Bos Tora

6 2 0
                                    

Aku baru saja mendudukkan diriku di kursi kerja kantor, Bosku sudah berkacak pinggang sambil melihatku dengan tatapan smirk. Aku sudah siap dengan omelannya yang sepanjang tol Jakarta-Surabaya itu. Aku menunduk menarik nafas pelan dan menyiapkan telingaku untuk mendengar omelannya.

"Rinjani, kamu terlambat 7 menit", hey tunggu! Apa ini Bosku. Dimana suara lantang 100 desibel itu..kenapa ia tiba-tiba menjadi lembut. Padahal ini keterlambatanku yang ke-3 Kali. Saat terlambat pertama kalii  10 menit, aku sudah mendapat omelan sepanjang tol Jakarta Yogyakarta. Terlambatku yang kedua hanya 3 menit saja tapi ia mengomeliku sepanjang tol transjawa. Aku berjanji tidak akan terlambat lagii.. tapi tidak bisaa yeah selain karena faktor macet faktor utamanya adalah Dua mahluk kesayanganku itu yang selalu menggangguku pagi-pagi buta.

"Rinjani apa revisi yang kemarin sudah kamu ubah?"

"Sudah Bos", aku membuka notebook ku dan menunjukkan hasil kerjaku.

"Thanks yaa", ooo sekarang ia berterimakasih?. Ini adalah ucapan Terimakasihnya yang pertama Kali setelah 4 tahun aku bekerjasama dengannya. Sumpah,,Bosku sedang kesumbat Jin baik.

Disela-sela ia memeriksa revisian, "hey, are u oke, bos?"

"Sure, Je. I'm good", ia menjawab dengan ekspresi heran.

"But I think you're not same, kayak setiap harinya"

Oiya ngomong-ngomong aku dengan Bosku ini berteman dekat kami satu kampus di Australia. Jadi caraku ngomongpun santai dan tidak kaku seperti bos dan bawahan pada umumnya. Tempatku bekerja saat ini adalah perusahaan milik orang tuanya Tora. Jadi setelah lulus aku langsung ditawari oleh Tora buat join di usaha orang tuanya. Gajinya lumayan menggiurkan untuk fresh graduate saat itu jadi tanpa ba bi bu aku terima langsung. Sebenarnya diluar kantor dan jam kerja aku tidak memanggilnya bos dan Tora juga nggak mau dipanggil bos. Tapi kataku buat formalitas ajaa. Kami sama-sama punya darah Medan, kalian pasti tahu bagaimana persatuannya orang Medan bukan. "Semua kita adalah keluarga", begitulah kira-kira yang sering kudengar dari anak rantauan Medan.

Tora orangnya asik, baik banget dan nggak pelit. Secara Fisik dia okelah tapiii hmm kadang-kadang suka meletoy gituu kalau tiba-tiba ketemu cowok ganteng. Ia sangat privasi dalam hal percintaan. Kalau kami tanya tentang pacar entah kenapa ia jadi keringat dingin. Hahaha..Tora.. Tora.

"Gua lagi puasa, Je", ia tiba-tiba membisikiku

"O my God, pantesan lu lemes banget, tumben lu puasa"

"Yeee, gua rajin loh puasa pas Ramadhan, puasa gua nggak bolong. Lu mana tauu, lu kan beda..", ia sedikit menyolot. Aku cuma terkekeh

"Gua lagi puasa Nazar. Lu tahu kan?"

Aku menggeleng

"Jadi gua tuh pernah buat janji kalo nanti gua jatuh cinta sama seseorang, gua pengen puasa. Sebenarnya sih dulu gua nggak serius serius amat ngomong itu. Tapi gua..gua..agak ngerii sih kalo nanti gua gimana-gimana dapat azab gara-gara nggak nepatin janji..ih serem juga. amit amiiit"

"Serius lu lagi jatuh cinta?!", aku kaget

"Iiih udah udah...kerja..kerja..", ia mengalihkan pembicaraan.

"Serius lu?"

"Udah ih..oiya nanti LU temenin gua observasi ke tempat klien. Kid's Store yang di Kemang. Katanya ada demand gede buat persiapan ultah-ultah gituu. Mereka butuh stock jadi nanti kita bakalan check apa2 aja yang bakalan mereka butuhin"

"Jam berapa nih?"

"Nanti lu ikut Mobil gua", ia menyerahkan notebook ku kemudian berbalik badan Dan masuk ke ruangannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 9 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RINJANITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang