, ehehehe." Rangga cekikikan.

Tangan kanan Rangga yang baru di kenal kan sekarang bernama Sehan Lee dia blasteran Korea Indonesia.

Datang mengabarkan pendapatan nya dari pemalakan para gengster dan juga bisnis yang dia kelola di Red Eclipse.

"Sekarang pendapatan kita sedikit menurun karena kau terlalu fokus pada anak itu bos." ujar Sehan.

"Hei, santai saja setelah dia gue habisi kita akan perluas jaringan bisnis dan wilayah kita Sehan." balas Rangga angkuh.

Rangga lantas membersihkan tangan nya dan menyerahkan cecunguk pada tangan kiri nya Bomb alias Dimas Angkara.

Julukan nya di kenal oleh siswa SMA Gagak Hitam sebagai Bomb karena bogem mentah nya yang di sama-sama kan dengan bom.

Dia tidak banyak omong karena seperti algojo kebanyakan dan dia memang di memiliki jabatan itu selain menjadi tangan kiri Rangga.

"Haah, gak sabar nih gue nunggu hihihihi." gumam Rangga.

Zulian sedang bermain dengan Ayana  di temani dengan Yuna dan Yuji.

Yuna memperhatikan pacar nya yang seakan tidak ada beban di hidupnya saat bersama Ayana.

Senyum tulus dan tatapan lembut nya hanya terlihat saat dia bersama adik kecil nya itu.

"Ahahaha Ayana ketawa, mau abang gelitik lagi ya?!"

Melihat tawa Ayana mereka bertiga meleleh seketika tak lupa wajah tertawa nya di abadikan oleh Yuji.

"Udah dulu ya main nya Ayana mau Mimi dulu." bunda Mina datang.

Yuji lantas memberikan anak nya pada Mina lalu Zulian bergegas keluar rumah dengan menggandeng tangan Yuna.

Di taman Zulian memperhatikan langit dan sekarang Yuna melihat dirinya yang sedang berpikir tapi entah apa yang dia pikirkan.

Fokus Zulian pecah ketika Yuna menggenggam tangan nya dan menatap nya serius.

"Hei, kamu kenapa?"

"Enggak papa kok Yuna."

Yuna yang masih penasaran mendesak Zulian hingga dia mau mengungkapkan apa yang ada di dalam pikiran nya.

Zulian memberitahu jika saja Zulian menjadi orang yang berbeda benar-benar bukan dirinya lagi, ada dua orang yang bisa mengembalikan dirinya seperti dulu lagi.

Ujar nya begitu lalu mereka berdua pamit dan kembali ke sekolah karena Irham mengabari jika ada pemberitahuan.

Sampai di sana mereka berdua melihat beberapa siswa sekolah yang menjadi sekutu mereka dan Zulian sudah menduga jika ini berkaitan dengan penyerangan SMA Gagak Hitam.

"Hei Zulian di sini." sapa Giran.

Di salah satu kelas mereka yang sudah berkumpul lalu berdiskusi begitu Zulian bergabung dengan mereka.

Di buka dengan Santo yang memberitahu kisah dari SMA Gagak Hitam yang sangat dramatis pembawaan nya.

"Mereka sangat brutal nan sadis, Rangga sang top dog di sana memiliki reputasi yang terkenal di kalangan berandalan." ujar nya bersemangat.

Mereka yang sudah tahu hanya menatap nya dengan ekspresi datar lalu Santo yang malu sendiri mengakhiri kisah nya.

Irham mengambil alih rapat dan menunjukkan strategi penyerangan mereka yang di tujukan langsung ke SMA Gagak Hitam.

"Di sini kita bisa mendesak nya dari dua arah." Irham menunjuk layar proyektor.

Zulian yang bersandar di tembok beranjak dan mematikan layar proyektor dan memberitahu jika dia sudah terlebih dahulu mengatur pertempuran nya.

"Gua dah bicara sama dia kalo kita bakal ribut di alun-alun kota Gagak Hitam saat malam hari."

"Karena tempat itu sangat luas dan itu menjadi daerah kekuasaan lima aliansi gengster yang pernah mengacaukan daerah kita jadi gua mau daerah inti mereka hancur bersama SMA Gagak Hitam."

Zulian kemudian menunjukkan penampakan alun-alun kota Gagak Hitam yang waktu itu sempat dia mata-matai.

Mereka lantas setuju dengan ide Zulian dan itu sebagai penebusan Zulian yang waktu itu tidak ada untuk membantu yang lain di saat kekacauan terjadi.

Dan sekarang teror Iblis merah jilid dua akan segera menghantui daerah Gagak Hitam.

WEAK SCHOOL II (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang